Mohon tunggu...
Afifuddin lubis
Afifuddin lubis Mohon Tunggu... Pensiunan PNS -

Selalulah belajar dari siapapun

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Wakil Ketua KPK Puji SBY dan Demokrat

14 September 2017   21:49 Diperbarui: 15 September 2017   15:01 1786
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


Sesudah menjadi partai pemenang pada  pemilu tahun 2009 dan kemudian menjadi partai penguasa di republik ini ,Partai Demokrat menghadapi masalah dengan banyaknya kader kader nya yang terjerat korupsi.


Iklan partai ini di Tv yang menyatakan " katakan tidak pada korupsi" menjadi olok olokan oleh karena kader partai yang menyatakan slogan itu  justru terlibat dalam tindak pidana korupsi.


Karena banyak kadernya yang terlibat korupsi lah maka tingkat elektabilitas partai ini juga mengalami penurunan tajam. Pada pemilu 2004,Demokrat berada pada peringkat kelima dengan meraih suara 7,45 % atau 8.455.225 dari total suara dan mendapatkan kursi di DPR sebanyak 57 kursi.


Kemudian pada pemilu 2009 ,partai ini semakin bersinar karena berhasil menempati peringkat pertama dengan meraup sebanyak 150 kursi di DPR RI atau setara dengan 26,4 %.


Tetapi kemudian pada pemilu 2014 ,perolehan suara partai yang didirikan SBY ini merosot drastis ,menjadi posisi keempat dengan perolehan suara 12.728.913 atau setara dengan 10,19 % yang berarti memperoleh 61 kursi di DPR RI.


Banyak pendapat yang menyebut penurunan suara yang drastis ini karena banyaknya kader yang tersandung masalah hukum. Dengan banyaknya kader yang terkena hukuman karena korupsi maka terbentuk persepsi negatif pada sebahagian masyarakat.Stigma negatif sebagai partai yang kadernya tersangkut korupsi tidak dapat dielakkan.


Setelah pemilu 2014 usai dan setelah SBY tidak lagi menjabat presiden ,secara perlahan kiprah partai berlambang segi tiga mercy ini mulai redup .Sesekali terdengar juga kegiatan partai ini tetapi tentu tidak sederas dulu lagi.Begitu juga halnya dengan upaya pembenahan internal partai tidak terlalu ter ekspose keluar.


Publik baru mengetahui agak jelas tentang pembenahan internal partai justru sesudah kunjungan pimpinan KPK ke kantor Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Demokrat,pada Rabu ,13 September 2017.


Wakil Ketua KPK ,Basaria Panjaitan diterima resmi oleh Susilo Bambang Yudhoyono,Ketua Umum Partai Demokrat beserta jajarannya.
Kompas.com memberitakan,Wakil Ketua KPK,Basaria Panjaitan memuji Partai Demokrat dan Ketua Umum nya Susilo Bambang Yudhoyono.Pujian itu disampaikan Basaria saat memberi sambutan di acara diskusi dengan pengurus DPP Partai Demokrat di kantor DPP Partai Demokrat ,Jakarta Pusat,Rabu (13/9/2017).


Basaria menyatakan berdasarkan informasi yang dia dapat dari tim KPK,partai Demokrat disebutnya paling maju dalam melakukan pembenahan terkait integritas kadernya.


" Terus terang saya dapat info dari tim ,katanya Partai Demokrat yang paling maju tentang masalah integritas ini ," kata Basaria.
Selanjutnya Basaria menyampaikan terima kasih kepada SBY yang telah melakukan pembenahan internal di Demokrat.
Kemudian Wakil Ketua KPK itu menyebut ada empat faktor utama persoalan integritas partai.


Pertama,tidak adanya standar etik dari partai atau politisi. Kedua,adalah rekrutmen politik dan kaderisasi berjalan secara tradisional ,tidak ada aturan yang tertata dengan baik. Ketiga ,masalah pendanaan yang belum memadai .Ia menyinggung soal kajian dana partai politik yang menurut KPK harusnya Rp.10.000-,per suara.


Keempat,tidak transparan dan akuntable,khususnya dana yang dikelola parpol. Kemudian Wakil Ketua KPK ini ,menyatakan ,karena Demokrat dianggap yang  paling maju soal integritas ,Basaria berharap ,partai tersebut bisa menjadi role model untuk partai lainnya." Mudah mudahan menjadi role model untuk partai yang lain" ujarnya.


Tentu menarik untuk mencermati upaya upaya yang dilakukan partai Demokrat karena sejak sekitar tahun 2014 ,partai ini dicap oleh sebahagian kalangan sebagai partai korup tetapi ternyata sekarang sudah disarankan oleh Wakil Ketua KPK sebagai role model untuk partai lainnya.


Salah satu bentuk integritas partai Demokrat antara lain tercermin dari sikap SBY.Ketua Umum Demokrat ini menyatakan ,meski kader partainya ada yang tersandung korupsi ,pihaknya tetap konsisten mendukung Komisi Pemberantasan Korupsi.


Kita tidak tahu apakah kedatangan Basaria Panjaitan ketemu SBY dan jajaran partai sudah lama diagendakan atau baru saja dijadwalkan.
Tetapi karena kedatangan mantan perwira tinggi polisi itu pada saat serunya pertarungan antara KPK dan DPR maka tidak salah juga kalau ditapsirkan pujian yang diberikan Basaria kepada Demokrat juga menyiratkan sindiran kepada parpol yang kader kadernya aktip di Pansus Hak Angket KPK.


Dari pernyataannya di DPP Partai Demokrat seolah olah Basaria ingin mengatakan ,Partai Demokrat yang kadernya banyak tersandung korupsi saja pun masih mendukung KPK sementara Pansus Hak Angket ,anggota atau kader partainya baru sebatas diduga melakukan tindak pidana korupsi e-ktp sudah melakukan tindakan frontal ke KPK.


Kalau inilah yang ingin disampaikan Basaria,muncul,pertanyaan apakah pansus akan mendengarnya.


Salam Demokrasi!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun