Mohon tunggu...
Tuty Yosenda
Tuty Yosenda Mohon Tunggu... profesional -

hanya perempuan kebanyakan dengan cita-cita 'kebanyakan' ;-) , yaitu jadi penonton, pemain, penutur, wasit, sekaligus ... penghibur. (^_^) \r\n\r\nblog personal saya adalah yosendascope.blogspot.com.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Antara Samson, Malin Kundang, dan Sangkuriang

8 Maret 2012   14:18 Diperbarui: 25 Juni 2015   08:21 1162
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Seperti malam, dimensi batinpun mengandung kegelapan. Karena gerak-gerik batin ini sering bersentuhan dengan lorong-lorong yang tak terduga, dimana sejumlah kekecewaan dan rasa takut terperangkap di dalamnya, dan menunggu kesempatan untuk dikenali dan dibebaskan.

Lorong-lorong batin gelap inilah yang sering disebut-sebut oleh pakar psikologi sebagai “alam bawah sadar”, baik karena unsur-tak-terduga tersebut, juga karena gerak-tak-sadar sebagaimana diperagakan oleh Samson saat menghadapi Delilah.

Betapa besar kuasa kegelapan ini ! Tak akan pernah kita benar-benar memahami seseorang berdasarkan semua  a.k.s.i.nya , sebelum kita mengenal pola  r.e.a.k.s.i  yang dipilihnya. Kita bisa mengagumi berbagai aksi yang dipilih oleh Soekarno, Napoleon Bonaparte, bahkan Adolf Hitler, cukup dengan mempelajari berbagai sosok maskulin yang pernah menjadi Matahari bagi mereka. Namun untuk memahami mereka secara utuh, untuk mengenali pola reaksi yang mereka pilih, termasuk juga menggali berbagai ...kelemahan, jawabannya seringkali terletak pada pengalaman personal mereka dengan aspek feminin dalam diri mereka sendiri.

Untuk menjelaskan betapa pentingnya aspek feminin ini, mari kita menengok sosok feminin yang paling sempurna, yaitu Bulan.

Bulan adalah penguasa kegelapan; namun kekuatannya yang terbesar bukanlah sebagai pemancar sebagaimana Matahari, melainkan sebagai penerima dan pendistribusi cahaya.

Kepada ratu kegelapan inilah seharusnya dimensi batin kita -yang juga gelap- itu belajar. Istilah kegelapan  -bagi batin-  ini sesungguhnya bermakna  terlalu luas untuk dijelajahi pemahaman rasional dan berbagai alat pengukuran.

Itu pula sebabnya batin sering dilukiskan sebagai sosok feminin, karena ia irrasional, tak terukur, dan hanya bisa disentuh oleh intuisi dan emosi terdalam.

Belajar pada Bulan memang tak biasa, karena kita diminta untuk memperluas pemahaman melalui kemampuan menerima, bahkan tanpa bertanya dan mempertanyakan.  Inilah zona yang diperkenalkan oleh para sufi dan guru kearifan. Kesediaan menerima ini merupakan langkah pertama menuju terang, sehingga  -sedikit demi sedikit-  area bawah sadar itu berubah menjadi area yang gerak-geriknya disadari.

Begitu pentingnya penerimaan ini, membuat aspek feminin dalam diri kita akan terluka, justru ketika kita menolak dan menuntut kesempurnaan.

Bahkan ketika kita menghadapi situasi ketidaksempurnaan, kita masih bisa mengharapkan kesempurnaan !

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun