Mohon tunggu...
Marahalim Siagian
Marahalim Siagian Mohon Tunggu... Konsultan - Konsultan-sosial and forest protection specialist

Homo Sapiens

Selanjutnya

Tutup

Nature Artikel Utama

Asam di Gunung, Garam Tak Hanya di Laut

17 Juli 2022   13:29 Diperbarui: 28 September 2022   19:36 1863
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Garam merupakan sumber mineral dan yodium yang diperlukan tubuh manusia termasuk jenis mamalia lainnya yang berperan untuk menjaga organ tubuh agar berfungsi dengan baik.  

Dalam dunia lama, motif hubungan perdagangan di antara masyarakat dataran tinggi dengan masyarakat di pesisir adalah untuk mendapatkan garam dan perkakas berbahan besi yang tidak tersedia atau dapat diproduksi masyarakat di dataran tinggi, sebaliknya masyarakat pesisir mendapatkan hasil-hasil hutan seperti damar, gaharu, rotan, bahan celupan, dan banyak lagi.

Sepenting apa garam bagi tubuh kita? 

Merujuk laman kesehatan www.alodokter.com, mineral yodium yang dikandung garam membantu tubuh untuk memproduksi hormon tiroid---kekurangan hormon tiroid membuat tubuh menjadi mudah kelelahan serta sulit berkonsentrasi. Garam berperan juga untuk menjaga fungsi saraf dan otot tubuh. Mencegah hipotensi atau tekanan darah rendah. Kekuragan asupan garam pada bayi dapat membuat IQ anak yang lebih rendah (lebih jauh ligat di sini).

Garam gunung di rumah produksi Desa Pa Kebuan Krayan Timur (Dokpri)
Garam gunung di rumah produksi Desa Pa Kebuan Krayan Timur (Dokpri)

***

Sebagian besar garam berasal dari laut, sementara asam biasanya ada di gunung. Maka kita pun mengenal peribahasa ini, "asam di gunung, garam di laut" yang artinya dua insan yang berjauhan kalau sudah ditakdirkan tetap akan menyatu.

Selain di laut, garam ternyata ada di gunung. Di Kalimantan Utara ada dua situs sumber garam yang dapat ditambang dari gunung yakni di Long Midang dan Pa Kebuan, Kecamatan Krayan Timur. Sumber air garam yang terbesar dari kedua situs ini adalah yang berada di Desa Pa Kebuan.

Saat saya melakukan kerja lapangan, informan menyebutkan bahwa penemuan situs garam ini terjadi ratusan tahun yang lalu. 

Penemunya adalah dua saudara kakak beradik bernama Murang dan Sibal warga Suku Dayak Lundayeh. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun