Mungkinkah AHY Maju Dampingi Prabowo Pada Pilpres 2019?
Pertemuan antara SBY dan Prabowo Subianto pada Kamis, 27 Juli 2017 mengundang berbagai tanggapan,komentar maupun spekulasi politik.Pertemuan di kediaman SBY tersebut wajar menjadi perhatian publik oleh karena untuk waktu yang lama kedua tokoh tersebut tidak pernah bertemu secara khusus.
Sepanjang yang diberitakan ke pers ,pertemuan di Cikeas itu menghasilkan beberapa poin yaitu, 1). Sepakat untuk mengawal pemerintahan agar pemerintahan berjalan secara baik dan tidak muncul penyalahgunaan kekuasaan atau abuse of power, 2). Sepakat bahwa UU Pemilu yang mencantumkan Presidential Treshold 20 persen dari jumlah kursi atau koalisi parpol di DPR atau 25 persen dari suara hasil perolehan suara parpol atau koalisi parpol secara nasional tidak wajar. Dalam bahasa Prabowo, Presidential Treshold (PT) yang demikian merupakan lelucon politik yang menipu rakyat dan untuk itu, 3). Gerindra dan Demokrat sepakat untuk mengajukan uji materi UU Pemilu kepada Mahkamah Konstitusi.
Tetapi di luar pernyataan resmi yang demikian publik juga menduga duga beberapa kemungkinan adanya kesepakatan SBY dan Prabowo yang tidak diumumkan ke media.
Salah satu kemungkinan itu ialah terjadinya koalisi antara Gerindra dan Demokrat pada Pilpres 2019 nanti. Kalau demikian halnya tentu pasangan yang akan diusung nantinya adalah Prabowo Subianto sebagai calon Presiden dan Agus Harimurty Yudhoyono (AHY ) sebagai calon Wakil Presiden.
Kalaulah penolakan parpol terhadap UU pemilu digunakan sebagai ukuran terbentuknya koalisi maka nantinya akan ada 4 parpol yang berkoalisi yaitu Gerindra (73 kursi = 11,81 %). Demokrat  ( 61 kursi = 10,19%,PKS ( 40 kursi = 6,79 % ) dan PAN ( 49 kursi = 7,59 %).
Sementara calon kuat lainnya yang akan muncul adalah Jokowi yang didukung oleh 6 parpol yaitu PDI Perjuangan ( 109 kursi= 18,95 %) ,Golkar ( 91 kursi = 14,75 %),Partai Kebangkitan Bangsa ( 47 kursi=9,04 %),Nasdem ( 35 kursi = 6,72 %),Partai Persatuan Pembangunan( 39 kursi = 6,53% ) dan Hanura ( 16 kursi = 5,26 %).
Kalau pengelompokan yang demikian yang terjadi maka pada Pilpres 2019 nanti hanya akan ada dua pasangan calon yang bertarung dan ini sepertinya pengulangan kompetisi yang sangat ketat dan keras seperti pada Pilpres 2014 yang lalu.
Walaupun kemungkinan besar akan ada dua pasangan calon pada Pilpres 2019 tetapi saya menduga pasangan Prabowo Subianto bukanlah AHY tetapi seorang figur lain yang sekarang masih digodok.
Menurut pendapat saya, SBY belum melepas AHY ke gelanggang pertarungan pada Pilpres 2019 mengingat elektabilitasnya di pilgub DKI yang lalu belum terlalu tinggi. Sedangkan dihitung dari sekarang waktu pelaksanaan Pilpres hanya sekitar dua tahun lagi.Karenanya Masih dibutuhkan waktu untuk menaikkan tingkat popularitas dan elektabilitas putra sulung Presiden ke-6 RI tersebut.
Kalau demikian apa arti koalisi dengan Gerindra bagi Demokrat?.
Pertama, SBY ingin menunjukkan keberpihakan politik kepada Prabowo dan dua partai lainnya yaitu PKS dan PAN. Sikap Partai Demokrat selama ini yang seolah olah bertindak sebagai penyeimbang tidak memberikan hasil politik yang signifikan bagi partai berlambang segitiga Mercy tersebut. Sikap "diam" Demokrat yang demikian harus diubah dengan memberi dukungan politik kepada Prabowo.
Kedua, Jauh lebih nyaman bagi SBY bekerjasama dengan Prabowo ketimbang dengan Jokowi. Bahasa simbol Jokowi terhadap berbagai proyek yang mangkrak selama pemerintahan SBY tentu secara psikologis dan politis tidak mengenakkan bagi Presiden RI dua periode tersebut.
Kemudian kepemimpinan koalisi parpol pendukung Jokowi tentunya ditangan PDI Perjuangan yang dipimpin oleh Megawati sementara hubungan SBY dan Mega sangat sangat tidak harmonis.
Ketiga, Kalau Prabowo dan pasangannya nanti memenangkan Pilpres 2019 maka AHY akan diangkat sebagai menteri .Jabatan dan kedudukan menteri inilah yang akan mempermatang AHY sekaligus diharapkan akan dapat meningkatkan popularitas dan elektabilitasnya.
Seperti diketahui AHY lahir Agustus 1978, sekarang usianya masih belum empat puluh tahun .Pada Pilpres 2024 nanti ia masih berusia 46 tahun. Jadi dugaan saya pada Pilpres 2024 nantilah AHY akan maju dalam pertarungan Pilpres.
Sekali lagi ini hanyalah dugaan.
Salam Persatuan!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H