Mohon tunggu...
Tuty Yosenda
Tuty Yosenda Mohon Tunggu... profesional -

hanya perempuan kebanyakan dengan cita-cita 'kebanyakan' ;-) , yaitu jadi penonton, pemain, penutur, wasit, sekaligus ... penghibur. (^_^) \r\n\r\nblog personal saya adalah yosendascope.blogspot.com.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Hanya Pejuang yang Hidup Abadi

18 September 2011   14:28 Diperbarui: 26 Juni 2015   01:51 438
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Demikianlah, meski susah payah, mereka menang. Kemenangan yang serupa terjadi lagi 800 tahun kemudian.

Veracruz, tahun 1519. [caption id="" align="alignleft" width="189" caption="Hernando Cortes"]

[/caption] Hernando Cortes, seorang kapten ekspedisi dari Spanyol, mendaratkan armada kapalnya di dataran Meksiko, sebuah negeri yang menjadi harapannya untuk menemukan daerah baru. Namun ketakutan segera menyempitkan hati mereka, karena melihat kekuatan tuan rumah yang begitu besar, juga karena kerajaan Aztec yang begitu perkasa. Namun Cortes tidak ingin rasa takut itu menang. Sebagaimana Bin Ziyad, iapun memerintahkan penghancuran seluruh armada kapalnya, sehingga tak ada lagi jalan untuk melarikan diri. Saudaraku, mereka akhirnya juga mendapat kemenangan. Pasukan Cortes menang karena puasa mereka berhasil, yaitu : Mendahulukan tujuan jangka panjang di atas kesementaraan. Pasukan Bin Ziyad pun menang berkat sebuah puasa, yaitu : Mematikan kepentingan individual demi kepentingan yang lebih besar. Bahkan salmon yang akhirnya terbunuh itupun pada hakikatnya menang, karena puasa mereka, yaitu kehendak untuk memperbarui diri itu berbuah. Benih regenerasi mereka disambut di hulu, bahkan kisah hidup mereka diperagakan lagi dan lagi. Ketahuilah saudaraku, ketika sebuah kisah selalu di-replay, sesungguhnya sang bintang yang dikisahkan itu tidak mati. Ia hidup di Alam Keabadian.

Siapapun akan menjadi pemenang, asalkan ia mematuhi hukum Alam yang fitri.

Kemenangan bisa dimulai dari kegigihan untuk melampaui diri.

Kemenangan semakin besar ketika ada dorongan untuk memperbarui diri.

Dan ketika fitrah melampaui diri bertemu dengan fitrah memperbarui diri, yang terjadi adalah fitrah berikutnya,

yaitu kelahiran kembali.

Betapa sempurna pengalamanmu tentang kegigihan, pembaruan dan kelahiran ini, saudaraku. Sebab sejak semula engkau adalah seorang pemenang yang telah berhasil melalui serangkaian ujian mendebarkan dalam rahim ibumu. Engkau hanya perlu me-replay kembali semua itu :

Engkau hanya perlu mengulangi perjuangan itu sekali lagi, sehingga engkau bisa mengenang kembali perasaan menjadi pemenang itu.

Engkau ulangi puasa dan kegigihanmu itu lagi dan lagi, sehingga perasaan pemenang dan berharga itu makin melekat, bahkan melanggeng dalam dirimu.

Kelak ketika puasa-yang-mengalami-perluasan ini menjadi ritual sepanjang hidupmu, maka tak ada lagi ruang untuk perasaan menua, meletih dan pesimistik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun