Banyak kalangan yang bertanya apa gerangan yang terjadi ketika akhir-akhir ini hubungan Demokrat-Jokowi itu seperti dingin-dingin saja.
Di antara pertanyaan yang muncul itu antara lain menduga bahwa Demokrat masih mencoba menjajagi membentuk koalisi untuk Pilpres bersama PKB dan PAN. Di tengah-tengah anggapan yang demikian muncullah berita dari Solo yang menggembirakan bagi kelompok yang menginginkan bergabungnya Demokrat dengan Jokowi.
Kompas.com (9/4/2018) memberitakan pada Senin, 9 April malam AHY bertemu dengan Gibran Rakabuning Raka, putra sulung Jokowi. Pertemuan tersebut berlangsung di gerai martabak Markobar Transmart Pabelan, Kota Solo, Jawa Tengah.
Ketika didesak kecocokan AHY mendampingi Jokowi maju dalam Pilpres 2019, Gibran mempersilakan menanyakan hal itu kepada Presiden Jokowi.
Bagaimana saya mencermati pernyataan Gibran itu?
Dalam pandangan saya pertemuan AHY dan Gibran itu bukanlah pertemuan yang kebetulan tetapi sesuatu yang telah dipersiapkan sebelumnya. Bahasa kerennya by design. Memang AHY yang berkunjung ke gerai martabak Markobar milik Gibran itu. Tetapi kehadiran putra sulung Jokowi itu pada saat yang bersamaan dengan kedatangan AHY adalah sesuatu yang berdasarkan kesepakatan atau memang janjian untuk ketemu.
Oleh karena pertemuan itu by design, Gibran juga tahu akan ada awak media yang akan hadir dan juga kakak Kahiyang Ayu itu sadar betul terhadap semua yang diucapkannya akan diberitakan oleh media.
Muncul pertanyaan apakah Gibran konsultasi dengan Jokowi sebelum ia menyebut AHY cocok sebagai cawapresnya Jokowi.
Seperti yang tertangkap dari pemberitaan media, hubungan Jokowi dengan Gibran kelihatan cukup akrab. Karenanya sebelum pertemuannya dengan AHY, kuat dugaan putra sulung Jokowi itu terlebih dahulu sudah minta saran Jokowi.
Jadi diperkirakan sekurang-kurangnya Jokowi mengetahui hal itu akan diungkapkan putra sulungnya itu. Mengapa Gibran perlu mengungkapkan "dukungan"-nya kepada AHY?
Sekarang ini muncul spekulasi politik bahwa mantan Panglima TNI ,Jenderal ( Purn) Gatot Nurmantyo akan menjadi penantang Jokowi pada Pilpres nanti.Spekulasi politik itu juga menyebut kemungkinan besar Prabowo tidak akan maju dan partainya akan mengusung Gatot Nurmantyo pada Pilpres .
Apabila memang benar Gatot akan maju maka Jokowi harus benar benar lebih matang menentukan cawapresnya. Jokowi butuh sosok yang akan menjadi pendampingnya itu harus benar-benar dapat meningkatkan tingkat keterpilihannya.