Mohon tunggu...
Yulius Maran
Yulius Maran Mohon Tunggu... Lainnya - Educational Coach

- Gutta Cavat Lapidem Non Vi Sed Saepe Cadendo -

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Kuliah: Sebuah Keharusan atau Pilihan?

18 Mei 2024   22:30 Diperbarui: 18 Mei 2024   22:33 226
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar https://pixabay.com/

Filsuf pendidikan Ivan Illich dalam karyanya "Deschooling Society" (1971) menantang paradigma tradisional tentang sekolah dan pendidikan tinggi. Ia berargumen bahwa model pembelajaran yang berfokus pada nilai dan ijazah tidak selalu mengantarkan pada kesuksesan dalam kehidupan nyata. Illich menekankan pentingnya pembelajaran mandiri dan pengalaman hidup dalam mengembangkan keterampilan dan pengetahuan yang dibutuhkan untuk menghadapi dunia yang kompleks.

Di sisi lain, para filsuf pendidikan seperti John Dewey dan Paulo Freire menekankan nilai pendidikan tinggi dalam mengembangkan pemikiran kritis, kemampuan memecahkan masalah, dan keterampilan komunikasi yang esensial untuk kehidupan dan karir. Mereka berargumen bahwa pendidikan tinggi bukan hanya tentang memperoleh gelar, tetapi juga tentang proses transformasi diri dan pengembangan intelektual.

Meskipun demikian, apakah kuliah adalah sebuah keharusan, pilihan, tren, atau hanya opsional, sangat bergantung pada konteks individu dan kondisi sosial-ekonomi. Bagi sebagian orang, kuliah merupakan keharusan untuk mencapai cita-cita dan memasuki karir tertentu yang memerlukan kualifikasi akademis khusus. Namun, bagi yang lain, kuliah bisa jadi hanya pilihan atau bahkan tren yang diikuti tanpa pertimbangan matang. Pada kenyataannya, pendidikan tinggi tidak selalu menjadi jalan satu-satunya menuju sukses. Banyak alternatif pendidikan dan pelatihan yang bisa memberikan keterampilan yang relevan dan dibutuhkan di pasar kerja.

Untuk lulusan SMA yang tidak melanjutkan kuliah, penting untuk mempersiapkan diri dengan keterampilan praktis yang dapat langsung diterapkan dalam dunia kerja. Keterampilan seperti keahlian teknis (misalnya, pemrograman komputer, desain grafis, mekanik, atau akuntansi), kemampuan berkomunikasi, manajemen waktu, serta keterampilan berpikir kritis dan kreatif sangat dihargai oleh banyak pemberi kerja. Pelatihan vokasional, kursus singkat, sertifikasi profesional, dan pengalaman magang dapat menjadi alternatif yang efektif untuk mempersiapkan lulusan SMA agar siap menghadapi tantangan dan peluang dalam kehidupan dan karir mereka. ***

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun