Dari sisi konsumsi, Tombiotohe menjadi semacam lampu hijau untuk belanja besar untuk menyambut hari raya Idul Fitri. Kebutuhan uang meningkat dan jumlah pinjaman juga meningkat.
Menurut petugas pegadaian, jumlah emas yang digadaikan oleh masyarakat meningkat drastis jumlahnya menjelang Idul Fitri. Kebutuhan uang tunai sangat besar untuk keperluan Idul Fitri. Peningkatan konsumsi terlihat bukan hanya pada kue dan pakaian, namun juga pada cat dan bahan bangunan sehubungan dengan kebiasaan penduduk Gorontalo untuk mempercantik rumahnya dalam rangka menyambut Idul Fitri.
Pasar-pasar malam digelar yang menjual aneka macam kebutuhan masyarakat. Ini semacam fenomena pent-up demand dimana permintaan akan barang melonjak secara tiba-tiba. Ini adalah fenomena ekonomi yang dicirikan oleh keadaan sebelumnya mengalami periode konsumsi yang melemah.
Di pasar malam, aneka macam kebutuhan sekunder dan tersier diserbu masyarakat. Pedagang sandal dan sepatu kewalahan menerima permintaan. Hal ini juga terjadi pada jenis barang tersier. Bentor (becak motor) memadati jalan raya. Lalu lintas tiba-tiba menjadi padat merayap.Â
Seorang bapak terlihat membawa anggota keluarganya bonceng tiga. Tiga anak yang bersamanya terlihat memakai macam-macam mainan. Anak terkecil terlihat memakai kaca mata plastik dan bando berbulu. Dua anak laki-laki yang diboncengnya, terlihat membawa terompet serta aneka mainan memenuhi tangannya.
Selain peningkatan konsumsi yang tiba-tiba pada barang, permintaan jasa transportasi juga meningkat sehubungan dengan kebiasaan untuk mengunjungi kerabat baik dekat maupun jauh, menggunakan kendaraan pribadi bahkan rental mobil.
Fenomena pent-up demand mungkin fenomena umum di Indonesia selama merayakan Idul Fitri, namun Tombilotohe-malam dimana rumah, jalan raya, lapangan terbuka, serta Mesjid dipenuhi lampu teplok berbahan minyak tanah secara kolosal dan koreografis menjadi ciri masyarakat Gorontalo menyambut Idul Fitri.
Selamat Idul Fitri buat saudara umat Muslim. Mohon maaf lahir dan batin.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H