Mohon tunggu...
maratun solikhah
maratun solikhah Mohon Tunggu... Lainnya - pelajar

saya adalah seorang pelajar

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Sejarah Masjid Raden Sayyid Kuning

17 Desember 2022   17:46 Diperbarui: 17 Desember 2022   18:08 611
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sesampainya di Kadipaten Onje, beliau disambut dengan baik oleh Adipati Onje II, dan langsung ditugaskan untuk mengajarkan agama islam. Raden Sayyid Kuning diangkat menjadi penghulu petama di Kadipaten Onje dan melanjutkan dalam mengelola masjid dan menjadi imam petama Masjid Onje.

Raden Sayyid Kuning atau Ngabdullah Syarif kemudian dinikahkan dengan Kuningwati yang merupakan putri dari atau Adipati Onje II. Awal kedatangan Raden Sayyid Kuning ke Onje, dulunya sudah ada masjid.

Periode Keempat

Pada periode keempat Raden Sayyid Kuning yang pertama kali membentuk jamaah di desa Onje. Penamaan masjid ini dulunya dinamakan Masjid Kewalian, Masjid Onje, dan yang terakhir Masjid Raden Sayid Kuning. Pada waktu itu Kyai Maksudi dan juga  rombongan jamaah pergi ke Pekalongan, dari Onje kyai Maksudi sudah membawa nama masjid,yaitu masjid Baitul Hikmah, untuk dihaturkan ke Habib Lutfi,akan tetapi Habib Lufti tidak setuju dan memberikan nama Masjid Raden Sayyid Kuning dan disepakati pada 1986 M. 

Masjid Onje dijaga dan dikelola dengan baik pada masa Onje masih berupa Kadipaten. Masjid Onje pada waktu itu dikelola oleh Ki Tepus Rumput atau Adipati Onje I, Anyakrapati atau Adipati Onje II, lalu Raden Sayyid Kuning yang sekaligus imam pertama Masjid Onje saat itu. Pada tahun 1940, Masjid Onje direhab oleh pemerintah Desa Onje. Pada tahun 1983, Masjid Onje diganti nama menjadi Masjid Raden Sayyid Kuning. Nama tersebut merupakan usulan dari Habib Lutfi bin Yahya, beliau merupakan salah satu ulama dari Pekalongan. Penamaan masjid tersebut  diambil dari kata Raden yang merupakan nama dari mertua Ngabdullah Syarif yaitu Raden Adipati Onje II, Sayyid diambil dari nama Sayyidina Ali, kemudian Kuning diambil dari nama istrinya yaitu Kuningwati.

Masjid Raden Sayyid Kuning merupakan Masjid Cagar Budaya. Berdasarkan UU RI No. 11 tahun 2010 Tentang Cagar Budaya, Masjid Raden Sayyid Kuning termasuk benda cagar budaya dikarenakan umurnya yang sudah ratusan tahun dan juga merupakan benda bersejarah. Masjid Raden Sayyid Kuning menjadi benda cagar budaya disahkan oleh Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olahraga Kabupaten Purbalingga.

Kelompok 1 SII 3-PAI D

1. Mar'atun Solikhah

2. Ahmad Ghozi 

3. Sindi Priyatin

4. Aghitsna Laila

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun