Mohon tunggu...
Marahalim Siagian
Marahalim Siagian Mohon Tunggu... Konsultan - Konsultan-sosial and forest protection specialist

Homo Sapiens

Selanjutnya

Tutup

Nature Artikel Utama

Penyerbu Hijau, Tumbuhan di Sekitar Kita yang Merugikan

31 Agustus 2020   22:41 Diperbarui: 3 April 2022   15:32 1436
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tumbuhan asing invasif jenis Merremia peltata (Gambar: Marahalim Sigian)

Penyerbu hijau menunjuk pada jenis tumbuhan asing yang bersifat invasif. Tumbuhan ini menjadi merugikan karena mampu menguasai ekosistem dan menyebabkan tumbuhan asli kehilangan tempat tumbuh bahkan dapat mematikan jenis tumbuhan asli dengan cara menutupi tajuk pohon.

Beberapa dari jenis tumbuhan invasif ini berupa gulma yang cepat tumbuh dan menyebar dan susah dikendalikan. Jenis lain bekerja dengan cara melilit batang hingga ke puncuk tanaman petani lalu mencekiknya hingga mati.

Tumbuhan invasif spesies di kawasan hutan (Gambar: Marahalim Siagian)
Tumbuhan invasif spesies di kawasan hutan (Gambar: Marahalim Siagian)
Di ekosistem akuatik seperti danau, tumbuhan asing invasif ini dapat menutupi permukaan danau sehingga sinar matahari tidak dapat masuk ke dalam perairan, menurunkan tingkat kelarutan oksisgen dalam air menyebabkan ikan tidak dapat berkembang bahkan mati.

Jenis-jenis spesies invasif ini lebih jauh dapat menjadi ancaman bagi kesehatan ekosistem, biodiversitas, ekonomi, hingga sumberdaya genetik. Menyebut diantaranya, alang-alang, enceng gondok, Merremia peltata, dan Cecropia peltata.

Yuke Mardianti (2014) dalam penelitianya di Wilayah Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (TNBBS) Propinsi Lampung menyebut bahwa lebih dari 7.000 ha kawasan hutan di invasi Merremia peltata. 

Invasi ini menurunkan dan mengganggu satwa yang dilindungi seperti harimau, gajah, dan badak Sumatera. Satwa-satwa tersebut kemudian bermigrasi ke arah utara yang merupakan perkampungan penduduk.

Berdasarkan riset S. Sapdi (2009) di Jawa Barat dan DKI Jakarta, enceng gondok dapat menurunkan kekayaan dan keanekaragaman spesies serangga pada vegetasi akuatik, baik serangga secara umum, serangga herbivor maupun parasitoid. 

Keberadaan eceng gondok dapat memicu terjadinya homogenisasi spesies serangga yang berasosiasi dengan komunitas tumbuhan akuatik.

Enceng gondok, tumbuhan ini indah namun dapat merugikan karena sifatnya yang invasif (Gambar: Marahalim Siagian)
Enceng gondok, tumbuhan ini indah namun dapat merugikan karena sifatnya yang invasif (Gambar: Marahalim Siagian)
Banyak spesies invasif masuk ke wilayah baru secara tidak sengaja, terangkut dalam tanah, melalui perdangan tanaman antar negara dan benua. Namun, tidak semua jenis tumbuhan asing dapat disebut merugikan. Faktanya, kentang, tomat, karet, dan banyak lagi bukan tanaman asli Indonesia serta tidak dikategorikan bersifat invasif-merugikan.

Jenis-jenis tumbuhan yang asing invasif ini dapat bersifat merugikan karena memiliki sifat-sifat : a). laju pertumbuhan dan perkembangbiakan yang cepat; b). produksi benih yang besar; c). kematangan benih yang lebih awal; d). penyebarannya mudah; e). berkembang biak tidak hanya dari biji; f). toleransi tinggi pada berbagai kondisi lingkungan; g). tidak memiliki musuh alami di tempat barunya; h). menghasilkan zat kimia yang menghambat tanaman jenis lain; i). memiliki tajuk pohon dan akar yang padat---cenderung merugikan.  

Ada 100 jenis organisme invasif paling berbahaya di dunia. Pusat Karantina Tumbuhan dan Keamanan Hayati Nabati Badan Karantina Pertanian Indonesia melarang semua jenis-jenis tumbuhan di bawah ini masuk ke wilayah Indonesia.

  • Tali Putri Jepang (Giant Asian Dodder)

Parasit ini mengancam vegetasi asli dengan membunuh bibit inang atau dengan membuat pohon inang lebih rentan terhadap penyakit. Menimbulkan ancaman pada tanaman seperti alfalfa, asparagus, dan tomat serta tanaman hortikultura.

  • Pinus pinaster (Pinus pinaster Soland)

Dianggap sangat invasif dulu dan kedepannya telah menjadi contoh di daerah yang menjadi masalah serius. Kemampuan reproduksi benih, penyebaran benih dan tingkat pertumbuhan yang cepat semua berkontribusi dalam kemampuannya untuk menyerang habitat asli, yang menyebabkan penurunan  dalam keragaman spesies asli.

  • Eastern Dodder (Cuscuta monogyna Vahl)

Eastern Doddler tanaman parasit, menyerang terutama spesies tanaman berkayu misalnya anggur, zaitun, juga bunga matahari, beberapa spesies Artemisia dan tanaman herba lainnya. 

Tanaman ini tidak memiliki klorofil dan tidak dapat membuat makanannya sendiri dengan fotosintesis. Tanaman ini tumbuh pada tanaman lain menggunakan nutrisinya untuk pertumbuhannya dan melemahkan tanaman inang.

  • Red dodder (Cuscutaplaniflora)

Red dodder memiliki biji dengan kulit keras yang dapat tetap bersifat dorman di tanah selama lebih dari 20 tahun. Tanaman ini diketahui  gulma parasit ribuan hektar tanaman hortikultura dan tanaman pertanian di Pakistan.

  • Japanese knotweed  (Polygonum cuspidatum

Gulma yang sangat invasif meskipun penyebarannya tidak dominan melalui reproduksi seksual. Gulma ini termasuk dalam daftar gulma invasif dan merupakan salah satu dari 100 spesies invasif terburuk yang diidentifikasi oleh IUCN.

  • Kahili ginger (Hedychium gardnerianum Shepard ex Ker-Gawl)

Perkembangbiakan vegetative dengan rimpang yang dapat tumbuh menjadi tunas hanya dengan potongan rimpang tanpa tanaman utama, toleransi lingkungan yang fleksibel, perkembangan generatif dengan biji dimana setiap kapsul/ tonjolan menghasilkan 300-500, dan bentuk serbuk sari yang panjang sangat memudahkan pertumbuhan generative oleh kupu-kupu, dan sangat berbahaya terhadap ekosistem tanaman asli dan hutan eksotis.

  • Spiked loosestrife (Lynthrum salicaria)

Mempunyai dampak kerugian ekonomi secara langsung yang disebabkan oleh berkurangnya tingkat stocking ternak dan pengurangan aliran air  dalam sistem irigasi. 

Lythrum salicaria dibawah kondisi yang menguntungkan mampu cepat membangun  dan mengganti  vegetasi asli dengan padat dan berdiri homogen yang mengurangi keanekaragaman hayati lokal.  Percobaan di lapangan menunjukan dimana bibit ditanam dalam tanah kesuburan rendah tetap dapat menjadi pesaing yang lebih sukses.

  • Fire tree (Morella faya)

Morella faya disebut juga sebagai fire tree (pohon api), merupakan tanaman asli Azore, Pulau Madeira dan Pulau Canary. Pertumbuhan tanaman ini cepat, dan penyebarannya dibantu oleh burung pemakan buah, tanaman ini mempunyai kemampuan untuk menjadi lebat/ rimbun dengan cepat dan memberi dampak negatif terhadap keberadaan species tanaman asli.

  • Honey mesquite (Prosopis glandulosa Torr)

Adaptasi tinggi, toleransi terhadap iklim ekstrem tinggi, keragaman genetik tinggi, propagul dapat bertahan selama setahun, tumbuhan perintis di daerah terganggu yang cepat bertumbuh.

  • Strawberry guava (Psidium cattleianum Sabine)

Merupakan gulma yang dapat menimbulkan ancaman besar bagi tumbuhan lain, yaitu dalam kemampuannya berkompetisi dengan tanaman lain untuk mengambil unsur hara dalam tanah.

  • Brazilian holly (Schinus terebinthifolius Raddi)

merupakan tanaman agresif, mengganggu dan menggantikan kehidupan vegetasi asli, sering membentuk monokultur padat yang mengurangi keanekaragaman hayati tumbuhan.

  • Congress grass (Parthenium hysterophorus L.)

Gulma parthenium dapat tumbuh pada berbagai tipe tanah dan habitat.  Gulma dapat mempengaruhi produksi tanaman, hewan, manusia, kesehatan hewan dan biodiversitas. 

Memiliki beberapa karakteristik seperti adaptasi luas, tidak peka terhadap photo dan thermo, tahan kekeringan, daya saing tinggi, alelopati, kemampuan menghasilkan benih tinggi, umur benih panjang, ukuran biji kecil dan ringan sehingga mampu menempuh perjalanan jauh melalui angin, air, burung, kendaraan, mesin pertanian, lalulintas hewan,lalulintas barang, pasir, tanah, kompos dari area yang terinfestasi ke area bebas, memberikan kontribusi yang cepat untuk introduksi ke seluruh dunia, memotong lintas batas nasional dan hambatan iklim.

  • Praxelis (Praxelis clematidea)

Termasuk dalam Daftar Gulma Lingkungan yang diwaspadai dan termasuk kedalam daftar 28 tanaman yang masuk dan mengancam keanekaragaman hayati dan memiliki potensi untuk menyebabkan kerusakan lingkungan di Australia.

  • Didymo (Didymosphenia geminata)

Tidak seperti tumbuhan invasif akuatik lainnya, didymo tumbuh di dasar, baik air diam maupun mengalir. Pada saat berbunga, lapisan didymo dapat menutupi keseluruhan permukaan sungai, mengubah kondisi aliran air, dan menghambat kehidupan organisme lain yang hidup di bawah aliran, yang dapat mempengaruhi ikan forel (trout) dan ikan lainnya karena makanannya terbatas.

  • Chesnust blight (Cryphonectria parasitica)

Karat cekung pada batang utamanya dapat membunuh seluruh pohon diatas tanah, biasanya dalam waktu 1 atau 2 tahun, tetapi tunas tunggull biasanya tumbuh setelah batang mati, kecualu cahaya matahari terlalu sedikit.

Enceng gondok di Danau Limboto menutup permukaan danau (Gambar: Marahalim Siagian)
Enceng gondok di Danau Limboto menutup permukaan danau (Gambar: Marahalim Siagian)
Enceng gondok di Danau Limboto sebuah pembelajaran

Percakapan publik tentang Danau Limboto sejauh ini lebih didominasi oleh issu erosi, banjir, burung migran, ikan, nelayan danau, serta kegiatan pariwisata. Sementara tumbuhan invasif yang mengkoloni ekosistem aquatik Danau Limboto seperti enceng gondok kurang mendapat perhatian.

Danau Limboto adalah reservoir untuk kota Limboto dan kota Gorontalo yang fungsinya menampung air saat melimpah di musim penghujan. Menjadi indikator cepat melihat potensi banjir. 

Danau ini juga berfungsi untuk menyimpan air permukaan yang turun dari kawasan pertanian penduduk yang berkembang di perbukitan daerah penyangganya. 

Jika danau ini sudah penuh, maka air akan segera meluapi jalan raya, merendam rumah-rumah penduduk yang ada disekitarnya berikut hunian penduduk pada kiri kanan jalan raya Limboto-Gorontalo.

Tumbuhan asing invasif di Danau Limboto (Gambar:Marahalim Siagian)
Tumbuhan asing invasif di Danau Limboto (Gambar:Marahalim Siagian)
Keberadaan enceng gondok di danau ini betul-betul membuat pemerintah daerah gondok (kesal). Terlebih karena luas Danau Limboto yang terus berkurang sekaligus mengalami pendangkalan.

Luas danau itu telah berkurang karena penggunaan tepian danau dijadikan hunian masyarakat, tempat pembuangan sampah, lokasi pengembalaan ternak, keramba ikan tawar serta penggunaan aqua-kultur lainnya. 

Pendangkalan terjadi karena erosi tanah permukaan dari kawasan pertanian di atasnya serta biomassa enceng gondok yang mati kemudian tenggelam ke dasar danau.

Saat ini, kedalaman danau itu bervariasi antara 1-4 meter, dulunya kedalamanya mencapi 30 meter.

Keberadan enceng gondok menghambat lalu lintas nelayan danau, ada ratusan penduduk setiap hari mencari ikan di danau itu.

Enceng gondok juga merusak estetika, Benteng Otanaha-Danau Limboto-dan Rumah Pendaratan Bung Karno sejatinya dapat menjadi kawasan wisata yang menarik bagi wisatawan lokal maupun mancanegara. 

Benteng Otanaha adalah tinggalan dari masa Portugis. Persis di bawahnya terdapat Danau Limboto dan rumah bersejarah tempat pendaratan Bung Karno pada era revolusi kemerdekaan.

Sebagai pencegahan banjir, pengerukan danau saat ini masih terus dilakukan oleh pemerintah daerah. Namun, pengendalian tanaman invasif enceng gondok sepertinya belum mendapat porsi perhatian yang layak, sebagai ganguan eksosistem akuatik di Danau Limboto yang perlu penanganan secara serius.

Bacaan: 

  1. Badan Karantina Pertanian, 2017. Pusat Karantina Tumbuhan dan Keamanan Hayati Nabati Badan Karantina Pertanian Indonesia, Deskripsi dan Visualisasi Jenis Asing Invasif.
  2. Sapdi, 2009. Jurnal Agrista Volume 13 No.1. Implikasi Keberadaan Spesies Invasif Eceng Gondok Terhadap Komunitas Serangga Parasitoid.
  3. Dr. Titiek Setyawati, Kuliah Umum : Pengelolaan Spesies Invasif Asing di Indonesia https://sith.itb.ac.id/id/httpwww-sith-itb-ac-idp3348
  4. Yuke Mardiati, 2014. Tesis Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor. Karakter fisiologi merremia peltata (l.) Merrill asal Taman Nasional Bukit Barisan Selatan Lampung.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun