Mohon tunggu...
Yulius Maran
Yulius Maran Mohon Tunggu... Lainnya - Educational Coach

- Gutta Cavat Lapidem Non Vi Sed Saepe Cadendo -

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Pembelajar Sepanjang Hayat

19 Desember 2024   21:21 Diperbarui: 19 Desember 2024   21:21 26
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi gambar dari https://www.shutterstock.com/

Selain itu, belajar sepanjang hayat melibatkan pembangunan keterampilan sosial dan emosional. Howard Gardner, penggagas teori kecerdasan majemuk, mengingatkan bahwa "kecerdasan interpersonal dan intrapersonal sama pentingnya dengan kecerdasan logis dalam pendidikan" (Frames of Mind, 1983). Guru yang terus belajar mengembangkan kemampuan untuk menciptakan lingkungan belajar yang inklusif dan mendukung pertumbuhan siswa secara holistik.

Membangun Kebiasaan Belajar yang Berkelanjutan

Untuk mendorong budaya pembelajaran sepanjang hayat, lembaga pendidikan perlu menyediakan program pelatihan, lokakarya, dan komunitas pembelajaran profesional. Jean Piaget, seorang psikolog perkembangan, menekankan bahwa "pembelajaran sejati terjadi ketika individu aktif dalam proses eksplorasi dan refleksi" (The Origins of Intelligence in Children, 1952). Dengan demikian, guru perlu dilibatkan dalam kegiatan yang mendorong eksplorasi pengetahuan baru secara kolaboratif.

Selain itu, adopsi teknologi harus menjadi bagian integral dari kebijakan pendidikan. Guru perlu dilatih untuk memanfaatkan teknologi secara optimal, sehingga dapat menciptakan pengalaman belajar yang dinamis dan menarik. Menurut Alvin Toffler, "Buta huruf di abad ke-21 bukanlah mereka yang tidak bisa membaca dan menulis, tetapi mereka yang tidak bisa belajar, melupakan, dan belajar kembali" (Future Shock, 1970).

Menjadi Pembelajar yang Menginspirasi

Sebagai seorang guru, belajar adalah proses yang tidak pernah berhenti. Dunia terus berubah, dan sebagai pendidik, kita harus mampu beradaptasi. Pembelajaran sepanjang hayat memungkinkan kita menghadapi tantangan yang ada dan membawa siswa melampaui batas yang mereka anggap mungkin.

Albert Einstein mengingatkan, "Pendidikan bukanlah pembelajaran fakta, melainkan pelatihan pikiran untuk berpikir" (Out of My Later Years, 1946). Dengan semangat belajar yang terus berlanjut, kita tidak hanya mengembangkan diri, tetapi juga memberi contoh bagi siswa bahwa pendidikan adalah perjalanan yang tak pernah berakhir.

Mari kita terus belajar, beradaptasi, dan tumbuh bersama, karena kekuatan untuk menciptakan perubahan yang lebih baik di dunia pendidikan terletak pada sikap kita sebagai pembelajar sepanjang hayat.***

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun