Menjelang saya masuk ke peron pukul 14.45 saya mengucapkan terima kasih kepada petugas porlep yang telah rela membawakan koper saya.Saya juga tanpa dimintanya memberikan uang tip.
Jawabannya mengejutkan saya ' Terima kasih niat Bapak untuk ngasi tip. Tapi saya tidak bisa menerima uang tip Bapak karena itu dilarang. Jasa yang kami berikan cuma cuma Pak ", katanya.
Wah alangkah bagusnya pelayanan ini gumam saya dalam hati.Ini benar benar pelayanan prima yang sering saya baca di buku buku. Pukul 14.50 tepat Kereta bergerak menuju stasiun Sudirman Baru dan tiba disana 40 menit kemudian. Dengan membayar Rp.35.000 dan dengan waktu tempuh dari Bandara Soetta saya sudah tiba di jantung Jakarta ,Jalan Sudirman.
Kalau saya menggunakan bus atau taksi mungkin satu setengah jam saya belum sampai ke stasiun ini.
O ya saya lupa memberitahu ketika di Soetta saya sudah tanya tarif taksi ke Cikini dan mereka menyebut angka pada kisaran Rp.250.000-, Karenanya saya agak terkejut juga ketika didalam gerbong kereta api yang saya naiki hanya ada sekitar 10 kursi yang berisi sementara yang lainnya kosong.Saya hitung di gerbong itu ada sekitar 40 buah kursi.
Saya berpikir mengapa ya , lebih banyak kursi kosong sedang tarif angkutannya relatif murah dan waktu tempuhnya cukup singkat.
Sesudah menempuh waktu 45 menit saya tiba di Stasiun Sudirman Baru. Kemudian lanjut lagi naik taksi ke Cikini dengan tarif Rp.25.000. Dengan demikian pada hari ini saya cukup membayar Rp. 35.000+Rp.25.000= Rp.60.000-,
Andainya saya naik taksi ,uang yang saya keluarkan Rp.250.000 ditambah waktu tempuh yang butuh waktu dua jam.
Ayo kita beralih ke kendaraan massal .
Salam Kompasiana!
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI