Mohon tunggu...
Yulius Maran
Yulius Maran Mohon Tunggu... Lainnya - Educational Coach

- Gutta Cavat Lapidem Non Vi Sed Saepe Cadendo -

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Pentingnya Mengajarkan Pengendalian Diri

15 Oktober 2024   14:44 Diperbarui: 15 Oktober 2024   14:51 20
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi gambar: pixabay.com

Pengendalian diri adalah keterampilan esensial yang sangat penting bagi perkembangan anak. Keterampilan ini termasuk dalam kategori fungsi eksekutif, yang membantu individu mengelola pikiran, perilaku, dan emosi mereka. Bagi siswa, pengendalian diri sangat penting dalam mencapai keberhasilan di bidang akademis maupun kehidupan sehari-hari. Tanpa kemampuan ini, banyak anak dapat menghadapi tantangan dalam mengikuti instruksi, menyelesaikan tugas, berinteraksi dengan teman sebaya, serta mengatur emosi mereka.

Mengajarkan pengendalian diri kepada siswa bukan hanya untuk menangani perilaku impulsif, tetapi juga membantu mereka mengembangkan keterampilan yang diperlukan untuk masa depan. Dengan pengendalian diri, anak-anak dapat belajar bagaimana mengatasi situasi sulit, menunda kepuasan, dan bertanggung jawab atas tindakan mereka. Bagi siswa yang mengalami kesulitan dalam mengendalikan diri, tantangan ini dapat bervariasi, mulai dari sering menyela saat orang lain berbicara hingga tidak dapat fokus pada tugas yang sedang dikerjakan. Perilaku ini, jika dibiarkan, dapat berdampak buruk pada perkembangan mereka, baik di sekolah maupun di kehidupan sosial mereka.

Pengendalian Diri dan Fungsi Eksekutif

Fungsi eksekutif merujuk pada serangkaian proses kognitif yang membantu seseorang dalam merencanakan, mengarahkan perhatian, mengingat instruksi, dan mengelola berbagai tugas secara efektif. Pengendalian diri adalah salah satu komponen inti dari fungsi eksekutif. Anak-anak yang tidak memiliki keterampilan fungsi eksekutif, terutama dalam pengendalian diri, cenderung menghadapi kesulitan dalam situasi sosial dan akademis.

Sebagai contoh, seorang anak yang kesulitan mengendalikan impuls mungkin mengalami masalah dalam mempertahankan persahabatan karena perilaku seperti menyela saat teman berbicara atau tidak menghormati waktu bermain bersama. Demikian pula, di sekolah, siswa yang tidak memiliki pengendalian diri sering kali menunjukkan kesulitan dalam menyelesaikan tugas, manajemen waktu yang buruk, dan mudah frustrasi ketika tidak mendapatkan hasil yang diinginkan.

Mengajarkan pengendalian diri bukan hanya soal perilaku di kelas, melainkan juga tentang membantu siswa membangun keterampilan yang diperlukan untuk kesuksesan hidup. Anak-anak yang belajar mengendalikan diri akan lebih mampu menghadapi tekanan hidup, menunda kepuasan, dan tetap tenang dalam situasi sulit.

Pengendalian Diri dan Kesuksesan Akademik

Penelitian menunjukkan bahwa pengendalian diri merupakan salah satu prediktor utama kesuksesan akademik. Anak yang memiliki kemampuan untuk mengendalikan diri cenderung lebih fokus pada tujuan jangka panjang, menyelesaikan tugas tepat waktu, dan memiliki hubungan positif dengan guru dan teman sekelas. Mereka juga lebih mampu menghadapi kegagalan dan frustasi tanpa menyerah.

Sebaliknya, siswa yang kurang pengendalian diri cenderung mengalami kesulitan dalam menyelesaikan tugas dengan benar, tergesa-gesa, dan sering kali terganggu oleh hal-hal di sekitar mereka. Kesulitan dalam mengendalikan diri ini bisa memicu konflik dengan teman sebaya maupun guru, yang dapat memperburuk situasi belajar mereka.

Mengajarkan pengendalian diri berarti memberikan siswa alat yang mereka butuhkan untuk menghadapi tantangan akademis dengan lebih baik. Hal ini juga mengajarkan kepada mereka bahwa kesuksesan memerlukan kesabaran, ketekunan, dan kemampuan untuk mengelola emosi ketika menghadapi hambatan.

Strategi Mengajarkan Pengendalian Diri

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun