Puisi merupakan karya sastra sebagai bentuk pengungkapan perasaan penyair dengan susunan kata yang indah. Berbicara tentang pengungkapan perasaan, berikut merupakan 15 Puisi Bahasa Indonesia tentang lika-liku cinta yang berasal dari kisah penyair.Â
1. Cinta Ini Sulit
tatkala gelap menjumpa
bayangmu indah menyapa
malam itu, kau hadir seolah menemani sepi
inginku mengabaikan segala hiru pikuk hati
tak sadar aku tersenyum malu
padahal hadirmu hanya semu
lalu aku bangun dan tersadar
ternyata aku merindukanmu
hari ini matahari sangat terik
kita saling memandang di hadapan lukisan suci
selayaknya lukisan, tak bisa ku menyapamu
di jauh sana sepasang mata suci menunggu hadirmu
2. Hadirnya
memanjakan jiwa ini adalah kedaulatanku
tak pernah terbayang tokoh utama dalam hidupku
menikmati malam yang begitu damai
hingga suatu saat aku bertemu sang kamu
hei pangeran mengapa kau begitu mencintaiku
sedang aku penuh kekosongan
mengapa kau selalu menemuiku?
sedang aku tak siap menerimamu
berhenti dahulu tuan, siapa tau hadir yang lain
jangan terburu-buru, aku hanya takut kau menyesal
ini bukan hanya tentang aku, kamu, dan kita
bahkan mata mereka berkata-kata
andai kau tau, pandangku hanya padamu
padamu aku mengubur hayalku
hayalku yang berjuta, hempas tersisa satu
satu-satunya yang ku tahu hanyalah kamu
3. Jangan Lupa
apa kau telah lupa tentang kita yang dahulu
menggebu-gebu ingin selalu bersama
rok abu menjadi saksi bisu
rasanya kurang tanpa hadirmu
lalu ada apa tentang kita sekarang
seolah kenangan hangus bak arang
aku masih tetap sama kasih, hatiku pada kalian tetap terbetang
kini aku paham, semoga kita menjadi bintang
4. Mula
ini awal mula tentang aku
termenung dibawah sorot lampu
temanku kali ini pena hitam dan selembar kertas
tatapan kosong tak terarah, mau ku apakan mereka
banyak jeritan dalam otakku ini
lalu darimana ku goreskan
ini paksaan tuan bapak
dia begitu ingin aku menjadi sepertinya
seandainya tuan bapak tahu bebanku begitu banyak
yang menginginkan aku menjadi seperti mereka, tidak hanya anda tuan
tak perlu risau Tuan, tunggu saja waktunya tiba
permulaan ini menjadi awal mula bagiku
5. Tanpa Hati
kuanggap ini sebagai paksaan
karna aku harus melakukannya
perintahmu bukan lagi sebagai keharusan, namun sudah menjadi norma bagi kami
baiklah..baiklah kau memang tidak memaksa, namun aku muak dengan ancamanmu
baiklah..baiklah ini demi kebaikanmu, tapi bukankah kau terlampau baik?
aku tak ingin membantah karna aku mampu
namun….
ajarkan aku menggunakan hati
6. Menyukainya
bagaimana caraku memulai
memulai untuk mendeskripsikan sosokmu, kasih
tatapan tak sengaja tempat kita awal bertemu
pandangan berjuta arti
sebenarnya aku tak sanggup menatapmu saat itu
kau begitu mengagumkan dimataku
sayang sekali, kau begitu cepat berlalu
saat ini aku tengah tersenyum membayangkanmu kembali
benarkah aku sebahagia itu
7. Saat Itu
hei dengarlah…
aku dulu pernah bahagia, walau kata itu tak bertahan lama
kau tak mungkin tahu, karna aku pandai menyimpan kebahagiaan
kemarilah nak…
mari kuceritakan tentang saat itu
pipi gadis muda itu pernah merah merona
senyumnya begitu manis bersinar
ya anakku…aku pernah sebahagia itu
saat itu, aku merasa tak ada yang lebih bahagia dari aku
sepanjang jalan yang begitu panjang terasa begitu singkat
sebuah bilik menjadi saksi aku pernah bahagia
mungkin mereka pikir aku gila
astaga….
aku benar-benar ingin memamerkan tentang kisahku ini
saat itu ingin ku datangi si pelaku bahagia
tetapi…..
saat itu pula kisah berakhir
8. Perantauan Cinta
inilah perantauan cinta
melanglang buana mencari titik temu
lalu singgah ke tempat yang diianggap rumah
kemudian melangkah kembali semakin jauh
berjalan lagi di lorong-lorong gelap
terkadang tersandung batu jalanan yang menyakitkan
namun harus terus melangkah
hingga sampailah pada titik temu
9. Andai Saja
Â
kenangan waktu itu masih teringat jelas
hei kamu yang disana
aku disini menatap punggung elokmu
andai saja lebih berani
namun kau bersama si cantik
sudahkah kau labuhkan hati padanya
atau kau memang sengaja
andai saja aku lebih berani
10. Penghianatan Cinta
teriaaak…
mengapa kau tahan bodoh
teriaklah…
teriak sekeras yang kau mau
turutii….
turuti hati mungilmu
beraninya dia
dasar bajingan tak tahu malu
kau pikir kau setara dengan kami?
kau rasa kau sekelas dengan kami?
Demikian 10 Puisi tentang lika-liku cinta, bagaimana? ada yang cocok sama apa yang kamu rasakan sekarang?Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H