[caption id="" align="aligncenter" width="222" caption="Raja Muhammad "][/caption] Raja itu bernama Muhammad, tapi ia tidak terpuji seperti makna di balik namanya. Untuk memperoleh tahta Granada, ia bersekongkol dengan pihak luar - demi untuk mengalahkan ayahnya, juga untuk memerangi pamannya. Ia "menang", tapi tak lama. Karena pihak luar yang baru saja "membantunya" itu sebenarnya adalah para penakluk yang menghendaki semua-muanya. Mereka telah berhasil menduduki seluruh negara-negara muslim di Andalusia, dan Granada adalah kerajaan terakhir yang akan mereka jadikan sebagai piala. Muhammad menyambut kedatangan para "sekutu"nya tanpa daya, padahal yang mereka minta darinya itu amat kurang ajar, yaitu : tahtanya ! Para "sekutu" itu telah melakukan cara ini berkali-kali, dan mereka tak pernah gagal ! Setiap kali seorang pemimpin muslim Andalusia membutuhkan bantuan rahasia untuk menghadapi lawan politik mereka, selalu ada "sekutu" yang bisa diandalkan, meski bayarannya adalah tanah atau kekayaan alam lainnya. Hingga perlahan-lahan para raja-raja bodoh itu kehilangan segalanya, dan seluruh negeri muslim pun berpindah tangan. Kini giliran Muhammad yang akan mengulang cerita lama, hanya kali lebih "istimewa" ….karena Granada adalah kerajaan muslim terakhir di Spanyol. Dengan gontai, raja yang malang itu mendekati Ferdinand, "sahabat"nya. Ia membungkuk untuk mencium tangan Ferdinand, tapi Ferdinand menghindar dengan dingin. Tanpa banyak bicara, Muhammad menyerahkan sebuah kunci kepada Ferdinand, lalu mendekat pada Isabella yang sedang menggendong seorang anak. Anak itu adalah anak Muhammad yang sengaja mereka tahan demi "kelancaran negosiasi" . Tangis pun meledak. Namun ketika para tentara penakluk menangis gembira, orang-orang yang ditaklukkan meratap sedih. "The Legend of the Fall" sekali lagi terjadi, mengakhiri kisah kejayaan muslim di Spanyol yang telah berlangsung hampir delapan abad. Bangsa Moor muslim itu telah menempatkan Spanyol sebagai pusat peradaban yang jauh meninggalkan bangsa-bangsa lain, dengan sumbangan besar di bidang pendidikan, sains, teknologi, pertanian, astronomi, seni, arsitektur, pengobatan, dan masih banyak lagi. Bahkan telah diakui, bahwa Spanyol belum pernah membuat lompatan besar -sebagaimana lompatan yang dilakukan bangsa Moor- sejak penaklukkan Ferdinand dan Isabella. [caption id="" align="aligncenter" width="574" caption="The Moor s Last Sight"]
"Pelajarilah sejarah. Bersatulah.
Sebab ketika engkau menyatukan dirimu,
sesungguhnya engkau menyelamatkan dunia … "
Apakah engkau juga mendengar pesan ini ? Karena ketika Granada runtuh, dan Ferdinand dan Isabella mengambil -alih, mereka mengirim Columbus dan Pizarro untuk menemukan emas di "Dunia Baru". Kedatangan "bandit-bandit" ini lalu merusak Amerika, baik alam maupun penghuninya. Jutaan bangsa Indian dibantai dan diperbudak, dan mereka tak pernah pulih sampai hari ini. Sayang sekali mereka terpaksa menghadapi kemalangan itu, padahal itu takkan terjadi jika Andalusia berjaya. Dalam catatan Columbus, terdapat beberapa istilah Arab dalam bahasa Indian, yang menunjukkan adanya koneksi interkontinental antara Amerika dan Afrika (Arab, Moor) pada masa pra Colombian. Bahkan saat kapal Columbus mencapai Amerika, seorang juru bicaranya -warga Andalusia bernama Luis de Torres- menyapa seorang Indian dengan ramah : "Assalamu'alaikum !" Ya, orang masih sibuk mengumpulkan bukti, apakah benar bangsa Moor dan Afrika yang lebih dahulu mencapai Amerika ketimbang Columbus. Sementara itu … bukti-bukti bahwa Columbus BUKAN yang pertama sudah tak terbilang banyaknya, meski tetap saja pada hari ini (12 Oktober) mereka merayakannya sebagai Hari Columbus. Ya, orang masih sibuk mencari bukti bahwa "sedikit di bawah the best itu tidak mengapa". Padahal … padahal cerita tentang kehancuran dinasti Andalusia yang super gagah dan cantik ini sudah merupakan bukti adanya sebuah pesan Tuhan yang tak terkatakan :
"ARE YOU DARE TO GIVE ME LESS THAN YOUR BEST ?"
Berani-beraninya engkau menjadi orang yang sedikit terpuji dan sedikit baik ?!
--------------- Gambar : - Raja Muhammad, sumber Wikimedia - The Moor's Last Sight, sumber people.uscs.edu - Granada, sumber wonderfulworldreview.blogspot.com
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H