Senin, 23 September 2024, menjadi salah satu hari berkesan dalam agenda Study Tour bagi delapan siswi Sacred Heart Girls College (SHGC) Melbourne di SMA Regina Pacis Jakarta. Hari keempat ini dipenuhi dengan kegiatan yang meriah dan bermakna, yang tidak hanya memperkenalkan para siswi dari Australia pada budaya Indonesia, tetapi juga mempererat persahabatan lintas bangsa. Mulai dari senam pagi dengan irama khas Indonesia hingga tantangan memasak makanan tradisional, setiap kegiatan mengandung nilai-nilai kerja sama dan kebersamaan yang akan terus dikenang.
Awal Hari dengan Semangat Nusantara
Kegiatan dimulai pukul 07.00 WIB di lapangan basket SMA Regina Pacis Jakarta dengan senam pagi. Dipandu oleh Guru Olahraga, Nesta Jordan Napitupulu, senam pagi ini mengusung tema budaya Nusantara dengan iringan lagu Maumere, salah satu lagu yang sudah melegenda dan sering digunakan dalam berbagai kegiatan senam di Indonesia. Lagu ini mencerminkan kekayaan budaya Indonesia yang penuh warna dan semangat kebersamaan.
Para siswi SHGC mengikuti senam dengan penuh antusias. Gerakan dinamis dan energik dari lagu Maumere berhasil menciptakan suasana hangat dan gembira, memulai hari dengan semangat baru. Ini menjadi pengalaman pertama bagi beberapa siswi SHGC melakukan senam dengan irama dan gaya khas Indonesia, yang tentu saja berbeda dari kebiasaan mereka di Australia. Kegiatan ini sekaligus menjadi jembatan budaya yang mempersatukan para siswa dari kedua sekolah.
Tantangan Berbelanja di Pasar Tradisional Palmerah
Setelah berolahraga, keseruan dilanjutkan dengan tantangan yang tidak kalah menarik, yaitu memasak makanan tradisional Indonesia. Namun, sebelum memasak, para siswi SHGC terlebih dahulu harus merasakan pengalaman berbelanja di pasar tradisional Indonesia, yaitu Pasar Palmerah. Dalam kegiatan ini, para siswi dibagi menjadi lima kelompok yang masing-masing terdiri dari siswa-siswi SHGC dan Regina Pacis. Mereka diberikan budget Rp100.000 per kelompok untuk membeli bahan-bahan yang diperlukan.
Dengan didampingi oleh dua guru, Devita Marlina dan Adiel Gunawan, para peserta berjalan kaki menuju Pasar Palmerah, yang terletak tidak jauh dari sekolah. Kegiatan ini memberikan kesempatan kepada para siswi SHGC untuk merasakan langsung suasana pasar tradisional Indonesia, yang sangat berbeda dengan supermarket di negara asal mereka. Di pasar, para peserta belajar tentang beragam bahan masakan lokal, berinteraksi dengan pedagang, dan mencoba bernegosiasi, sesuatu yang menjadi pengalaman baru bagi para siswi SHGC.
Kegiatan Memasak di Selasar Kreasi
Setelah kembali dari pasar, kegiatan berlanjut dengan memasak di Selasar Kreasi SMA Regina Pacis. Setiap kelompok diberikan kebebasan untuk mengkreasikan menu makanan tradisional Indonesia dari bahan-bahan yang mereka beli. Dengan semangat kolaborasi dan kekompakan, mereka bekerja sama menyiapkan berbagai masakan.Â
Di tengah-tengah kegiatan memasak, Kepala Sekolah SHGC, Mr. Christopher Dalton, hadir untuk menyaksikan langsung kegiatan tersebut. Beliau mengamati dengan penuh antusiasme bagaimana para siswi dari kedua sekolah saling bahu-membahu, saling bertukar cerita dan berbagi tugas, meski berasal dari latar belakang budaya yang berbeda. Bagi Mr. Dalton, pengalaman ini merupakan bentuk konkret dari pendidikan lintas budaya yang memperkaya wawasan para siswi, sekaligus membangun karakter mereka dalam hal kerja sama dan saling pengertian.
Kegiatan memasak ini tidak hanya menjadi ajang untuk belajar mengenai kuliner Indonesia, tetapi juga menjadi momen kebersamaan yang memperkuat ikatan persahabatan antara siswa SHGC dan Regina Pacis. Keseruan memasak bersama ini diakhiri dengan santap siang bersama, di mana setiap kelompok saling mencicipi hasil masakan mereka. Tawa dan canda pun terdengar di seluruh Selasar Kreasi, menandai betapa akrabnya hubungan yang terjalin di antara mereka.