Mohon tunggu...
Marahalim Siagian
Marahalim Siagian Mohon Tunggu... Konsultan - Konsultan-sosial and forest protection specialist

Homo Sapiens

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Tingkah Laku Sakit, Universal?

31 Desember 2019   17:41 Diperbarui: 2 Januari 2020   15:55 197
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di kelompok Orang Rimba yang lain, wilayah Utara Taman Nasional Bukit Duabelas-TNBD, seorang ibu dari balik pohon-pohon kecil batuk sejadi-jadinya hingga wajahnya merah dan matanya berair, ia mengeluarkan dahaknya sembarangan.

Cara itu khas Orang Rimba, sebagai trik untuk mendapatkan simpati. Cara yang demikian dipakai untuk meminta bantuan medis dan sebagai staf kajian dan pendampingan Orang Rimba kami merasa kewajiban secara moral untuk menolong, mengusahakan dokter atau mantri yang jauhnya puluhan kilo ke pusat desa.

Perbandingan Komparatif

Perbedaan budaya memberikan suasana yang berbeda-beda tentang tingkah laku sakit. 

Orang Yahudi dan Italia diperbolehkan mengungkapkan sebebas-bebasnya rasa sakit melalui keluhan dan emosi dengan kata-kata, bunyi, dan isyarat-isyarat. Mereka bebas untuk mengadu, menangis, mereka tidak merasa malu dengan tindakan seperti itu.

Sebaliknya orang-orang tua Amerika cenderung untuk menyembunyikan rasa sakit dengan berusaha setenang mungkin dan mencari cara-cara yang paling tepat untuk menentukan kualitas rasa sakit, tempatnya, dan lamanya. Mereka beranggapan tidak ada gunanya mengeluh, mengaduh tidak menolong siapa pun. ***

*Penulis pernah belajar 1 semester di fakultas kedokteran UGM untuk mata kuliah 'Nutrisi, Kajian Gizi, dan Makanan' pada sekolah pascasarjana (2005-2008).

Referensi:
 Antropologi Kesehatan, Foster/Anderson, 1986. Universitas Indonesia Press

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun