Mohon tunggu...
Marahalim Siagian
Marahalim Siagian Mohon Tunggu... Konsultan - Konsultan-sosial and forest protection specialist

Homo Sapiens

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Pertambangan Emas Rakyat, Tak Ada Uang Pergi ke Gunung

14 Januari 2020   08:30 Diperbarui: 17 Januari 2020   11:37 2272
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Teknik tambang bapasolo dapat merubah bentuk alami sungai secara permanen (Marahalim Siagian)

Teknik tambang bapasolo dapat merubah bentuk alami sungai secara permanen (Marahalim Siagian)
Teknik tambang bapasolo dapat merubah bentuk alami sungai secara permanen (Marahalim Siagian)
PARETAN adalah cara menambang emas dengan menyalurkan material tambang dari parit yang terhubung dengan talang. Teknik ini dilakukan pada musim penghujan dimana debit air sungai meningkat serta membawa material permukaan yang mengandung emas. Dalam teknik ini, karpet dari bahan plastik atau ijuk menjadi sangat penting. Karpet atau ijuk tersebut dipergunakan untuk menangkap material sungai yang terbawa arus melewati "paretan" yang dibuat.

Kebutuhan ijuk untuk penambang cukup besar. Berdasarkan hasil studi penulis tahun 2018, transaksinya mencapai 240 juta per tahun di Kabupaten Pohuwato saja (https://money.kompas.com/read/2017/06/07/100000126/manfaatkan.hasil.hutan.ijuk.lebih.ekonomis.dibanding.kayu).  Teknik ini membuat input (biaya) pertambangan menjadi murah di satu sisi ,  di sisi lain mendongkrak pendapatan pencari HHBK (hasil hutan bukan kayu) ijuk yang menjadi pemasok untuk kebutuhan tambang emas rakyat.

Di luar 3 teknik pertambangan emas rakyat di atas, BADULANG atau mendulang adalah bentuk-bentuk yang paling umum yang dikenal dalam dunia pertambangan rakyat di Gorontalo dan Indonesia.

Mendulang emas (Marahalim Siagian)
Mendulang emas (Marahalim Siagian)

Apa dampak lingkungan pertambangan rakyat?

Guna menakar seberapa besar tingkat kerusakan lingkungan kegiatan pertambangan emas rakyat, penulis  menunggunakan 5 (lima) indikator berikut; (i). vegetasi yang hilang (ii). meterial yang hilang atau material losses (iii).  perubahan warna air (kekeruhan) dilokasi tambang dan sekitarnya (iv). penurunan mutu (kualitas) air (v). peningkatan sedimentasi sungai serta (vi) penurunan keragaman hayati.

Cemaran air-kebutuhan oksigen biologi (BOD) dan kebutuhan oksigen kimiawi-total zat terlarut (COD) tidak termasuk dalam studi ini.  

  • VEGETASI YANG HILANG

Dalam operasinya, penambang membersihkan vegetasi yang ada di lokasi tambang termasuk pepohonan besar dan kecil. Hilangnya tanah permukaan menyebabkan permudaan alami (regenerasi pohon) lebih lambat. Anakan pohon sulit tumbuh pada lapisan tanah yang telah dikupas hingga ke lapisan bebatuan.

Vegetasi hutan yang hilang (Marahalim Siagian)
Vegetasi hutan yang hilang (Marahalim Siagian)
  •  MATERIAL YANG HILANG (MATERIAL LOSSES) 

Operasi pertambangan meninggalkan banyak lubang mengganga yang kemudian tergenangi air dan menjadi kolam-kolam kecil disepanjang sungai (dari hulu-ke hilir). Beberapa situs galian tambang yang dekat dengan tebing sungai membuat tanah kurang stabil lalu longsor saat musim penghujan. Pada kasus lain yang diamati, situs galian tambang yang cukup dekat dengan sungai dapat tertutup kembali dengan pasir dan tanah yang dibawa oleh banjir. Namun situs permudaan alami sulit terjadi karena tanah humusnya kurang.

Material yang hilang/ material losses (Marahalim Siagian)
Material yang hilang/ material losses (Marahalim Siagian)
  • KEKERUHAN (perubahan warna air)

Saat kegiatan pertambangan beroperasi, air sungai berubah warna dari putih jernih menjadi warna kecoklatan.  Kekeruhan air terjadi karena penambang memisahkan tanah dengan bebatuan dan mengencerkannya dengan semprotan air bertekanan tinggi. Kekeruhan ini terjadi di sepanjang daerah aliran sungai selama beberapa jam, namun dapat juga berlangsung berhari-hari atau berminggu-minggu selama proses pertambangan berlangsung.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun