Mengapa Keterangan dari Penduduk Desa Diperlukan?
Hampir mustahil ada sukubangsa yang dapat memenuhi kebutuhannya sendiri, termasuk masyarakat yang masih nomaden atau berpindah-pindah.Â
Masyarakat yang hidupnya dengan cara berburu dan meramu. Â Memenuhi kebutuhannya dengan menggali umbi-umbian liar, humbut rotan, memungut jamur, madu, buah liar, memancing ikan, serta berburu hewan liar lainnya.
Sebagian besar kebutuhan mereka dapat tercukupi dengan cara itu, namun mereka tetap butuh barang dari dunia luar yang tidak dapat mereka buat sendiri. Garam misalnya, adalah mineral penting diperlukan tubuh manusia untuk hidup.Â
Hewan mamalia (hewan menyusui) mendapatkannya dari salt lick- air asin alami dari kubangan air di hutan atau menjilati tanah yang mengandung garam.Â
Manusia tidak mungkin melakukan hal yang sama-- mejilati tanah yang mengandung garam atau meminum air dari salt lick yang mengandung garam.
Kemungkinannya ada dua. Polahi mendapatkan garam serta barang-barang lain yang tidak bisa mereka buat melalui pihak perantara--jika mereka menghindari banyak kontak dengan masyarakat luar.Â
Kedua, mereka sesekali turun ke pasar melakukan barter atau membeli garam, kain, periuk, kapak, serta perkakas hidup lainnya yang mereka butuhkan di hutan namun tidak dapat mereka buat sendiri.
Di Sumatera (Jambi), peran perantara dunia luar dengan remote area (masyarakat hutan atau pedalaman) dilakukan oleh Jenang dan Waris.Â
Pada Dayak Punan di interior hutan Kalimantan, dimasa lalu melakukan barter dengan toke yang mudik ke hulu sungai membawa garam, barang-barang berbahan logam, termasuk guci atau tempayan yang berharga bagi mereka. Barang dari luar itu di barter oleh toke dengan hasil hutan seperti gaharu yang bernilai tinggi di pasar.
**