Mohon tunggu...
Yulius Maran
Yulius Maran Mohon Tunggu... Lainnya - Educational Coach

- Gutta Cavat Lapidem Non Vi Sed Saepe Cadendo -

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Pergantian Kurikulum: Mungkinkah Kurikulum Merdeka Akan Diganti?

16 November 2024   20:41 Diperbarui: 16 November 2024   21:07 223
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mengganti kurikulum bukanlah perkara mudah. Selain membutuhkan anggaran besar, pergantian kurikulum juga berdampak pada seluruh ekosistem pendidikan. Dari pelatihan guru hingga penyediaan buku ajar baru, setiap aspek membutuhkan waktu dan sumber daya yang signifikan.

Lebih dari itu, pergantian kurikulum yang terlalu sering justru menciptakan kebingungan di tingkat akar rumput. Guru, siswa, dan orang tua sering kali harus beradaptasi dengan kebijakan baru sebelum benar-benar memahami esensi kurikulum sebelumnya.

Esensi Deep Learning dan Kurikulum Merdeka

Jika dilihat secara prinsip, Deep Learning yang diusulkan Abdul Mu'ti sebenarnya memiliki banyak kesamaan dengan Kurikulum Merdeka. Keduanya menekankan pembelajaran yang mendalam, kolaboratif, dan relevan dengan kehidupan nyata.

Daripada mengganti kurikulum, langkah yang lebih bijak adalah memperkuat implementasi Kurikulum Merdeka. Pemerintah dapat fokus pada:

  1. Peningkatan Kompetensi Guru: Memberikan pelatihan berkelanjutan kepada guru untuk mengadopsi metode pembelajaran berbasis Deep Learning.

  2. Evaluasi dan Penyesuaian Bertahap: Mengidentifikasi kelemahan dalam Kurikulum Merdeka dan memperbaikinya secara bertahap.

  3. Peningkatan Infrastruktur: Memastikan semua sekolah memiliki akses yang sama terhadap sumber daya pendidikan.

Refleksi dan Harapan

Seperti yang diajarkan Ki Hajar Dewantara, pendidikan adalah proses yang harus dilakukan dengan hati-hati dan bertahap. Pergantian kurikulum bukanlah solusi instan untuk memperbaiki kualitas pendidikan. Sebaliknya, fokus pada konsistensi dan keberlanjutan program yang ada akan memberikan dampak yang lebih nyata.

Pendidikan bukan sekadar soal mengganti kebijakan, tetapi soal memberikan pengalaman belajar yang bermakna bagi setiap siswa. Kurikulum Merdeka, dengan segala tantangannya, masih memiliki potensi besar untuk menghasilkan generasi yang cerdas, tangguh, dan bermartabat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun