Jaman itu hotel yang bagus belum banyak di Jambi, pengusaha bioskop harus mengurusi sampai ke sprey-nya agar artis yang diundang nyaman tidurnya. "Itu semua sebenarnya pekerjaan kehumasan yang saya lakukan dalam bisnis keluarga ini. Saya sendiri seniman lukis, orang yang menggambar poster untuk film-film yang akan ditayangkan".
Cara mempromosikan film era "bioskop rakyat" medianya terbatas, teknologi digital printing belum ada. Lukisan yang dibuat harus semenarik mungkin, dengan hanya melihat posternya sebisa mungkin orang harus ingin menontonnya.
Sebagai pelukis untuk poster film layar lebar, menurutnya, si pelukis harus tahu karakter tokohnya agar dapat menerjemahkannya kedalam lukisan. Namun, sebagian poster film bioskop yang mereka pakai dikerjakan oleh seniman lukis lokal. Umumnya dibeli putus, agar bisa dipakai beberapa kali.
"Kadangkala PLN yang mematikan lampu, urusan dengan preman, uang keamanan, ada orang yang datang menerobos masuk saat film sedang kita putar. Kita diminta menghidupkan lampu lalu orang itu memergoki suaminya dengan perempuan lain atau istrinya dengan laki-laki lain, macam-macam pokoknya", Â kenang Pak Harkopo. ***
*bersambung: Film-film yang Membuat Bioskop Penuh.