Menurut Januardi, tanaman palem-paleman yang tumbuh liar di hutan memang makanan favorit gajah, namun bukan kelapa sawit. Â "Mungkin karena kekurangan makanan, gajah awalnya mencoba-coba makan kelapa sawit--utamanya yang masih mudah. Sekarang tanaman kelapa sawit sering mejadi santapan gajah liar", katanya.
Lokas-lokasi di mana gajah sering dianggap hama oleh warga adalah kawasan hutan yang dirambah penduduk yang ditanami kelapa sawit. Peristiwa konflik gajah dengan manusia akhir-akhir ini banyak dilaporkan di Riau dan Jambi.
Di alam, makanan gajah yang alami selain tumbuhan palem-paleman adalah buah-buahan. Gajah juga suka tumbuhan Lyana atau tumbuhan akar-akaran. Jika gajah haus namun jauh dari sumber air, gajah mengunyah tumbuhan akar-akaran itu sebagai cara untuk menyaring airnya. Â Â
Wanda, yang bekerja satu tim dengan Januardi menambahkan, beberapa kulit pohon juga disukai gajah seperti kulit pohon akasia dan pohon karet. Kulit kayu itu dikupas menggunakan ujung gadingnya. Namun kalau kulit pohon karet sudah dewasa serta mulai mengeluarkan getah, gajah tidak mau lagi memakannya.
Kisah cinta gajah Jeni, Haris, dan LanangÂ
Di mana jantannya?
Wanda menduga kuat semua jantan di kawanan Jeni sudah habis diburu di masa lalu. Dugaan itu beralasan karena beberapa tahun lalu, ada temuan tulang belulang gajah tanpa gading. Temuan itu sudah dilaporkan ke Balai Konservasi Sumberdaya Alam (BKSDA) Jambi.
Wanda--pemegang ijazah sarjana biologi dan master kehutanan mengatakan, jika enam gajah dalam satu kawanan yang dipimpin Jeni itu tidak punya jantan. Gajah itu hanya menunggu waktunya saja untuk punah.
Gajah jantan tidak mungkin bisa masuk atau gajah betina keluar mencari jantan karena habitatnya sudah terkepung. Dikelilingi oleh pemukiman penduduk, perkebunan kelapa sawit, serta hutan tanaman industri.