Mohon tunggu...
Yulius Maran
Yulius Maran Mohon Tunggu... Lainnya - Educational Coach

- Gutta Cavat Lapidem Non Vi Sed Saepe Cadendo -

Selanjutnya

Tutup

Parenting Pilihan

Narkolema: Ancaman Digital bagi Gen Z

11 November 2024   20:42 Diperbarui: 11 November 2024   21:02 121
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
 sumber gambar pexels.com

Fenomena Narkolema atau Narkoba lewat Mata adalah ancaman baru yang mengintai generasi Z melalui media digital. Narkolema adalah istilah yang mengacu pada paparan konten visual yang secara terselubung atau terang-terangan mempromosikan penggunaan narkoba atau zat adiktif lainnya melalui internet. Bahaya narkolema bisa muncul di media sosial, video musik, game, hingga iklan digital, yang menampilkan gaya hidup atau perilaku berisiko tanpa menyebutkan konsekuensi buruknya. Dengan ketergantungan tinggi Gen Z pada dunia digital, orang tua perlu memahami dan mengenali risiko, gejala, serta dampak narkolema pada anak, sembari menerapkan langkah-langkah pencegahan yang didukung oleh teori psikologi modern.

Fakta-fakta Tentang Narkolema: Ancaman Tersembunyi di Dunia Maya

  1. Tersembunyi di Balik Konten Populer
    Narkolema sering disisipkan dalam konten yang terlihat populer di kalangan remaja, seperti video musik, iklan, atau film yang menampilkan penggunaan narkoba atau alkohol dengan cara yang glamor atau santai. Misalnya, karakter-karakter di film atau video musik yang secara terbuka menggunakan zat adiktif, namun tanpa menampilkan dampak negatifnya. Hal ini dapat membuat narkoba terlihat sebagai bagian dari gaya hidup yang keren, bebas, atau dianggap "dewasa".

  2. Meningkatkan Eksposur Anak pada Budaya Zat Adiktif
    Gen Z yang hidup di era digital rentan terhadap normalisasi narkoba melalui budaya pop dan media sosial. Berbagai platform yang memuat konten semacam ini dapat memicu rasa penasaran pada remaja yang belum memiliki pemahaman lengkap mengenai bahaya narkoba. Konten semacam ini secara tidak langsung memengaruhi persepsi anak terhadap narkoba, sehingga beberapa mungkin mulai melihatnya sebagai sesuatu yang "biasa" atau "tidak terlalu berbahaya".

  3. Manipulasi Algoritma Media Sosial
    Algoritma di media sosial sering kali menampilkan konten serupa dengan apa yang disukai atau dilihat oleh pengguna. Ketika seorang remaja melihat konten berbau narkolema sekali, algoritma dapat mulai merekomendasikan lebih banyak konten serupa. Hal ini memperbesar eksposur anak pada pesan-pesan berbahaya, yang pada akhirnya bisa mengarahkan mereka untuk mencoba atau bahkan menjadi tergantung pada zat tersebut.

Gejala-gejala Narkolema yang Bisa Dideteksi

  1. Perubahan Perilaku Drastis
    Anak yang mulai terpapar narkolema mungkin menunjukkan perubahan perilaku yang tiba-tiba, seperti menjadi lebih tertutup, sulit diajak bicara, atau mulai mempertanyakan nilai-nilai yang biasanya dijunjung tinggi oleh keluarga.

  2. Penurunan Prestasi Akademik
    Paparan konten narkolema yang berlebihan bisa mengalihkan fokus anak dari kegiatan positif, seperti belajar atau hobi yang bermanfaat. Anak mungkin terlihat kurang tertarik pada pelajaran dan mengalami penurunan prestasi.

  3. Kecenderungan Eksplorasi Berbahaya
    Rasa penasaran yang meningkat terhadap hal-hal berisiko, seperti mencoba rokok, alkohol, atau bahkan narkoba, adalah gejala serius. Remaja yang terpapar narkolema dapat cenderung lebih berani mencoba sesuatu yang negatif demi merasakan sensasi baru atau sekadar "menguji batas".

Bahaya Narkolema terhadap Masa Depan Anak

Paparan narkolema dapat berdampak buruk terhadap perkembangan mental dan emosional anak. Ketika remaja mulai tergoda untuk mencoba narkoba atau zat adiktif lainnya, mereka tidak hanya menghadapi risiko kesehatan, tetapi juga ancaman terhadap masa depan mereka. Ketergantungan pada narkoba bisa menghancurkan masa depan akademik, karier, dan hubungan sosial mereka. Lebih jauh lagi, hal ini dapat memicu masalah psikologis jangka panjang, seperti depresi, kecemasan, dan gangguan kepribadian.

Narkolema juga memengaruhi kemampuan anak dalam pengambilan keputusan, karena paparan berulang pada konten narkoba dapat mengubah persepsi mereka tentang risiko, sehingga mereka lebih rentan membuat keputusan yang salah dan berbahaya. Kondisi ini semakin mengancam karena mereka mulai kehilangan kemampuan berpikir kritis terhadap dampak jangka panjang dari tindakan mereka.

