Mohon tunggu...
Yulius Maran
Yulius Maran Mohon Tunggu... Lainnya - Educational Coach

- Gutta Cavat Lapidem Non Vi Sed Saepe Cadendo -

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Hidangan Prasmanan Vs Implementasi Kurikulum Merdeka

13 September 2023   13:45 Diperbarui: 13 September 2023   15:16 528
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.yummyadvisor.id/pontianak/restoran-cocom-prasmanan-gajahmada-tepian-pontianak/menu/

Tulisan ini terinspirasi dari obrolan  saya dan teman-teman Kepala Sekolah yang tergabung dalam pengurus MKS MPK  KAJ pada hari Selasa, 12 September 2023 ketika kami mengkritisi tentang menu program yang akan dijalankan selama satu tahun kedepan. Kami melihat program yang beragam yang ditawarkan dan ingin mengerucut kepada program prioritas agar sekolah-sekolah di bawah MPK KAJ mempunya sebuah ciri khas dari generasi ke generasi.

Di sisi lain, ada tantangan bahwa idealisme itu tidak bisa diseragamkan begitu saja. Sekolah-sekolah di bawah MPK tentu mempunyai karakteristik masing-masing. Oleh karena itu banyaknya program yang ditawarkan sejatinya bukan sebuah urgensi untuk dikurangi, namun dihargai sebagai sebuah keberagaman pilihan dan kondisi. "Ditawarkan keragaman ini ibarat MPK KAJ menyediakan hidangan prasmanan bagi sekolah-sekolah dan mereka bebas memilih sesuai kebutuhan masing-masing," imbuh Romo Edu, SJ Kepala SMA Kolese Gonzaga, Jakarta dalam rapat tersebut.

Filosofi Hidangan Prasmanan: Pembelajaran Diferensiasi di Kelas

Pendidikan adalah proses yang sangat pribadi. Setiap peserta didik memiliki minat, kekuatan, dan kebutuhan yang berbeda. Dalam dunia pendidikan yang semakin berkembang, penting bagi guru untuk menghadirkan pendekatan yang memungkinkan setiap siswa untuk tumbuh dan berkembang sesuai dengan kemampuan dan potensi mereka. Salah satu pendekatan yang muncul dan semakin populer dalam dunia pendidikan adalah pembelajaran berdiferensiasi. Untuk menjelaskan konsep ini, kita dapat menggunakan analogi yang menarik: filosofi hidangan prasmanan.

1. Ragam Pilihan

Hidangan prasmanan adalah tempat di mana kita dapat menikmati berbagai hidangan dari berbagai jenis makanan. Dalam pembelajaran diferensiasi, siswa diberikan "ragam pilihan" dalam bentuk beragam tugas, materi, dan metode pembelajaran. Setiap peserta didik memiliki kekuatan dan preferensi belajar yang berbeda, dan dengan memberikan pilihan, guru memungkinkan mereka untuk memilih apa yang sesuai dengan mereka.

2. Kecerdasan yang Berbeda

Setiap hidangan dalam prasmanan menggugah selera berbeda. Demikian pula, setiap peserta memiliki "kecerdasan" yang berbeda. Teori kecerdasan majemuk Howard Gardner menyatakan bahwa ada banyak jenis kecerdasan, seperti kecerdasan linguistik, logis-matematis, musikal, dan lainnya. Pembelajaran diferensiasi memungkinkan guru untuk mengakomodasi kecerdasan beragam ini dengan cara yang sesuai dengan masing-masing peserta didik.

3. Penyesuaian Menu

Ketika kita datang ke prasmanan, kita dapat mengatur menu sesuai dengan selera kita. Dalam pembelajaran diferensiasi, peserta didik diberikan kesempatan untuk "menyesuaikan menu" mereka. Ini berarti bahwa mereka dapat menentukan bagaimana mereka ingin mengakses dan memproses informasi. Misalnya, beberapa peserta didik mungkin lebih suka membaca teks, sementara yang lain lebih suka menonton, berpartisipasi dalam diskusi kelompok, menuliskan artikel, membuat infografis atau membuat video dan presentasi .

