Penelusuran pertama 2016, saya bertemu dengan seorang Polahi bernama Toleya. Ia tinggal bersama orang desa di Desa Tamilo Kecamatan Saritani Kabupaten Boalemo Propinsi Gorontalo--kawasan ini juga dikenal dengan nama Daerah Paguyaman.Â
Terpisah dari kelompoknya, induk semang Toleya menuturkan, sekelompok Polahi dulu ada di dekat Desa Tamilo.Â
Penduduk curiga mereka mencuri dan memakan sapi penduduk lokal. Penduduk lokal yang kesal lantas mengumpani mereka dengan makanan berisi pupuk. Konon satu kelompok Polahi itu mati, Toleya tidak.
Saya mendapat keterangan tambahan dari Toleya mengenai kelompok-kelompok Polahi yang masih di hutan serta yang sudah dimukimkan oleh pemerintah melalui program (Komunitas Adat Terpencil). Dengan keterangan tambahan tersebut, saya membuat peta orientasi pelacakan.
Pangahu 67 Mdpl
Kami berangkat dengan tim beranggotakan 11 orang dari Desa Pangahu. Desa Pangahu Kecamatan Asparaga Kabupaten Boalemo Propinsi Gorontalo berbatasan dengan hutan Suaka Marga Satwa Nantu. Saya mengambil titik koordinatnya dan melihat ketinggiannya hanya 67 m di atas permukaan laut. Cukup rendah batin saya, maklum perokok pasti akan ngos-ngosan kalau mendaki bukit apalagi gunung.
Kami melewati petak-petak kebun jagung masyarakat. Terpapar terik matahari karena berangkat pagi menjelang siang. Baru lima ratus meter berjalan kaki, keringat mulai bercucuran, tenggorokan kering, mulai haus.
Berjalan sekitar 1.5 kilo meter, jalan sudah mulai dipayungi pepohonan. Meniti jalan setapak yang dilindungi pepohonan menguntungkan. Bekal air mineral kami tidak akan cepat habis. Kami mengaso sebentar, mengambil beberapa foto dokumentasi.