Mohon tunggu...
Marahalim Siagian
Marahalim Siagian Mohon Tunggu... Konsultan - Konsultan-sosial and forest protection specialist

Homo Sapiens

Selanjutnya

Tutup

Film Artikel Utama

Bioskop Rakyat, Enaknya Nonton Berduaan

20 November 2019   04:52 Diperbarui: 25 November 2019   12:24 469
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jaman itu hotel yang bagus belum banyak di Jambi, pengusaha bioskop harus mengurusi sampai ke sprey-nya agar artis yang diundang nyaman tidurnya. "Itu semua sebenarnya pekerjaan kehumasan yang saya lakukan dalam bisnis keluarga ini. Saya sendiri seniman lukis, orang yang menggambar poster untuk film-film yang akan ditayangkan".

Cara mempromosikan film era "bioskop rakyat" medianya terbatas, teknologi digital printing belum ada. Lukisan yang dibuat harus semenarik mungkin, dengan hanya melihat posternya sebisa mungkin orang harus ingin menontonnya.

Sebagai pelukis untuk poster film layar lebar, menurutnya, si pelukis harus tahu karakter tokohnya agar dapat menerjemahkannya kedalam lukisan. Namun, sebagian poster film bioskop yang mereka pakai dikerjakan oleh seniman lukis lokal. Umumnya dibeli putus, agar bisa dipakai beberapa kali.

Poster film Bruce Lie Karya Harkopo Lie (Doc. Marahalim Siagian)
Poster film Bruce Lie Karya Harkopo Lie (Doc. Marahalim Siagian)
"Kalau suatu film kita sudah menangkan untuk diputar di bioskop kita, pengirimannya juga harus kita kawal. Belum lagi urus lulus sensor. Semua film yang diputar jaman Orde Baru harus lulus sensor dari departemen penerangan, mendapatkan stempel lulus sensor itu tidak gratis", kenangnya sambil senyum.

Tempoa and Gallery (Doc. Marahalim Siagian)
Tempoa and Gallery (Doc. Marahalim Siagian)
Mengelola bioskop tidak hanya berurusan dengan mendapatkan film bangus dan menarik penonton banyak agar karcis habis terjual, termasuk mengurusi perkelahian yang terjadi di bioskop. 

"Kadangkala PLN yang mematikan lampu, urusan dengan preman, uang keamanan, ada orang yang datang menerobos masuk saat film sedang kita putar. Kita diminta menghidupkan lampu lalu orang itu memergoki suaminya dengan perempuan lain atau istrinya dengan laki-laki lain, macam-macam pokoknya",  kenang Pak Harkopo. ***

*bersambung: Film-film yang Membuat Bioskop Penuh.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun