2. Coaching: Memotivasi untuk Pertumbuhan Individu
Coaching dalam konteks deep learning bertujuan untuk membantu siswa mencapai potensi mereka melalui panduan dan umpan balik yang mendukung (Whitmore, 2017).
Pendekatan ini memberi kesempatan bagi siswa untuk mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan menyelesaikan masalah secara mandiri.
Sebagai contoh, dalam pelajaran bahasa Inggris, seorang guru bisa berperan sebagai coach dengan memberikan umpan balik tentang penulisan esai siswa, kemudian mendorong siswa untuk merevisi dan meningkatkan kualitas tulisan mereka.
Umpan balik ini bisa berupa pertanyaan reflektif seperti, "Apa yang kamu coba sampaikan dalam paragraf ini?" atau "Bagaimana kamu bisa memperjelas argumenmu?"
Sebuah studi oleh Grant dan Greene (2018) menunjukkan bahwa coaching yang efektif dapat meningkatkan kemampuan siswa untuk berpikir lebih kritis dan mencari solusi kreatif.
Pendekatan coaching yang baik juga mendorong siswa untuk lebih terlibat dalam pembelajaran mereka, mempercepat perkembangan keterampilan mereka, dan membangun rasa percaya diri dalam menyelesaikan masalah yang mereka hadapi.
Selain itu, coaching memberikan peluang bagi siswa untuk memperoleh perspektif dari seorang pendidik yang lebih berpengalaman. Dengan demikian, coaching bukan hanya sekedar memberikan jawaban, tetapi juga mendorong siswa untuk menemukan solusi mereka sendiri, meningkatkan rasa kemandirian dan pengembangan diri mereka (Hattie, 2012).
Guru yang mampu memberikan coaching yang efektif akan membantu siswa tidak hanya dalam memahami materi, tetapi juga dalam mengembangkan keterampilan yang diperlukan untuk kehidupan mereka setelah sekolah.
3. Mentoring: Memberikan Inspirasi dan Arahan
Mentoring merupakan pendekatan yang lebih personal dan berfokus pada pengembangan karakter dan tujuan jangka panjang siswa (Zachary, 2021).