4. Porsi yang Sesuai

Penting bagi setiap orang untuk mengambil porsi yang sesuai dalam prasmanan agar tidak terlalu kenyang atau lapar. Dalam pembelajaran diferensiasi, guru membantu peserta didik untuk "mengatur porsi" belajar mereka agar sesuai dengan tingkat kesulitan yang sesuai dengan kemampuan mereka. Ini memastikan bahwa siswa tidak terlalu frustrasi atau terlalu bosan dengan materi pembelajaran.

5. Penilaian yang Fleksibel

Seperti prasmanan yang tidak membatasi kita untuk mencoba berbagai hidangan, pembelajaran diferensiasi menerapkan penilaian yang fleksibel. Peserta didik dapat dinilai berdasarkan pencapaian mereka dalam berbagai cara, seperti proyek, presentasi, atau ujian, sesuai dengan cara terbaik mereka mengekspresikan pemahaman mereka.

6. Penghargaan Terhadap Kreativitas

Prasmanan sering menghargai kreativitas dalam penyajian hidangan. Demikian pula, pembelajaran diferensiasi menghargai kreativitas peserta didik. Hal ini akan sangat menggugah mereka untuk berpikir kreatif, mengeksplorasi ide-ide baru, dan mengemukakan solusi unik untuk masalah.

Penerapan filosofi hidangan prasmanan dalam pembelajaran diferensiasi memberikan ruang bagi keberagaman dan personalisasi dalam pendidikan. Ini memungkinkan setiap siswa untuk merasa dihargai, terlibat, dan mendapatkan pemahaman yang lebih mendalam tentang materi pelajaran. Dengan cara ini, kita dapat menciptakan lingkungan pembelajaran yang mendukung pertumbuhan holistik siswa, mempersiapkan mereka untuk menghadapi dunia yang semakin beragam dan dinamis.

Kurikulum Merdeka sebagai Hidangan Prasmanan di Satuan Pendidikan

Kurikulum Merdeka adalah konsep pendidikan yang mengedepankan kreativitas, inovasi, dan pemberdayaan peserta didik untuk mencapai potensi maksimal mereka. Konsep ini membebaskan pendidikan dari batasan kurikulum tradisional yang kaku, dan lebih mirip dengan hidangan prasmanan yang menawarkan beragam hidangan untuk dinikmati. Mari kita lihat bagaimana analogi ini dapat membantu kita memahami implementasi Kurikulum Merdeka.

Kemerdekaan Memilih

Dalam prasmanan, kita bebas memilih hidangan mana yang ingin kita nikmati. Begitu pula dalam Kurikulum Merdeka, peserta didik memiliki kemerdekaan untuk memilih jalur pendidikan mereka. Mereka dapat mengeksplorasi mata pelajaran yang mereka minati, menggabungkan pengetahuan dari berbagai bidang, dan menentukan cara terbaik untuk belajar.

Penyajian yang Menarik

Hidangan dalam prasmanan disajikan dengan estetika yang menarik untuk memikat selera. Demikian juga dalam Kurikulum Merdeka, pendidikan dirancang untuk menarik minat peserta didik. Guru dapat menggunakan berbagai metode pengajaran, teknologi, dan sumber daya untuk membuat pembelajaran lebih menarik dan relevan bagi peserta didik.

Menghormati Keberagaman

Prasmanan sering mencakup hidangan dari berbagai budaya dan tradisi. Analoginya, Kurikulum Merdeka menghormati keberagaman satuan pendidikan dan peserta didik yang ada di dalamnya. Ini mencakup pendekatan pendidikan inklusif yang mempertimbangkan perbedaan budaya, kemampuan, dan latar belakang peserta didik.

Dengan analogi ini, kita dapat melihat bahwa implementasi Kurikulum Merdeka mirip dengan prasmanan yang menyajikan beragam pilihan pendidikan kepada peserta didik. Hal ini mendorong peserta didik untuk aktif dalam proses pembelajaran, mengejar minat dan bakat mereka, dan mengembangkan pengetahuan yang lebih mendalam. Dengan demikian, Kurikulum Merdeka dapat menjadi fondasi yang kuat untuk menciptakan generasi yang kreatif, inovatif, dan siap menghadapi tantangan masa depan. *** Yulius Maran [ Kepala SMA Regina Pacis Jakarta ]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun