Mohon tunggu...
Yulius Maran
Yulius Maran Mohon Tunggu... Lainnya - Educational Coach

- Gutta Cavat Lapidem Non Vi Sed Saepe Cadendo -

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Mengembalikan Ujian Nasional: Apakah Kita Masih Mengejar Nilai atau Membentuk Manusia Berkarakter?

1 November 2024   07:03 Diperbarui: 1 November 2024   11:33 24281
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 Pemimpin pendidikan harus menjaga kesinambungan program yang mendukung pembelajaran yang berpusat pada siswa dan memastikan bahwa setiap keputusan didasarkan pada manfaat jangka panjang bagi siswa, bukan sekadar hasil jangka pendek.

Ujian Nasional: Tantangan atau Hambatan?

Kembali pada wacana pemberlakuan UN, kita dihadapkan pada pilihan antara mempertahankan sistem pengujian yang seragam atau mengembangkan pendekatan pembelajaran yang lebih dinamis dan relevan. 

UN mungkin berfungsi sebagai alat pengukur yang efisien, tetapi ia cenderung menyederhanakan pendidikan menjadi serangkaian angka yang tidak mencerminkan potensi sejati seorang siswa. 

Seiring dengan perkembangan pendidikan yang semakin inklusif dan adaptif, penting untuk mempertimbangkan apakah UN benar-benar mendukung pengembangan keterampilan hidup yang lebih holistik.

Pemberlakuan kembali UN bisa menjadi pengingat bahwa sistem pendidikan kita harus menyesuaikan diri dengan tuntutan zaman. Jika kita terus berfokus pada capaian angka, kita mungkin melupakan tujuan pendidikan yang sesungguhnya---yakni mempersiapkan individu untuk hidup bermakna dan bermanfaat bagi dirinya dan lingkungannya.

Pertanyaan Reflektif

Maka, sebagai pemerhati pendidikan, kita perlu merenungkan pertanyaan berikut: Apakah sistem pendidikan yang kita bangun benar-benar berfokus pada pengembangan manusia yang utuh dan berkarakter, atau sekadar pada pencapaian angka-angka? Bisakah kita menciptakan iklim pendidikan yang mendukung kolaborasi, kreativitas, dan cinta belajar tanpa terjebak pada ujian-ujian yang membatasi potensi siswa?***

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun