Mohon tunggu...
Marahalim Siagian
Marahalim Siagian Mohon Tunggu... Konsultan - Konsultan-sosial and forest protection specialist

Homo Sapiens

Selanjutnya

Tutup

Nature Artikel Utama

Arti Kardus Buat Peradaban Kita

14 Juli 2020   01:22 Diperbarui: 16 April 2022   10:00 1082
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Penemuan papan kertas bergelombang yang kita kenal kotak karton atau kardus telah mengubah secara revolusioner cara kita dalam mengemas barang dan mengirimkannya.

Andai hari ini kardus belum ada, barang-barang elektronik seperti kulkas, TV, rice cooker, blender, dispenser, dan banyak lagi mungkin masih akan dikirim dengan kemasan peti kayu. Onderdil atau spare part kendaraan dikirim dengan kemasan yang mungkin sama (peti kayu).

Sulit membayangkan bagaimana Indofood mendistribusikan mie instan buatan mereka ke seluruh pelosok nusantara.

Mie instan adalah 'makanan rakyat' atau 'makanan anak kost' yang digandrungi hampir seluruh rakyat Indonesia, dari mulai perkotaan hingga penghuni pulau-pulau kecil dan terluar.

Buku-buku yang sebagian besar percetakan dan penerbitanya berada di Pulau Jawa mungkin masih akan dikirim dalam kemasan peti kayu ke pulau-pulau yang berada di luar Jawa.

Obat-obatan dalam kemasan beling atau kaca mungkin akan lebih sulit, perlu dibuatkan bantalanya agar aman jika terjadi benturan.

Kapan Kardus Ditemukan?

Kotak karton komersial pertama (tidak bergelombang) diproduksi di Inggris pada tahun 1817 oleh Albert Jones. Ia menggunakannya untuk membungkus botol dan lentera cerobong kaca. Bentuk asli ini terdiri dari kertas berlipit dengan satu lembar liner di satu sisi. Albert Jones kemudian dikenang sebagai "bapak papan bergelombang".

Namun, kardus yang kita pakai sekarang adalah hasil pengembangan dari bentuk pertama. Pada tahun 1874, Oliver Long menambahkan lembar liner lain dan mematenkan perbaikannya--bentuk inilah yang kita pakai saat ini.

Mengapa kardus saat ini menjadi begitu berguna?

Saat ini, sekitar 80 persen produk dikemas, disimpan, dikirim dalam kotak kardus. Desain dan penggunaan kardus hampir tak ada habisnya serta dapat dicetak sesuai kebutuhan penggunan kemasan barang-barang baru yang terus bermunculan.

Pengemasan barang biasanya mempertimbangkan beberapa aspek; keamanan, kemudahan dalam transportasi, biaya angkut dan pengiriman, estetika, serta keamanan bahan kemesan pasca penggunaan bagi lingkungan. Hal itulah yang menjadi alasan mengapa kardus secara konsisten masih digunkan sebagai bahan yang sangat baik untuk pengemasan.

Karena kardus itu ringan, artinya kemasan tidak menambah terlalu banyak berat produk secara keseluruhan. Dengan kemasan yang lebih ringan, ini membuat produk lebih mudah untuk diangkut dan lebih hemat biaya.

Kardus yang dipakai mengemas kulkas satu pintu misalnya, hanya berbobot 3 kg (saya timbang sendiri) dan dapat dilipat 4 jika dibuka, bandingkan jika dikemas dengan peti kayu, bobotnya bisa 5 kali lipat dan hal itu berkorelasi pada bobot keseluruhan kemasan dan biaya kirimnya.

Sementara kardus polos--bedakan dengan kardus bergelombang yang dipakai untuk mengemas barang-barang agar tahan benturan, dapat menjadi desain kemasan yang efektif, kardus dapat dengan mudah diubah melalui warna, bentuk, dan branding.

Kotak kardus juga mudah dicetak atau dicetak timbul untuk membuat suatu kemasan menjadi benar-benar pribadi.

Aliran limbah kardus

Kardus dibuat sama seperti jenis kertas lainnya terbut dari bubur pohon (pulp). Karena penggunaanya yang luas, aliran limbah kardus menjadi sangat besar.

Kardus yang dikumpulkan oleh bank sampah kemudian dibawa ke unit daur ulang plastik dan kertas di Kota Marisa, Kab. Pohuwato, Provinsi Gorontalo (Gambar Marahalim Siagian)
Kardus yang dikumpulkan oleh bank sampah kemudian dibawa ke unit daur ulang plastik dan kertas di Kota Marisa, Kab. Pohuwato, Provinsi Gorontalo (Gambar Marahalim Siagian)
Di Kota Marisa, Kabupaten Pohuwato, Propinsi Gorontalo tidak kurang dari 30 ton kertas dan kardus di daur ulang setiap bulannya.

Kami sendiri, salah satu yang terlibat dalam daur ulang kertas dan kardus dapat mengumpulkan 10 ton kertas dan kardus per bulan untuk selanjutnya dilakukan tahap pendaurulangan tingkat pertama dengan cara menyingkirkan anak hekter, lakban, dan bahan lain non kertas yang menempel pada kardus.

Anak hekter bagian yang perlu disingkirkan dalam proses daur ulang kertas tingkat pertama (Gambar Marahalim Siagian)
Anak hekter bagian yang perlu disingkirkan dalam proses daur ulang kertas tingkat pertama (Gambar Marahalim Siagian)
Daur ulang kardus

 Daur ulang kardus perlu dilakukan untuk mengendalikan aliran limbah kardus. Mendaur ulang kardus bukan hanya mencegah pembakaran kardus yang akan menghsilkan polusi bagi lingkungan dan kesehatan manusia.

Menurut sejumlah pendapat ahli, mendaur ulang satu ton kertas/kardus setara dengan menghemat 17 pohon dewasa. 

sistem pengkodean kertas, kardus (PAP 20) diperlukan untuk mempermudah pengenalan jenis kertas yang sangat beragam (Gambar Marahalim Siagian)
sistem pengkodean kertas, kardus (PAP 20) diperlukan untuk mempermudah pengenalan jenis kertas yang sangat beragam (Gambar Marahalim Siagian)
Jika kita mendaur ulang kertas dan kardus, hal itu dapat menghemat penggunaan banyak air. Selama proses pembuatan bubur kertas (pulp) sebanyak 7.000 galon air dibutuhkan untuk memecah serat kayu, sebanyak 380 hingga 475 galon minyak dibutuhan untuk membuat bubur kertas untuk setiap tonnya---dengan demikian daur ulang kertas dan kardus dapat menghemat air dan konsumsi minyak fosil serta mencegah efek rumah kaca akibat pembakaran kertas dan kardus.***

Kardus hasil daur ulang tingkat pertama. Sebelum dikirim ke pabrik pengolahan kertas daur ulang, kardus yang ringan perlu dipadatkan menggunakan mesin press agar biaya pengirimannya menjadi lenbih murah serta isi kargo biasa lebih banyak. Selain itu, seperti disebutkan di atas, daur ulang kertas perlu menyingkirkan bahan non kertas yang melekat atau menempel pada kardus pasca guna (Gambar Marahalim Siagian).
Kardus hasil daur ulang tingkat pertama. Sebelum dikirim ke pabrik pengolahan kertas daur ulang, kardus yang ringan perlu dipadatkan menggunakan mesin press agar biaya pengirimannya menjadi lenbih murah serta isi kargo biasa lebih banyak. Selain itu, seperti disebutkan di atas, daur ulang kertas perlu menyingkirkan bahan non kertas yang melekat atau menempel pada kardus pasca guna (Gambar Marahalim Siagian).
Bacaan:

1,2,3. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun