Mohon tunggu...
Yulius Maran
Yulius Maran Mohon Tunggu... Lainnya - Educational Coach

- Gutta Cavat Lapidem Non Vi Sed Saepe Cadendo -

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

58 Tahun Merawat Bangunan Sosio-Emosional

15 Agustus 2023   19:59 Diperbarui: 15 Agustus 2023   20:00 444
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pendidikan bukan hanya tentang pencapaian akademis, tetapi juga tentang membantu siswa menjadi individu yang berdaya saing, seimbang emosinya, dan mampu berkontribusi secara positif dalam masyarakat. Oleh karena itu pengembangan bangunan sosio-emosional di satuan pendidikan sangat penting.  Upaya ini tentu saja memiliki dampak yang signifikan pada perkembangan siswa secara holistik.

Jika kita cermati, keterampilan sosio-emosional melibatkan kemampuan untuk mengenali, memahami, mengelola, dan berinteraksi dengan emosi sendiri dan orang lain, serta berkomunikasi dan beradaptasi dalam berbagai situasi sosial. 

Betapa pentingnya sebuah bangunan sosio-emosional bagi peserta didik, meyakinkan kita bahwa aspek ini harus terus dirawat agar tumbuh subur dalam diri peserta didik lantas berdampak pada satuan pendidikan, keluarga, masyarakat serta bangsa dan negara. Di bawah ini adalah beberapa alasan pentingnya merawat bangunan sosio-emosional pada peserta didik:

  1. Pengembangan Kesejahteraan Mental: Keterampilan sosio-emosional membantu peserta didik mengenali dan mengelola emosi mereka dengan lebih baik. Hal ini dapat mencegah masalah kesejahteraan mental seperti stres, kecemasan, dan depresi, serta mempromosikan kebahagiaan dan ketahanan mental.

  2. Kemampuan Berkomunikasi yang Efektif: Keterampilan sosio-emosional membantu peserta didik belajar cara berkomunikasi dengan baik, mendengarkan dengan aktif, dan mengungkapkan diri dengan jelas. Ini akan membantu mereka dalam berbagai aspek kehidupan, baik dalam konteks akademik, profesional, maupun sosial.

  3. Peningkatan Hubungan Sosial: Kemampuan berinteraksi dengan empati, pengertian, dan respek terhadap perasaan orang lain membantu peserta didik membangun hubungan sosial yang lebih baik. Ini termasuk kemampuan untuk memecahkan konflik dengan cara yang sehat dan membangun kerjasama dalam kelompok.

  4. Kemampuan Manajemen Konflik: Keterampilan sosio-emosional mengajarkan peserta didik cara mengelola konflik dengan bijaksana, memahami sudut pandang berbeda, dan mencari solusi yang adil. Ini adalah keterampilan yang penting dalam kehidupan sehari-hari maupun lingkungan kerja di masa depan.

  5. Peningkatan Kinerja Akademik: Peserta didik yang memiliki keterampilan sosio-emosional yang baik cenderung memiliki konsentrasi yang lebih baik, mampu mengelola stres ujian, dan memiliki hubungan yang positif dengan guru dan teman sekelas. Ini dapat berdampak positif pada kinerja akademik mereka. Selain itu pengembangkan keterampilan sosio-emosional membantu siswa merasa lebih percaya diri dalam mengatasi tantangan, meraih tujuan, dan berpartisipasi dalam berbagai aktivitas.

Selaras dengan pentingnya merawat bangunan sosio-emosional, SMA Regina Pacis Jakarta terus berkomitmen menjaga, menumbuhkan dan mengembangkan komponen ini. Ada berbagai strategi merawat bangunan sosio emosional pada diri peserta didik. Salah satunya lewat kegiatan-kegiatan  bermakna, seperti yang dilakukan oleh para peserta didik dan guru pada perayaan HUT ke 58 SMA Regina Pacis Jakarta.  Inilah yang disebut 58 tahun merawat bangunan sosio-ekonomi.

Selasa, 15 Agustus 2023 adalah momen spesial bagi para peserta didik  dan SMA Regina Pacis. Setiap peserta dalam kelas membawa hidangan makanan atau minuman untuk dibagi bersama. Setiap peserta didik berkontribusi dengan membawa hidangan yang mereka suka juga mereka sepakati dan seluruh makanan ini dibagi bersama dalam acara  melibatkan guru, siswa, staf, dan para pegawai. Kemeriahan terpancar dari wajah-wajah yang kekenyangan karena banyaknya makanan.

Clarissa Angkawidjaja Peserta didik dari kelas XI  St Antonius menceritakan pengalamannya, "kesan saya mengenai potluck hari ini sangat menyenangkan, karena bisa membawa makanan dan dimakan bersama teman-teman dan para guru. Memperkuat hubungan di antara teman dan juga guru." Di kelas yang lain, Joo Kezia Abigail dari Kelas  X B mengatakan bahwa hari ini sangat menyenangkan sekali, karena dia dapat menikmati makan bersama dengan teman teman dan sangat seru.  "Senang membagikan makanan makanan kepada petugas petugas dan satpam untuk berbagi berkat." Lanjut Abigail.

Potluck adalah sebuah strategi merawat bangunan sosio-emosional. karena di dalam potluck, ada banyak makna saya bisa direfleksikan, antara lain: 

a) Penghargaan terhadap Keanekaragaman Kultural dalam mana keragaman makanan yang dikumpulkan  mencerminkan keanekaragaman budaya dalam lingkungan sekolah. 

b) Pengembangan Keterampilan Sosial: Acara potluck mendorong peserta didik untuk berinteraksi dengan orang lain, memperluas jaringan sosial, dan mengembangkan keterampilan berkomunikasi. Peserta didik dalam satu kelas akan berkomunikasi satu sama lain dan membagi tugas siapa membawa apa dan sebagainya. Peserta didik lantas mempromosikan komunikasi terbuka. mereka dapat berbagi cerita tentang hidangan yang mereka bawa, menumbuhkan keterampilan berbicara dan mendengarkan, serta mempromosikan komunikasi yang terbuka di antara semua peserta.

c) Pengembangan Kreativitas: Peserta didik dapat berkreasi dengan menciptakan hidangan yang unik dan kreatif. Ini mendorong mereka untuk berpikir out of the box dan mengeksplorasi ide-ide baru.

Singkat cerita, potluck mengajarkan nilai-nilai tentang compassion, berbagi, kepedulian, dan menghormati kerja keras orang lain yang terlibat dalam acara ini. Potluck mempromosikan rasa peduli terhadap kebutuhan dan preferensi makanan setiap orang, termasuk mereka yang memiliki diet khusus karena alergi atau keyakinan tertentu. Selain itu potluck adalah kesempatan untuk bersenang-senang dan merayakan kedekatan antara anggota komunitas sekolah.

Guru Ekonomi yang sudah melayani di SMA Regina Pacis selama kurang lebih 29 tahun, ikut serta berbagi cerita. "Hari ini saya bergembira terutama melihat anak anak dalam kegiatan potluck. Setiap kelas dengan kesadaran masing masing menyajikan berbagai hidangan. Ada yang satu macam, dua macam ada juga kelas yang menyediakan banyak macam sajian makanan. Sungguh luar biasa. Nilai-nilai compassion dan servant leadership sangat kentara pada diri peserta didik saat itu. Mereka mau berbagi kepada teman, guru, karyawan dan melayani mereka dengan penuh sukacita. Peristiwa ini tidak terlepas dari peran guru/wali kelas dan terutama orang tua peserta didik. Semangat mereka sungguh luar biasa." Tutur Pak Andre, Guru Ekonomi dengan senyum sumringahnya. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun