Dalam suasana politik yang demikian maka pertemuan di istana Kamis siang sungguh menyejukkan dan mencairkan suasana politik yang kadang kala terasa beku.Seolah olah dimasyarakat sekarang ini terbentuk semacam polarisasi antara pendukung Jokowi dengan yang tidak mendukungnya.
Walaupun rilis resmi menyatakan pertemuan di istana hanya membicarakan tentang undangan kepada Presiden Jokowi beserta keluarga untuk hadir pada peresmian The Yudhoyono Institute tetapi mengingat waktu pertemuan memakan waktu sekitar satu setengah jam maka wajar juga muncul pertanyaan apa saja yang dibicarakan selama sembilan puluh menit tersebut.
Apakah pembicaraan hanya berkisar pada penyampaian undangan atau tentang nasi gudeg dan bubur lema saja atau ada topik lain? Presiden Jokowi mengemukakan dalam pertemuan dengan AHY juga dibahas berbagai  hal masuk tentang landskap politik masa depan serta peran anak anak-anak muda. Gibran juga menyatakan anak anak muda harus diberi peran dalam Pembangunan bangsa.
AHY juga menyatakan sebelum berangkat ke istana ,ia ditelepon SBY dan menyampaikan salam untuk Jokowi serta doa untuk kemajuan bangsa.
Walaupun tidak ada dibicarakan secara spesifik tentang perpolitikan tetapi ada beberapa catatan yang membesarkan hati.
Pertama, Jokowi telah menunjukkan kenegarawanannya dengan menerima AHY terlebih lebih ia didampingi Gibran. Pertemuan terlihat sangat akrab penuh canda, saling memuji dan suasana penuh kekeluargaan.
Kedua, SBY sangat mengetahui kunjungan putranya ke istana dan memberikan restu. Hal ini menunjukkan walaupun ada perbedaan pandangan politik di antara kedua tokoh nasional tersebut tetapi perbedaan yang ada tidak menjadi penghalang untuk terus terjadinya komunikasi termasuk nantinya komunikasi politik.
Ketiga, politik penuh dengan simbol simbol. Lalu apa makna simbolik dari pertemuan di istana tersebut? Hal ini belum dapat dijawab sekarang dan hal ini baru bisa dibaca beberapa waktu ke depan.
Ada tiga kemungkinan yang dapat ditebak,1). SBY dan Demokrat akan ikut mendinginkan situasi politik, 2). Demokrat akan tetap berada pada koalisi Parpol yang berseberangan dengan Jokowi atau 3). Demokrat akan kembali netral dalam Pilpres 2019 nanti sebagaimana yang ditunjukkannya pada Pilpres 2014 yang lalu. Dan ke 4), Jokowi dan SBY telah memberikan kontribusi untuk menciptakan iklim politik yang sejuk.
Pertemuan tadi siang di istana memberi edukasi yang sangat baik bagaimana seharusnya berpolitik secara santun.
Salam Persatuan!
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI