Mohon tunggu...
Afifuddin lubis
Afifuddin lubis Mohon Tunggu... Pensiunan PNS -

Selalulah belajar dari siapapun

Selanjutnya

Tutup

Politik

Apa Motif Terkait Diadukannya Kaesang ke Polisi?

5 Juli 2017   18:56 Diperbarui: 6 Juli 2017   07:58 1045
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Salah satu pembicaraan hangat sekarang ini adalah diadukannya Kaesang Pangarep, putra Jokowi ke polisi oleh seseorang yang bernama Muhammad Hidayat dengan pasal penodaan agama dan ujaran kebencian SARA. Kata kata yang dilaporkan adalah " Mengadu domba, mengkafir- kafirkan, nggak mau mensholatkan padahal sesama muslim karena perbedaan dalam memilih pemimpin apaan coba, dasar Ndeso".

Sebagaimana dikutip dari detiknews ,Kaesang,pernah melontarkan ucapan " Dasar Ndeso" dalam video yang berjudul #Papa Minta Proyek yang diunggahnya pada 27 Mei 2017 dan telah dilihat 1.442.057 kali.

Dalam video berdurasi 2,40 menit itu pada awalnya dialog tentang seorang anak yang minta proyek kepada Bapaknya. Sesudah itu Kaesang berganti topik dan mengambil contoh satu buah video tentang buruknya toleransi.

 Inilah ucapan atau narasi yang diduga penyebab  diadukannya Kaesang ke polisi .

" Bunuh,bunuh ,bunuh si Ahok.Bunuh Si Ahok sekarang juga!" begitu kata anak anak yang sedang pawai di video yang diperlihatkan Kaesang.

Terhadap kalimat kalimat tersebut ,Kaesang memberi komentar:

" Disini aku bukannya membela Pak Ahok.Tapi aku mempertanyakan anak seumur mereka begitu.Sangat disayangkan kenapa anak kecil seperti mereka itu sudah diajarkan untuk menyebarkan kebencian?.Apaan itu? Dasar ndeso .Ini ajaran siapa coba?.Dasar Ndeso!.Nggak jelas banget .Ya kali ngajarin ke anak -anak untuk mengintimidasi dan meneror orang lain.Mereka adalah bibit bibit penerus bangsa kita.Jangan sampai kita kecolongan dan kehilangan generasi terbaik yang kita punya.

Untuk membangun Indonesia yang lebih baik ,kita itu harus bekerja sama ,ya kerjasama( sambil memegang jempol tangan kirinya dengan tangan kanan ),bukan mengadu domba ,mengkafir kafirkan orang lain.Bukan malah tadi ada kemarin tuh ,yang nggak mau menshalatkan padahal sesama muslim karena cuma perbedaan dalam memilih pemimpin .Apaan coba?Dasar Ndeso !.

Kita itu Indonesia ,kita itu hidup dalam perbedaan.

Salam kecebong".

(dikutip dari detik.com).

Saya melihat hal hal yang dikemukakan oleh Kaesang itu adalah sesuatu yang biasa malahan disana termaktub ajaran atau pesan untuk mengingatkan kita semua dalam hidup berbangsa dan bernegara.

Kaesang benar ketika mempertanyakan siapa yang mengajari anak anak di video itu untuk mengucapkan kalimat " Bunuh ,bunuh si Ahok".

Tahukah anak anak itu siapa Ahok?.Ok sebutlah mereka tahu bahwa Ahok adalah Gubernur DKI yang telah melakukan penistaan terhadap agama Islam.Lalu kalau Ahok melakukan penistaan agama apakah ia harus dibunuh.Rasanya tidak sampai kesana jangkauan anak anak karena berdasarkan apa mereka menyatakan Ahok harus dibunuh.

Perkataan atau perbuatan Ahok tidak harus menjadikannya dibunuh kalau mengacu kepada hukum positif yang berlaku di negeri ini.Nyatanya ia dihukum dua tahun penjara karena penistaan agama yang dilakukannya dan bukan dibunuh.

Beberapa kasus penistaan agama yang pernah terjadi di negara ini tetap hanya diganjar dengan hukuman penjara dan bukan dengan hukuman dibunuh.

Mungkin ada yang mengatakan Ahok harus dibunuh berdasarkan hukum Islam.Saya juga tidak pernah mendengar hukum Islam yang menyatakan karena perbuatan penistaan agama Ahok harus dibunuh.

Para Ulama yang dikenal kredibilitasnya juga tidak pernah menyebut Ahok harus dibunuh.Begitu juga halnya Aksi aksi Bela Islam hanya menuntut agar " Ahok dipenjarakan" dan bukan menuntut agar Ahok harus dibunuh.

Berkaitan dengan hal tersebut menjadi wajar muncul pertanyaan dari Kaesang siapa yang mengajari anak anak itu untuk mengatakan " Bunuh Ahok". Rasanya tidaklah mungkin ucapan seperti itu muncul secara spontan dari hati anak anak yang terlihat di video itu.

Karenanya saya juga termasuk yang menjadi miris ketika anak anak dalam video itu mengungkapkan kata " bunuh".Mau kemana generasi muda bangsa ini akan dibawa kalau seumur mereka sudah akrab dengan kata itu apalagi objek yang dimaksudkannya juga bukanlah seseorang yang harus dibunuh.

Secara perlahan namun pasti akan terbentuk dalam persepsi anak anak ,seseorang yang berbeda atau tidak sepaham dengan mereka pada akhirnya harus dibunuh.Lebih mengerikan lagi kalau muncul dalam pikiran mereka seseorang yang tidak seagama atau berbeda etnik dengan mereka harus dibunuh.

Kemudian tentang kata" Ndeso".

Saya bukanlah orang Jawa dan tidak terlalu memahami istilah istilah dalam bahasa Jawa.Tetapi sepanjang yang saya pahami ,ndeso berarti kampungan.Saya sering mendengar kata " Wajah Jokowi yang Ndeso" yang saya saya tafsirkan wajah nya wajah orang kampung dan sekaligus menunjukkan kepolosan .Tidak pernah terdengar Jokowi marah atau tersinggung kalau wajahnya disebut ndeso malahan dalam tarap tertentu itu juga merupakan bahagian dari kekuatannya dalam blantika politik di negeri ini.

Kalau kata " ndeso" kemudian dikaitkan dengan komentar Kaesang di vlog nya,saya juga tidak melihat ada yang salah disana.Karena yang disebutnya ndeso pada komentarnya adalah ,1).yang mengajari anak anak untuk ucapkan kalimat bunuh Ahok serta menebarkan kebencian 2),orang yang mengajarkan untuk tidak mensholat jenazah kan pendukung penista agama dan 3).mengadu domba dan mengkafirkan yang lain.

Terhadap ketiga hal ini rasanya tidak ada yang salah dengan komentar Kaesang .

Ketika maraknya himbauan agar tidak mensholat jenajah kan si penista agama terutama terkait pilgub dki yang lalu telah banyak ulasan tentang hal ini yang intinya mensholat jenajahkan seorang muslim hukumnya wajib karena merupakan fardhu kifayah .Artinya kalau tidak ada yang mensholat jenajahkannya  maka semua orang dilingkungan tempat tinggal tersebut akan berdosa.

Si Pelapor Kaesang ,Muhammad Hidayat sudah berstatus tersangka atas dugaan hate speech terhadap Kapolda Metro Jaya waktu Aksi 4/11.Hal tersebut berdasar keterangan Kapolres Metro Bekasi Kota,Kombes Hero Henrianto Bachtiar kepada detik.com.

Sekarang ini belum terungkap apa motif dari Muhammad Hidayat untuk melaporkan putra Jokowi itu ke polisi.

Banyak kemungkinan dan dugaan yang bisa dikemukakan.

Pertama mungkin si pelapor merasa bahwa pengaduannya itu benar.Karenanya dia ingin melihat apakah polisi bertindak adil dan setara terhadap semua warga negara.Artinya dia ingin " menguji" polisi apakah berani memproses secara hukum,putra seorang presiden.

Kedua,mungkin dia tahu bahwa substansi pengaduannya tidak mengandung kebenaran tetapi Kaesang tetap diadukannya dengan maksud membentuk opini bahwa polisi tidak akan berani memproses putra Jokowi.

Ketiga, dia punya kecenderungan menyampaikan hate speech seperti yang dilakukannya terhadap Kapolda Metro Jaya.

Semuanya ini barulah dugaan dan semuanya nanti akan terjawab dengan jelas sesudah kasus pengaduan ini ditindak lanjuti oleh polri.

Salam Persatuan!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun