Mohon tunggu...
Yulius Maran
Yulius Maran Mohon Tunggu... Lainnya - Educational Coach

- Gutta Cavat Lapidem Non Vi Sed Saepe Cadendo -

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Sosok Pater Markus, SVD: Imam Indonesia di Sisi Paus Fransiskus selama Kunjungan di Indonesia

5 September 2024   11:48 Diperbarui: 5 September 2024   11:52 185
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Indonesia Papal Visit.Com

Kunjungan Paus Fransiskus ke Indonesia pada 3-6 September 2024 menjadi momen penting dan bersejarah bagi umat Katolik di Indonesia. Ini adalah kunjungan Paus pertama sejak Paus Yohanes Paulus II berkunjung pada tahun 1988, 36 tahun yang lalu. Di tengah momen ini, sosok Pater Markus Solo Kwuta, SVD, muncul sebagai figur kebanggaan nasional yang mendampingi Paus Fransiskus sebagai penerjemah dan penasihat dalam dialog antaragama. Pater Markus, seorang imam asal Indonesia dengan darah Lamaholot dari Lewouran, Flores Timur dan keturunan Pulau Solor dari pihak ibunya, merupakan simbol kebanggaan bangsa Indonesia di kancah internasional.

Pater Markus Solo Kwuta: Putra Lamaholot yang Mendunia

Pater Markus Solo Kwuta lahir pada 15 Juni 1968 di Lewouran, sebuah kampung di bawah lereng Gunung Kembar Lewotobi, Flores Timur. Ia berasal dari garis keturunan Lewouran dari ayahnya dan darah Solor dari ibunya. Kedua wilayah ini, yang berada di ujung timur Pulau Flores dan di Pulau Solor, adalah pusat tradisi Lamaholot yang kaya akan budaya dan iman Katolik.

Sebagai imam dari Kongregasi Serikat Sabda Allah (SVD), Pater Markus kini bertugas di Vatikan dan dipercaya sebagai penasihat Paus dalam dialog antaragama, khususnya dalam hubungan dengan umat Muslim. Peran ini sangat penting, mengingat dialog antaragama adalah salah satu agenda utama Paus Fransiskus dalam membangun perdamaian dan persatuan dunia. Pater Markus, yang fasih dalam berbagai bahasa termasuk Arab, selalu mendampingi Paus dalam kunjungan ke negara-negara mayoritas Muslim, seperti halnya Indonesia saat ini, 3-6 September 2024.

Sebagai seorang putra bangsa Indonesia, Pater Markus membawa semangat Lamaholot dalam tugas-tugasnya, memperlihatkan bahwa Indonesia memiliki tokoh-tokoh besar yang berperan aktif di panggung dunia. Perannya di Vatikan tidak hanya mengharumkan nama Indonesia, tetapi juga membawa pesan tentang pentingnya dialog antaragama dalam membangun dunia yang damai.

Solor: Titik Awal Kekatolikan di Indonesia

Kaitan Pater Markus dengan Solor juga memberikan sentuhan sejarah yang mendalam. Pulau Solor, tempat asal ibunya, adalah lokasi di mana agama Katolik pertama kali diperkenalkan di Indonesia pada abad ke-15 oleh bangsa Portugis. Misi Portugis di Solor membuka jalan bagi penyebaran Kekatolikan di Nusantara, menjadikan pulau ini salah satu pusat misi Katolik pertama di wilayah Indonesia timur.

Pada masa itu, bangsa Portugis membawa misi penyebaran agama Katolik sekaligus memperkenalkan nilai-nilai budaya Eropa. Solor menjadi gerbang bagi misionaris Katolik, dan hingga kini, jejak misi tersebut masih kuat terasa di pulau tersebut. Bagi Pater Markus, asal-usul keluarganya dari Solor menjadi pengingat akan sejarah panjang Kekatolikan di tanah kelahirannya dan menjadi warisan iman yang kuat.

Warisan Lamaholot dan Nilai-Nilai Lokal

Sebagai putra dari Lewouran dan keturunan Solor, Pater Markus tidak hanya mewarisi iman Katolik, tetapi juga nilai-nilai luhur masyarakat Lamaholot. Masyarakat Lamaholot, yang tersebar di Flores Timur dan Solor, dikenal dengan solidaritas, gotong royong, serta kearifan lokal yang menghargai keberagaman. Di tengah kehidupan yang penuh perbedaan agama dan budaya, masyarakat Lamaholot selalu mengutamakan keharmonisan dan persatuan.

Nilai-nilai ini menjadi landasan kuat bagi Pater Markus dalam menjalankan tugasnya di Vatikan. Sebagai penasihat Paus Fransiskus dalam dialog antaragama, ia memahami betul pentingnya pendekatan inklusif dan dialogis dalam menjaga hubungan yang harmonis di antara berbagai komunitas agama. Keterbukaan terhadap keberagaman yang ia pelajari dari tradisi Lamaholot membantunya menjadi jembatan dalam dialog antaragama di seluruh dunia.

Peran Pater Markus dalam Dialog Antaragama

Sebagai penasihat Paus, Pater Markus memainkan peran kunci dalam membangun dialog antara Gereja Katolik dan komunitas Muslim di berbagai negara. Kemampuannya dalam bahasa Arab dan pemahamannya yang mendalam tentang Islam menjadikannya tokoh penting dalam misi Paus Fransiskus untuk menciptakan perdamaian global melalui dialog antaragama.

Dalam banyak kesempatan, Pater Markus terlibat langsung dalam kunjungan-kunjungan Paus ke negara-negara mayoritas Muslim, termasuk Indonesia. Sebagai penerjemah dan penasihat, ia tidak hanya menerjemahkan kata-kata Paus, tetapi juga menyampaikan pesan-pesan damai dan persatuan kepada umat Muslim dan Katolik. Perannya ini menjadi bukti nyata bahwa anak bangsa Indonesia memiliki kemampuan dan kontribusi yang besar dalam upaya perdamaian dunia.

Kunjungan Paus Fransiskus ke Indonesia: Momen Bersejarah

Kunjungan Paus Fransiskus ke Indonesia pada September 2024 ini menjadi momen iman yang dinantikan oleh umat Katolik di seluruh Indonesia. Sejak kunjungan terakhir Paus Yohanes Paulus II pada tahun 1988, umat Katolik Indonesia telah menunggu kedatangan Paus untuk memberikan pesan-pesan damai, persatuan, dan harapan.

Selama kunjungannya, Paus Fransiskus dijadwalkan bertemu dengan berbagai pemimpin agama, tokoh masyarakat, serta umat Katolik dari berbagai daerah di Indonesia. Kunjungan ini tidak hanya menjadi momen spiritual bagi umat Katolik, tetapi juga momen penting untuk menunjukkan kepada dunia bahwa Indonesia adalah negara yang damai, dengan kerukunan umat beragama yang kuat.

Pater Markus, yang mendampingi Paus selama kunjungan ini, menjadi sosok penting yang memastikan bahwa pesan-pesan Paus dapat dipahami dengan baik oleh masyarakat Indonesia. Sebagai putra bangsa, Pater Markus membawa kebanggaan tersendiri, bahwa anak Indonesia memainkan peran penting dalam misi global Gereja Katolik.

Kebanggaan Nasional: Putra Lamaholot yang Berperan di Kancah Internasional

Kehadiran Pater Markus Solo Kwuta dalam mendampingi Paus Fransiskus selama kunjungannya ke Indonesia adalah wujud kebanggaan nasional. Sebagai putra dari Lewouran dengan keturunan Solor, Pater Markus menunjukkan bahwa Indonesia memiliki tokoh-tokoh yang mampu berperan aktif di panggung internasional, membawa nilai-nilai luhur bangsa dalam misi global.

Pater Markus adalah inspirasi bagi generasi muda Indonesia, bahwa dengan tekad dan dedikasi, setiap anak bangsa dapat berkontribusi bagi perdamaian dunia. Perannya di Vatikan menjadi bukti bahwa Indonesia tidak hanya memiliki kekayaan budaya, tetapi juga talenta-talenta hebat yang diakui di tingkat global.

Penutup

Kunjungan Paus Fransiskus ke Indonesia pada September 2024 adalah momen iman yang sangat dinantikan oleh umat Katolik di seluruh negeri. Dengan kehadiran Pater Markus Solo Kwuta sebagai pendamping dan penerjemah Paus, bangsa Indonesia dapat berbangga bahwa salah satu putra terbaiknya berperan penting dalam misi global Gereja Katolik, khususnya dalam dialog antaragama. Sebagai putra dari Lewouran dan keturunan Solor, Pater Markus tidak hanya membawa kebanggaan bagi masyarakat Flores Timur, tetapi juga bagi seluruh bangsa Indonesia, menunjukkan bahwa dengan semangat dan tekad, anak bangsa dapat memberikan kontribusi besar bagi dunia.

Pater Markus Solo Kwuta, SVD, memulai perjalanan pendidikannya di Seminari Hokeng pada tahun 1984, di mana ia menonjol dengan bakat musik dan kecakapan bahasa. Dari seminari, kemudian masuk ke Novosiat SVD, Studi Filsafat 2 tahun di Ledalero, dan karena kecerdasannya Pimpinan SVD mengutusnya, untuk  melanjutkan studi  teologi di Austria hingga mencapai gelar Doktor di Bidang Teologi. Dia juga belajar Islamologi di Roma dan Kairo, menguasai berbagai bahasa termasuk Arab. Keahliannya membawa Pater Markus ke Vatikan sebagai penasehat Paus Fransiskus dalam dialog antaragama, di mana ia sering mendampingi Paus dalam kunjungan internasional. Meskipun telah jauh dari kampung halamannya di Lewouran, Markus tetap dikenal sebagai pribadi rendah hati dan berdedikasi tinggi dalam tugasnya. ***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun