Mar'atul Mastniyah (240210204142)
Universitas Negeri Jember, Indonesia
Email: mastniyahmaratul@gmail.comÂ
PENDAHULUAN
Indonesia merupakan salah satu negara yang dikenal karena keberagaman budaya, mencakup perbedaan bahasa, etnis, dan keyakinan agama. Keberagaman ini, meskipun menjadi salah satu kekayaan bangsa, juga membawa tantangan tersendiri dalam menjaga keharmonisan sosial. Masyarakat Indonesia cenderung tersegmentasi berdasarkan identitas kultural yang mereka miliki, yang dapat memicu konflik jika tidak dikelola dengan baik (Raharjo, 2005). Identitas kultural, sebagaimana dijelaskan oleh Roger & Steinfatt (1999), membedakan individu ke dalam kelompok 'ingroup' dan 'outgroup' secara kultural, dan memengaruhi perilaku mereka dalam konteks interaksi sosial (Rahardjo, 2010). Namun, meskipun perbedaan ini ada, kemajemukan budaya di Indonesia tetap memiliki nilai penting, terutama sebagai benteng terhadap pengaruh budaya global yang semakin mendominasi (Jadidah et al., 2023).
Globalisasi, yang sering kali dipandang sebagai bentuk imperialisme budaya, telah membawa perubahan signifikan dalam berbagai aspek kehidupan manusia. Arus global ini memperkenalkan budaya baru, terutama dari negara-negara Barat, yang secara bertahap menggantikan elemen-elemen budaya lokal. Hal ini terlihat dalam berbagai aspek kehidupan sehari-hari, mulai dari mode pakaian, gaya hidup, hingga sistem ekonomi dan politik (Sibarani et al., 2023). Bagi negara-negara berkembang seperti Indonesia, tantangan ini menjadi semakin berat karena daya saing yang rendah membuat mereka lebih cenderung menjadi objek pengaruh daripada subjek yang mampu memberikan pengaruh balik. Dampak dari globalisasi terhadap identitas budaya lokal semakin nyata, khususnya di kalangan generasi muda. Mereka lebih banyak terpapar oleh budaya asing yang sering kali bertentangan dengan nilai-nilai luhur bangsa. Fenomena ini tidak hanya berdampak pada perilaku, tetapi juga mengikis rasa nasionalisme dan kepemilikan terhadap budaya lokal. Seiring dengan semakin pesatnya perkembangan teknologi dan informasi, proses ini berjalan semakin cepat dan luas, memperkuat tantangan bagi identitas budaya Indonesia (Hibatullah, 2022; Jadidah et al., 2023).
Dengan kemajuan teknologi dan akses yang mudah terhadap media, informasi dari berbagai belahan dunia menjadi sangat mudah diakses, mendorong masyarakat untuk menyerap dan menerapkan informasi tersebut tanpa mempertimbangkan dampaknya (Putri et al., 2021). Salah satu pengaruh terbesar dari globalisasi adalah masuknya budaya Barat ke Indonesia. Dampaknya bisa beragam, di mana di satu sisi dapat memperkaya budaya lokal dengan memperkenalkan ide dan kebiasaan baru, namun di sisi lain, budaya lokal berisiko mengalami marginalisasi atau bahkan kepunahan.
Selain itu, globalisasi juga mendorong perubahan dalam cara pandang masyarakat, dari irasionalitas menuju rasionalitas. Perubahan ini dapat memacu inovasi dan keterbukaan terhadap gagasan baru, namun juga membawa konsekuensi bahwa nilai-nilai tradisional semakin kurang dihargai dan perlahan-lahan menghilang. Masyarakat yang semakin terbuka terhadap inovasi mungkin tanpa sadar mengesampingkan nilai-nilai budaya lama yang pernah menjadi fondasi kuat dalam kehidupan mereka. Masuknya nilai-nilai budaya baru seringkali menggantikan tradisi yang telah lama dijunjung tinggi.
Â
Dalam konteks pluralisme budaya di Indonesia, globalisasi juga memiliki dampak ambivalen. Di satu sisi, keterbukaan terhadap budaya lain dapat memperkaya keragaman budaya lokal dan menumbuhkan toleransi terhadap perbedaan. Namun, di sisi lain, jika tidak diimbangi dengan upaya pelestarian, budaya lokal justru bisa semakin terpinggirkan dan memudar. Kearifan lokal, yang selama ini menjadi ciri khas dan warisan budaya, juga berpotensi terancam oleh dominasi budaya asing. Permasalahan budaya yang muncul akibat globalisasi ini meliputi hilangnya elemen-elemen budaya tradisional yang diwariskan oleh leluhur, melemahnya rasa nasionalisme, serta semakin memudarnya sifat kekeluargaan yang selama ini menjadi ciri masyarakat Indonesia (Praditha, D. G. E., & Wibisana, 2024).
Oleh karena itu, penting bagi masyarakat Indonesia untuk bersikap bijak dalam menghadapi globalisasi. Sambil terbuka terhadap inovasi dan pengaruh baru, masyarakat juga perlu menjaga dan melestarikan nilai-nilai budaya lokal agar tidak hilang ditelan arus global. Keseimbangan antara menerima perubahan dan menjaga identitas budaya lokal menjadi kunci dalam menghadapi tantangan globalisasi di era modern ini. Melalui penelitian ini, kami bertujuan untuk mengeksplorasi dampak globalisasi terhadap identitas budaya lokal, khususnya dalam konteks budaya Indonesia dan nilai-nilai Pancasila. Penelitian ini akan mempertimbangkan berbagai faktor, termasuk budaya, komunikasi, ekonomi, dan lingkungan, untuk memberikan pemahaman yang lebih komprehensif tentang bagaimana globalisasi membentuk identitas budaya lokal dan bagaimana masyarakat dapat menghadapinya di masa depan.