Selain warga kampung, ada satu keluarga yang mengelola rumah produksi ini sehari-hari yakni Pak Johan (42) dan istrinya Linda (40). Anak kecil mereka kadang turut bersama mereka selama proses pembuatan garam.
Menurut Ibu Linda, keluarganya telah menekuni pembuatan garam gunung selama 40 tahun.Â
"Waktu orang tua saya masih mengelola sumur garam ini, saya yang masih kecil sering ikut ke sini, sekarang kami pula yang melanjutkannya," tuturnya.
Produksi garam Ibu Linda terdiri atas 2 jenis yakni, garam yang berwarna merah jambu dan garam berwarna putih.Â
Garam berwarna merah jambu di jual seharga 30 ribu per kilo gramnya, sedangkan garam berwarna putih dijual seharga 40 ribu per kilo gramnya.
Bagaimana Garam Gunung Dibuat?
Teknik produksi garam gunung yang dipraktikkan saat ini di Rumah Produksi Garam Mursib Desa Pa Kebuan telah mengalami perkembangan.Â
Dahulu, proses perebusan hanya dilakukan satu kali dan warna garam yang diperoleh tidak terlalu putih.Â
Penemuan teknik ke-2 produksi garam justru terjadi tidak sengaja ketika instalasi rumah produksi garam ini mengalami kebakaran di masa lalu.Â
Pasca kebakaran, air dalam drum perebusan yang masih tersisa mereka langsung tidak buang. Mereka mencoba-coba untuk merebusnya kembali, dari hasil perebusan ke dua kali ini mereka melihat bahwa abu dan serbuk kotoran lainnya yang mengendap di dasar drum terpisah dalam proses perebusan dan pengendapan.Â