Pertama,tidak adanya standar etik dari partai atau politisi. Kedua,adalah rekrutmen politik dan kaderisasi berjalan secara tradisional ,tidak ada aturan yang tertata dengan baik. Ketiga ,masalah pendanaan yang belum memadai .Ia menyinggung soal kajian dana partai politik yang menurut KPK harusnya Rp.10.000-,per suara.
Keempat,tidak transparan dan akuntable,khususnya dana yang dikelola parpol. Kemudian Wakil Ketua KPK ini ,menyatakan ,karena Demokrat dianggap yang  paling maju soal integritas ,Basaria berharap ,partai tersebut bisa menjadi role model untuk partai lainnya." Mudah mudahan menjadi role model untuk partai yang lain" ujarnya.
Tentu menarik untuk mencermati upaya upaya yang dilakukan partai Demokrat karena sejak sekitar tahun 2014 ,partai ini dicap oleh sebahagian kalangan sebagai partai korup tetapi ternyata sekarang sudah disarankan oleh Wakil Ketua KPK sebagai role model untuk partai lainnya.
Salah satu bentuk integritas partai Demokrat antara lain tercermin dari sikap SBY.Ketua Umum Demokrat ini menyatakan ,meski kader partainya ada yang tersandung korupsi ,pihaknya tetap konsisten mendukung Komisi Pemberantasan Korupsi.
Kita tidak tahu apakah kedatangan Basaria Panjaitan ketemu SBY dan jajaran partai sudah lama diagendakan atau baru saja dijadwalkan.
Tetapi karena kedatangan mantan perwira tinggi polisi itu pada saat serunya pertarungan antara KPK dan DPR maka tidak salah juga kalau ditapsirkan pujian yang diberikan Basaria kepada Demokrat juga menyiratkan sindiran kepada parpol yang kader kadernya aktip di Pansus Hak Angket KPK.
Dari pernyataannya di DPP Partai Demokrat seolah olah Basaria ingin mengatakan ,Partai Demokrat yang kadernya banyak tersandung korupsi saja pun masih mendukung KPK sementara Pansus Hak Angket ,anggota atau kader partainya baru sebatas diduga melakukan tindak pidana korupsi e-ktp sudah melakukan tindakan frontal ke KPK.
Kalau inilah yang ingin disampaikan Basaria,muncul,pertanyaan apakah pansus akan mendengarnya.
Salam Demokrasi!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H