Pengemasan barang biasanya mempertimbangkan beberapa aspek; keamanan, kemudahan dalam transportasi, biaya angkut dan pengiriman, estetika, serta keamanan bahan kemesan pasca penggunaan bagi lingkungan. Hal itulah yang menjadi alasan mengapa kardus secara konsisten masih digunkan sebagai bahan yang sangat baik untuk pengemasan.
Karena kardus itu ringan, artinya kemasan tidak menambah terlalu banyak berat produk secara keseluruhan. Dengan kemasan yang lebih ringan, ini membuat produk lebih mudah untuk diangkut dan lebih hemat biaya.
Kardus yang dipakai mengemas kulkas satu pintu misalnya, hanya berbobot 3 kg (saya timbang sendiri) dan dapat dilipat 4 jika dibuka, bandingkan jika dikemas dengan peti kayu, bobotnya bisa 5 kali lipat dan hal itu berkorelasi pada bobot keseluruhan kemasan dan biaya kirimnya.
Sementara kardus polos--bedakan dengan kardus bergelombang yang dipakai untuk mengemas barang-barang agar tahan benturan, dapat menjadi desain kemasan yang efektif, kardus dapat dengan mudah diubah melalui warna, bentuk, dan branding.
Kotak kardus juga mudah dicetak atau dicetak timbul untuk membuat suatu kemasan menjadi benar-benar pribadi.
Aliran limbah kardus
Kardus dibuat sama seperti jenis kertas lainnya terbut dari bubur pohon (pulp). Karena penggunaanya yang luas, aliran limbah kardus menjadi sangat besar.
Kami sendiri, salah satu yang terlibat dalam daur ulang kertas dan kardus dapat mengumpulkan 10 ton kertas dan kardus per bulan untuk selanjutnya dilakukan tahap pendaurulangan tingkat pertama dengan cara menyingkirkan anak hekter, lakban, dan bahan lain non kertas yang menempel pada kardus.
 Daur ulang kardus perlu dilakukan untuk mengendalikan aliran limbah kardus. Mendaur ulang kardus bukan hanya mencegah pembakaran kardus yang akan menghsilkan polusi bagi lingkungan dan kesehatan manusia.