YAAA, jawab seluruh peserta.
"Yup, jadi 'aku' bukan fiktif", gumam Dimas.
"Apakah 'aku' masih hidup ?"
TIDAAAK.
"Hmm, 'aku' hidup di jaman apa ya. Abad pertengahan ? Sesudah Revolusi Industri ?"
"Apakah 'aku' laki-laki ?"
YAAA.
*
Meski satu putaran itu belum menjanjikan apa-apa, namun di benak Dimas seharusnya sudah terbentuk semacam mindmapping. Tokoh nyata, laki-laki, dan sudah meninggalitu bisa siapa saja, mulai dari Nabi Adam, Hitler, Walt Disney, hingga ...Amrozi. Namun untuk sampai pada Nasrudin -yaitu nama yang tertera di keningnya-, ia harus melacak berbagai hal yang meliputi : Koordinat waktu (jaman) di masa hidupnya, latar belakang geografisnya, profesinya, mitranya (jika informasinya ada), 'lawan'nya, dengan cara apa kisahnya dicatat (misalnya dibukukan atau difilmkan), bagaimana dia dikenang, dan sebagainya. Bahkan informasi personal juga bisa amat berguna, misalnya : "Apakah buku yang menuliskan tentang 'aku' ini ada di rumah kita ?"
*
*
Pada putaran ke sekian, Dinda -yang ber-name tag "Melinda Dee" di keningnya itu- mengajukan pertanyaan menarik. Ia sudah menemukan bahwa identitas misteriusnya berhubungan dengan seorang perempuan Indonesia, usia di atas 30 tahunan, masih hidup, dan banyak muncul dalam berita.
"Apakah 'aku' dikenal karena jasaku atau kebaikanku ?"
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!