Untuk menangkal bahaya narkolema, orang tua dapat menerapkan beberapa strategi yang didukung oleh teori-teori psikologi modern:

  1. Teori Belajar Sosial oleh Albert Bandura
    Dalam teori belajar sosial, Bandura menjelaskan bahwa anak belajar melalui observasi dan imitasi. Orang tua harus menjadi role model yang positif dalam bersikap terhadap penggunaan media digital. Diskusi tentang konten yang ditonton anak, serta membimbing mereka dalam memahami dampak konten negatif, adalah langkah penting. Sebagai contoh, jika anak melihat konten yang mengandung unsur narkolema, orang tua dapat membahas bagaimana hal tersebut sebenarnya berbahaya dan mengapa sebaiknya dihindari.

  2. Pendekatan Cognitive Behavioral Therapy (CBT)
    CBT merupakan terapi yang efektif untuk membantu anak memahami bahwa pikiran dan persepsi dapat mempengaruhi tindakan mereka. Orang tua dapat menerapkan prinsip CBT dengan mendorong anak untuk mengenali dan menantang pikiran atau persepsi yang negatif setelah melihat konten narkolema. Misalnya, ajak anak untuk memikirkan apa konsekuensi jangka panjang dari penggunaan narkoba, serta dampak buruk yang mungkin terjadi.

  3. Teori Resiliensi dan Self-Efficacy
    Menurut teori resiliensi, anak yang memiliki ketangguhan mental cenderung lebih tahan terhadap pengaruh negatif. Dalam menghadapi narkolema, orang tua perlu membangun self-efficacy atau kepercayaan diri anak bahwa mereka mampu mengatasi tekanan atau godaan untuk mencoba narkoba. Hal ini bisa dicapai dengan mendorong anak aktif dalam kegiatan positif dan memberikan dukungan emosional yang stabil.

  4. Pendekatan Positive Reinforcement
    Memberikan positive reinforcement atau penguatan positif setiap kali anak menunjukkan perilaku yang baik dalam mengelola aktivitas digitalnya adalah salah satu langkah efektif. Beri pujian atau penghargaan kecil ketika anak mampu membatasi waktu layar atau menghindari konten yang berisiko, untuk mendorong mereka melanjutkan kebiasaan positif tersebut.

  5. Pengawasan Terbuka Tanpa Mengintimidasi
    Psikolog Diana Baumrind dalam teorinya tentang parenting style menyebutkan bahwa gaya pengasuhan yang demokratis, di mana orang tua memberikan pengawasan namun juga menghormati kebebasan anak, efektif dalam mengarahkan perilaku anak. Dalam konteks narkolema, orang tua perlu memantau aktivitas digital anak secara bijak, tanpa terlihat terlalu mengontrol atau memata-matai. Dengan pendekatan ini, anak merasa aman untuk berbagi pengalaman digitalnya tanpa takut akan kritik.

Langkah-langkah Praktis dalam Menangkal Narkolema

  1. Peningkatan Literasi Digital Keluarga
    Bekali anak dengan kemampuan literasi digital yang kuat, agar mereka lebih kritis dalam menyaring konten yang mereka lihat. Ajarkan untuk mengenali konten manipulatif yang mencoba menjadikan narkoba sebagai hal yang "keren" atau "normal."

  2. Bangun Komunikasi Terbuka
    Ciptakan suasana rumah yang penuh komunikasi tanpa tekanan. Ajak anak berdiskusi tentang apa yang mereka lihat di dunia maya tanpa menghakimi. Berikan ruang bagi mereka untuk mengekspresikan opini dan kekhawatiran mereka.

  3. Aktivitas Kreatif dan Positif
    Jauhkan anak dari paparan konten negatif dengan mendorong mereka beraktivitas di dunia nyata, seperti berolahraga, belajar musik, atau berkarya dalam seni. Aktivitas semacam ini membantu anak menyalurkan energi positif dan membentuk ketertarikan yang sehat.

  4. Bimbingan dari Para Ahli
    Jika anak menunjukkan tanda-tanda kecanduan atau terpengaruh oleh narkolema, jangan ragu untuk mencari bantuan dari psikolog atau konselor. Pendekatan yang lebih spesifik dari para ahli bisa membantu anak mengatasi masalahnya secara lebih mendalam.

Narkolema adalah ancaman baru yang perlu mendapat perhatian serius, khususnya di kalangan Gen Z yang sangat terhubung dengan dunia digital. Dalam menghadapi ancaman ini, orang tua memiliki peran penting sebagai pendukung pertama dengan pendekatan yang didukung oleh teori psikologi modern. Dengan memahami gejala narkolema, menerapkan langkah pencegahan yang efektif, serta mengandalkan ilmu psikologi, kita dapat melindungi generasi muda dari ancaman narkoba di era digital. Mari bersama-sama membangun masa depan yang lebih sehat dan bebas dari pengaruh negatif, terutama bagi generasi penerus kita.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun