Mohon tunggu...
Tuty Yosenda
Tuty Yosenda Mohon Tunggu... profesional -

hanya perempuan kebanyakan dengan cita-cita 'kebanyakan' ;-) , yaitu jadi penonton, pemain, penutur, wasit, sekaligus ... penghibur. (^_^) \r\n\r\nblog personal saya adalah yosendascope.blogspot.com.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Kisah tentang Raja Muhammad yang Tak Terpuji

12 Oktober 2013   13:46 Diperbarui: 24 Juni 2015   06:38 4676
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Alhambra, Istana dan Benteng yang luar biasa di Granada - buatan bangsa Moor

[caption id="" align="aligncenter" width="222" caption="Raja Muhammad "][/caption] Raja itu bernama Muhammad, tapi ia tidak terpuji seperti makna di balik namanya. Untuk memperoleh tahta Granada, ia bersekongkol dengan pihak luar - demi untuk mengalahkan ayahnya, juga untuk memerangi pamannya.  Ia "menang", tapi tak lama. Karena pihak luar yang baru saja "membantunya" itu sebenarnya adalah para penakluk yang menghendaki semua-muanya.  Mereka telah berhasil menduduki  seluruh negara-negara muslim di Andalusia, dan Granada adalah kerajaan terakhir yang akan mereka jadikan sebagai piala. Muhammad menyambut kedatangan para "sekutu"nya tanpa daya, padahal yang mereka minta darinya itu amat kurang ajar, yaitu : tahtanya ! Para "sekutu" itu telah melakukan cara ini berkali-kali, dan mereka tak pernah gagal !  Setiap kali seorang pemimpin muslim Andalusia membutuhkan bantuan rahasia untuk menghadapi lawan politik mereka, selalu ada "sekutu" yang bisa diandalkan, meski bayarannya adalah tanah atau kekayaan alam lainnya.  Hingga perlahan-lahan para raja-raja bodoh itu kehilangan segalanya, dan seluruh negeri muslim pun berpindah tangan. Kini giliran Muhammad yang akan mengulang cerita lama, hanya kali lebih "istimewa" ….karena Granada adalah kerajaan muslim terakhir di Spanyol. Dengan gontai, raja yang malang itu mendekati Ferdinand,  "sahabat"nya. Ia membungkuk untuk mencium tangan Ferdinand, tapi Ferdinand menghindar dengan dingin. Tanpa banyak bicara, Muhammad menyerahkan sebuah kunci kepada Ferdinand, lalu mendekat pada Isabella yang sedang menggendong seorang anak. Anak itu adalah anak Muhammad yang sengaja mereka tahan demi "kelancaran negosiasi" . Tangis pun meledak. Namun ketika para tentara penakluk menangis gembira, orang-orang yang ditaklukkan meratap sedih. "The Legend of the Fall" sekali lagi terjadi, mengakhiri kisah kejayaan muslim di Spanyol yang telah berlangsung hampir delapan abad. Bangsa Moor muslim itu telah menempatkan Spanyol sebagai pusat peradaban yang jauh meninggalkan bangsa-bangsa lain, dengan sumbangan besar di bidang pendidikan, sains, teknologi, pertanian, astronomi, seni, arsitektur, pengobatan, dan masih banyak lagi. Bahkan telah diakui, bahwa Spanyol belum pernah membuat lompatan besar -sebagaimana lompatan yang dilakukan bangsa Moor- sejak penaklukkan Ferdinand dan Isabella. [caption id="" align="aligncenter" width="574" caption="The Moor s Last Sight"]

The Moors Last Sight
The Moors Last Sight
[/caption] Muhammad dan keluarganya yang terusir itu akhirnya berhasil mencapai sebuah bukit, dan mereka memandang Granada yang luar biasa cantik itu untuk terakhir kalinya. "Allahu Akbar", katanya. Dan air mata pun bercucuran. "Pintar sekali engkau menangis seperti perempuan, untuk sesuatu yang tak bisa kau pertahankan seperti laki-laki", kata ibunya dengan jengkel. Itu adalah kalimat yang sangat terkenal. Dan kalau kau pergi ke Spanyol, kau akan sering mendengarnya dari mulut para pemandu wisata. [caption id="" align="aligncenter" width="450" caption="Alhambra, Istana dan Benteng yang luar biasa di Granada - buatan bangsa Moor"]
Alhambra, Istana dan Benteng yang luar biasa di Granada - buatan bangsa Moor
Alhambra, Istana dan Benteng yang luar biasa di Granada - buatan bangsa Moor
[/caption] Demikianlah kisah raja Muhammad, raja tersingkir yang merasa nestapanya takkan pernah ada bandingannya. Sungguh kau tak ingin menoleh ke belakang seperti itu, hanya untuk menemukan betapa porak-porandanya tanggung-jawab besar yang telah diamanatkan kepadamu. Ketika Tuhan menetapkan Ferdinand dan Isabella sebagai lawan raja-raja Andalusia, sesungguhnya Dia sedang serius berkata :  "Bersatulah kamu !". Namun firman itu tak terdengar, karena para raja itu asyik dengan hasrat untuk memegahkan diri. Dan terbukti … mereka yang terpecah itu jatuh tersungkur, tak sanggup menghadapi lawan yang lebih akur ! Dan ketika Tuhan memasukkan Ferdinand dan Isabella dalam hidup Muhammad, sesungguhnya Dia sedang amat serius berkata : "Pelajarilah sejarah, dan bersatulah !". Namun -lagi-lagi- Muhammad  tak mendengarnya. Ia terlalu asyik dengan dirinya sendiri … Dan kau sudah tahu bagaimana akhir cerita dari orang yang tak terpuji seperti ini.

"Pelajarilah sejarah. Bersatulah.

Sebab ketika engkau menyatukan dirimu,

sesungguhnya engkau menyelamatkan dunia … "

Apakah engkau juga mendengar pesan ini ? Karena ketika Granada runtuh, dan Ferdinand dan Isabella mengambil -alih, mereka mengirim Columbus dan Pizarro untuk menemukan emas di "Dunia Baru". Kedatangan "bandit-bandit" ini lalu merusak Amerika, baik alam maupun penghuninya. Jutaan bangsa Indian dibantai dan diperbudak, dan mereka tak pernah pulih sampai hari ini. Sayang sekali mereka terpaksa menghadapi kemalangan itu, padahal itu takkan terjadi jika Andalusia berjaya. Dalam catatan Columbus, terdapat beberapa istilah Arab dalam bahasa Indian, yang menunjukkan adanya koneksi interkontinental antara Amerika dan Afrika (Arab, Moor) pada masa pra Colombian. Bahkan saat kapal Columbus mencapai Amerika, seorang juru bicaranya -warga Andalusia bernama Luis de Torres- menyapa seorang Indian dengan ramah : "Assalamu'alaikum !" Ya, orang masih sibuk mengumpulkan bukti, apakah benar bangsa Moor dan Afrika yang lebih dahulu mencapai Amerika ketimbang Columbus. Sementara itu … bukti-bukti bahwa Columbus BUKAN yang pertama sudah tak terbilang banyaknya, meski tetap saja pada hari ini (12 Oktober) mereka merayakannya sebagai Hari Columbus. Ya, orang masih sibuk mencari bukti bahwa "sedikit di bawah the best itu tidak mengapa". Padahal … padahal cerita tentang kehancuran dinasti Andalusia yang super gagah dan cantik ini  sudah merupakan bukti adanya sebuah pesan Tuhan yang tak terkatakan :

"ARE YOU DARE TO GIVE ME LESS THAN YOUR BEST ?"

Berani-beraninya engkau menjadi orang yang sedikit terpuji dan sedikit baik ?!

--------------- Gambar : - Raja Muhammad, sumber Wikimedia - The Moor's Last Sight, sumber people.uscs.edu - Granada, sumber wonderfulworldreview.blogspot.com

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun