Kalau disimak ,memang benarlah yang dinyatakan Jokowi ,bahwa pemimpin itu harus memberi optimisme kepada rakyat dan bukan menebarkan pesimisme. Salah satu fungsi pemimpin adalah memberi Spirit atau semangat kepada yang dipimpinnya.
Andainya ada satu grup pendaki gunung dan kemudian pimpinan grup itu menyatakan ,medan yang akan kita lalui sangat berat dan saya ragu apakah kita akan dapat melewatinya .Mendengar perkataan yang demikian dapat dipastikan semangat tim akan menurun dan kemungkinan besar grup itu tidak akan berhasil mendaki gunung itu.
Selanjutnya layak juga muncul pertanyaan mengapa Jokowi sekarang ini lebih terbuka membalas serangan atau kritikan yang ditujukan kepadanya?,
Mungkin lama kelamaan Jokowi merasakan kalau ia terus diam dan tidak bereaksi terhadap kritik yang ditujukan kepadanya bisa saja publik menganggap kritikan yang disampaikan itu mengandung kebenaran.Tetapi dengan membalas kritikan maka masyarakat punya bahan untuk menilai kritik yang dilontarkan.
Kemungkinan berikutnya ,Jokowi mulai gerah dengan berbagai kritikan yang disampaikan apalagi kritik tersebut tidak proporsional sehingga ia merasa perlu langsung menjelaskannya.
Ketika menulis artikel ini sekitar pukul 18.45 WIB saya menonton TV dan terlihat Jokowi dengan berapi api berpidato menjelaskan agar pemimpin itu optimis dan jangan pesimis. Jokowi tentu juga merasakan bahwa serangan terhadapnya juga semakin gencar antara lain melalui Medsos yang dikenal dengan hastag # Ganti Presiden 2019.
Dengan asumsi asumsi yang demikianlah kemungkinan mengapa belakangan ini Jokowi semakin keras membalas kritikan yang ditujukan kepadanya.
Salam Demokrasi!