Mohon tunggu...
MARA JUNGJUNG
MARA JUNGJUNG Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa UIN sunan Kalijaga Yogyakarta/23107030013

Suka mendengarkan musik dan bersosialisasi sesama mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Seni

Ke Paluta Bakalan Menyesal, Kalo Tidak Mampir Di Candi Bahal

23 Juni 2024   05:52 Diperbarui: 23 Juni 2024   06:07 139
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tahukah kamu dengan tempat destinasi Candi Bahal? Nah, Candi Bahal ini  adalah sebuah candi Budha yang terletak di Kabupaten Padang Lawas Utara (Paluta), Sumatera Utara. Candi ini mempunyai sejarah yang panjang dan merupakan situs arkeologi yang penting. Pasalnya, Candi Bahal merupakan bukti  hadirnya ajaran  Buddha di wilayah Paluta pada masa lalu. Pura ini selain menjadi  situs bersejarah juga menjadi tempat memperingati Hari Raya Waisak 2023.

Namun bagaimana candi Bahar bisa dibangun di Padang Lawas Utara?

Bialo Bahar dan Padang Lawas Utara Tak bisa dipungkiri, jejak sejarah masyarakat zaman dahulu lebih banyak terdapat di Pulau Jawa. Candi Borobudur yang terletak di Magelang, Jawa Tengah, merupakan salah satu situs Budha yang paling terkenal baik bagi masyarakat Indonesia maupun mancanegara.

Namun candi Budha masih  banyak terdapat di luar Pulau Jawa. Misalnya saja  di jawa tengah, Jawa TTimurdan lainnya. Orang mungkin tidak terlalu menganggap Sumatera Utara sebagai tempat peninggalan agama Budha. Namun  candi sebenarnya banyak terdapat di wilayah Sumatera Utara. Padang Lawas merupakan kawasan dengan jumlah candi terbanyak di Sumatera Utara, termasuk Candi Bahal.

Dalam e-book Candi Bahal karya Ahmad Sadad, situs bersejarah ini terletak di Desa Baha, Kecamatan Padang Bolak, Portibi, Kabupaten Padang Lawas Utara, Sumatera Utara, sekitar 400 km dari Medan.

Dari sumber, Biara Bahal dan Biara Sipamuthung yang merupakan peninggalan arkeologi klasik Indonesia di kawasan Padang Lawas Sumatera Utara, meski umumnya candi, namun memiliki sebutan terkenal untuk reruntuhan masyarakat Padang Lawas "Bialo" dan bukan "Biaro"  Kuil.

Istilah biaro sendiri berasal dari kata Sansekerta vihara, yang berarti "serambi tempat para biksu berkumpul atau berkeliaran". Belakangan, kata "Vihara" diadopsi ke dalam bahasa Indonesia dan menjadi "Wihara" yang berarti "biara" atau "tempat para biksu".

Oleh karena itu, situs peninggalan kuno ini kini sering disebut sebagai "Biara Bahir". Pada saat yang sama, julukan "Bialo" yang diberikan oleh penduduk setempat merupakan indikasi kuat  pengaruh  Buddha kuno.

 Mengapa disebut "Candi Bahal"?

Berdasarkan e-book Candi Baha karya Ahmad Saddad, nama peninggalan kuno Buddha  ini berdasarkan lokasi dibangunnya.

 Dalam hal ini bangunan tersebut diberi nama "Candi Bahal" karena letaknya di Desa Bahal. Selain itu, vihara ini mempunyai julukan lain: Candi/Bialo Portibi. Nama tersebut juga berasal dari tempat dimana candi ini berada, yaitu kawasan Portibi. Sekadar informasi: Portibi berarti "dunia" atau "bumi" dalam bahasa Batak.

 Kata tersebut sinonim dengan kata Sansekerta pertiwi yang berarti "dewi bumi". Peninggalan Kerajaan Sriwijaya  Abad ke-11 Candi Bahar yang disebutkan di awal merupakan  peninggalan agama Budha.

Pada tahun 2020, dalam penataan ruang candi Bahar I, II, dan III di Padang Lawas Utara, Sumatera Utara, menyatakan bahwa candi Bahar merupakan kompleks candi yang berasal dari masyarakat purba yang tergabung dalam aliran Budha Vajrayana.

Bangunan bersejarah ini diyakini berasal dari abad ke-11 Masehi.

Menurut "Sumber Belajar Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan" karya Husnul Kofifa Harahap, Bialo Bahar dibangun oleh raja-raja Hindu Shifa dan raja-raja Tamil yang pernah tinggal di selatan India berkuasa.  Namun yang menarik dari candi ini adalah reruntuhannya yang menjadi saksi kekuasaan kerajaan Sriwijaya di Sumatera Utara.

Lebih spesifiknya, Candi Bahar dikaitkan dengan Kerajaan Pannai, sebuah kerajaan di pesisir timur Sumatera Utara. Berdasarkan Sriwijaya: Indonesia's Maritime Kingdoms (2023) karya Ahmad Sadad, Kerajaan Pannai  berhasil ditaklukkan oleh Kerajaan Sriwijaya dan akhirnya menjadi salah satu wilayah kekuasaannya.

Selain itu, vihara juga dianggap sebagai penanda kekuasaan Kerajaan Sriwijaya di Sumatera Utara melalui penataan ruangnya.

 Di tahun yang sama 2020, menyebutkan salah satu ciri Candi Sriwijaya adalah letaknya yang  dekat dengan sungai. Situs Candi Bahal sendiri terletak di dekat aliran Sungai Batang Pein yang bermuara ke Sungai Barumun.

Dengan semua keunikan dan keautentikan yang tertanam dalam candi Bahal, kita bisa mengambil banyak sisi edukatif mulai dari sejarah, arkeologis, sistem pemerintahan pada zaman dahulu dan lainnya. Pastinya dibarengi dengan riset berkepanjangan untuk mengungkapkan isi mutiara-mutiara historis pada candi Bahal ini.

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Seni Selengkapnya
Lihat Seni Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun