Mohon tunggu...
Afifuddin lubis
Afifuddin lubis Mohon Tunggu... Pensiunan PNS -

Selalulah belajar dari siapapun

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Walaupun Kalah Pilgub DKI, Sekarang AHY Mulai "Menuai" Hasil

3 Desember 2017   22:08 Diperbarui: 3 Desember 2017   22:42 1779
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kalau dicermati sepintas lalu alangkah ruginya Agus Harimurthi Yudhoyono ikut dalam Pilgub DKI yang lalu. Putra sulung SBY yang punya karir cemerlang di militer itu terpaksa menghentikan langkahnya karena ia dengan Silvyana Murni ikut bertarung pada kontestasi demokrasi itu.
Sesuai dengan ketentuan yang berlaku ia harus berhenti dari militer kalau ikut bertarung pada Pilgub.

Dengan demikian karir cemerlang yang telah dilaluinya hanya akan menjadi catatan sejarah. Anugrah Adhy Makayasa ,sebagai lulusan terbaik Akmil yang diterimanya tahun 2000 hanya menjadi bahagian cerita tentang kehebatan dirinya. Ikut Sesko di Amerika Serikat ,hanya akan menjadi indikator bahwa ia memang punya bakat intelektual untuk memimpin TNI dimasa yang akan datang. Banyak orang meramalkan pria  kelahiran Agustus 1978 itulah yang akan menjadi pimpinan TNI dimasa mendatang.

Tetapi demi maju pada pilgub ,semua impian itu harus disingkirkannya karena dengan pangkat Mayor dengan masa tugas enam belas tahun ia harus meninggalkan TNI ,alma mater yang dibanggakannya . Kita masih ingat betapa AHY juga menitikkan air mata ketika ia menyampaikan " pidato " perpisahan dengan TNI yang telah membinanya mulai dari bukit Tidar Magelang sejak 1997.

Ketika AHY harus mundur dari TNI banyak pihak yang juga menyalahkan SBY karena seolah olah dengan target  politik tertentu ,presiden dua priode ini menjadikan putra sulungnya sebagai alat untuk memenuhi ambisi politiknya. Dan semacam " duka cerita" masih berlanjut lagi ketika ternyata pada pilgub DKI putaran pertama ia kalah dan berada pada posisi ke 3 dengan raupan suara sekitar 18,1 persen.Dengan posisi yang demikian maka tertutuplah pintu buat AHY-Sylviana maju ke putaran berikutnya.

Tetapi begitu  beberapa lembaga survei merilis hitung cepat yang menyatakan AHY -Sylviana pada posisi ketiga ,dengan sigap AHY menunjukkan kematangan pribadinya. Melalui konferensi pers ia mengakui kekalahannya dan mengucapkan selamat kepada kedua pasangan yang keluar sebagai pemenang. Tidak hanya melalui konferensi pers ,tetapi AHY juga menghubungi Ahok dan Anies Baswedan melalui telepon sekaligus memberi ucapan selamat untuk kemenangan kedua " rival" nya itu.

Tindakan putra sulung SBY tersebut direspon secara positif oleh publik dan berbagai pujian pun mengalir kepadanya. Kematangan pribadinya selama dibesarkan dilingkungan TNI semakin terlihat karena dengan kekalahan yang dialaminya ,pria tamatan Akmil tahun 2000 itu tidak menjadi berpangku tangan " menangisi " nasib yang dialaminya.

Ia langsung bergerak mendatangi banyak kelompok masyarakat dan mengajak generasi mudah agar tidak cepat menyerah dan harus mampu move on dari kekalahan. AHY menjadi motivator ,memberitahu anak anak muda negeri ini agar jangan cepat menyerah.
Kakak Ibas ini sepertinya mengajarkan kembali ungkapan lama kita ,bahwa dalam perjuangan yang dilakukan dengan tulus maka tidak akan ada pengorbanan yang sia sia.

Seperti yang diberitakan media, kunjungan AHY ke berbagai kota dan kampus mendapat sambutan hangat dari generasi muda maupun dari masyarakat. Pensiunan mayor itu juga mengunjungi Ahok yang ditahan di Mako Brimob.Keduanya mengobrol dengan asyik  dan saling curhat.
Selain kunjungan yang demikian ,SBY dan AHY juga melakukan beberapa manuver politik yang cantik.

AHY hadir pada halal bil halal di Istana pada Syawal yang lalu.Ia juga berkunjung ke Jokowi .SBY hadir pada peringatan detik detik proklamasi tanggal 17 Agustus 2017 di Istana Negara dan mengikuti foto bersama dengan Jokowi,Ibu Iriana ,JK ,Ibu Mufidah Jusuf Kalla,Megawati Sukarnoputri presiden ke 5 RI dan juga dengan BJ Habibie ,presiden ke-4.

Di Istana ,SBY juga berjabat tangan dengan Megawati sebuah jabat tangan yang sangat langka karena dipersepsikan selama ini hubungan pribadi diantara kedua tokoh bangsa ini dinilai kurang harmonis. SBY juga beberapa kali mengunjungi Jokowi di Istana yang kesemuanya menunjukkan indikasi bahwa SBY mendukung pemerintahan Jokowi -JK.

Kehadiran SBY ,Ibu Ani beserta keluarga pada pernikahan Kahiyang Ayu-Bobby Nasution di Solo,8 November 2017 semakin memberi gambaran bahwa hubungan antara presiden ke 6 dan presiden ke 7 itu semakin mesra . Dengan berbagai kombinasi tindakan yang disebutkan  diatas maka hari hari belakangan ini AHY terlihat mulai menuai hasil secara politis.

Hari ini ,Minggu ,3 Desember 2017,Lembaga survei Indo Barometer merilis hasil survei untuk Pilpres 2019. Survei yang dilaksanakan 15-23 November 2017 tersebut menyatakan Duet Jokowi -AHY punya peluang paling besar dengan nilai elektabilitas 48,6 persen.

Selanjutnya hasil suvei tersebut menyatakan " jika Jokowi dipasangkan dengan Gatot Nurmantyo ,elektabilitas Jokowi 47,9 persen kontra pasangan calon Prabowo Subianto -Anies Baswedan dengan elektabilitas 19,4 persen",demikian disampaikan Qodari Direktur Indo Barometer.( Kompas.com).
Tentu muncul pertanyaan apakah kemudian Jokowi akan menggandeng AHY pada pilpres mendatang?.

Saya beranggapan ada beberapa hal yang dipertimbangkan Jokowi ,seperti bagaimana sikap partai pengusung terutama PDIP . Seperti yang dinyatakan sebelumnya ,hubungan pribadi Mega dan SBY selama ini terkesan kurang harmonis.Lalu dengan hubungan psikologis yang demikian apakah Mega akan tulus mempersilahkan AHY berpasangan dengan Jokowi.

Kemudian dari sisi Jokowi tentu juga mempertimbangkan dengan matang tentang AHY.Tentu Jokowi beranggapan AHY akan selalu dibalik bayang bayang SBY.Secara psikologis tentu hal ini akan memengaruhi pilihan Jokowi. Siapapun yang akan mendampingi tentu pada saatnya akan diputuskan Jokowi beserta partai pengusungnya .Tetapi yang jelas AHY telah " menuai " hasil setelah kekalahannya pada pilgub DKI.

Salam Persatuan!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun