Mohon tunggu...
Marahalim Siagian
Marahalim Siagian Mohon Tunggu... Konsultan - Konsultan-sosial and forest protection specialist

Homo Sapiens

Selanjutnya

Tutup

Nature Artikel Utama

Orang Jawa di Gorontalo, Jadi Petani Kakao yang Tangguh

31 Januari 2020   18:11 Diperbarui: 15 Mei 2022   19:34 850
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jalan keluar yang dipilih petani dalam situasi ini adalah dengan meningkatan kualitas biji kakaonya agar mendapat menjangkau harga yang lebih tinggi, penggantian klon unggul guna meningkatkan produktivitas kebun, serta mendiversifikasi hasil kebun melalui beberapa tipe integrasi kakao-peternakan, seperti yang disebutkan di atas.

Empat hingga lima baris rumput gajah yang ditanam pada tepian dapat mendukung usaha peternakan sapi hingga 4 ekor per hektar dengan jumlah pakan yang cukup sepanjang tahun.

Sementara pemanfaatan tanaman pelindung (gamal, lamtoro, kaliandara) yang dipangkas secara berkala untuk ramban kambing dapat mendukung 4-6 ekor per hektar. Menyebut satu desa, Desa Makarti Jaya dimana sistem ini berkembang, sistem mampu mendukung 600-700 ekor ternak besar (sapi dan kambing).

Sistem kebun kakao intensif-integrasi ternak dapat mendongkrak profitabilitas lahan korelasional dengan pendapatan petani.***

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun