Mohon tunggu...
Tuty Yosenda
Tuty Yosenda Mohon Tunggu... profesional -

hanya perempuan kebanyakan dengan cita-cita 'kebanyakan' ;-) , yaitu jadi penonton, pemain, penutur, wasit, sekaligus ... penghibur. (^_^) \r\n\r\nblog personal saya adalah yosendascope.blogspot.com.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

[Puasa] Keluarkan Doktermu! (2)

21 Juli 2011   07:02 Diperbarui: 26 Juni 2015   03:30 175
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13112265962043545204

Aku: "Apa iya doktermu yang bicara? Doktermu sakit kali..."

Kaka: "Gara-gara menyuruh dia mandi, dia membenciku seharian, Bun. Doktermu tuh yang gak bener." :-) Dimas: "Enggak ah, dokterku baik-baik aja kok. Dia cuma eksentrik."

Aku: "Woi, eksentrik itu banyak macamnya, tapi kenapa milih jadi anti mandi? Apa pernah kau pikirkan, kenapa kamu ditakdirkan jadi bungsu dengan dua kakak perempuan?"

Kaka: "Supaya ada yang bilang kamu bau dan musti keramas! Supaya ada yang mencetin komedo kamu!" Dinda: "Ya supaya kamu diurus sama kita-kita! Bayangin Bun, dia masih belum bisa bikin susu sendiri!" :-) Dimas: "Aku sebel sama orang yang mementingkan penampilan ! Aku sebel karena Kaka suka lama di kamar mandi ! Terserah aku mau naruh selotip, kawat, peniti, entah di kacamata atau bajuku. Aku juga jadi ogah minum susu, karena Dinda bilang susu buatanku tawar."

Aku: "Woi Dimas, orang punya alasan macam-macam untuk memperhatikan penampilan, untuk mandi lama, untuk suka susu manis; tapi masa iya alasan dan selera mereka yang tidak kamu setujui membuat kamu kehilangan selera terhadap penampilan, mandi dan susu tawarmu?" "Woi, itu kan artinya kamu menaruh tombol pengendali dirimu di luar, sehingga tombol kamu bisa dipencet orang seenak perutnya? Tentukan alasan dan seleramu sendiri dong."

***

Barangkali ini adalah salah satu diskusi kami yang paling produktif dan penuh gelak tawa. Ada rencana mereka untuk 'bikin teh buat Bunda". Wow, kalau sampai ditulis, pasti ini rencana yang sangat berat! ;-)

"Aku memang gak tahu cara bikin teh. Airnya panas atau dingin, aku gak tau," kata Dimas.

Ada juga rencana Kaka untuk mengajari Dimas main piano, membuat Dimas sendiri heran dan bertanya: "Why me?"

"Karena kamu hebat Dimas. Kamu sering tidak tahu kalau kamu hebat. Ingat nggak aku ajari kamu lagu Yesterday sekali, besoknya kamu sudah tampil dengan bagus di sekolahmu?", jawab Kaka.

(Yang dimaksud lagu Yesterday ini pasti lagu aslinya. Soalnya di rumah kami ada versi pelesetan ala Buya yang dicampur dengan lagu Betawi lama, dimana syairnya (juga nadanya) berubah jadi: "Yesterday, mangga pisang jambu...." ;-) ) Namun yang paling menarik adalah catatan mereka bertiga untuk mengajak nonton bioskop saudara angkat mereka, Hana. Adanya Hana dalam catatan itu sudah merupakan hal yang amat menyenangkan, karena setidaknya Hana sudah diperhitungkan sebagai bagian penting dari mereka.

Aku: "Kenapa menonton bersama Hana masih merupakan hal yang sulit dimulai bagi kalian?"

Kaka: "Kami sangat suka kalau pergi bertiga aja. Diskusi di antara kami itu seringkali bodoh tapi penting. Kalau ada Hana, kami jadi kurang bebas, dan dia juga tidak bisa mengimbangi."

Aku: "Ya, Bunda tahu rasanya. Tapi kalian tidak akan selamanya bertiga. Kalian harus mengenal pergaulan yang berbeda. Percayalah, kadang-kadang teman setara itu harus kita bentuk sejak awal, dan Hana memiliki bahan yang memadai. Dia memang dibesarkan di desa, tapi dia suka membaca dan belajar kan?" Aku lalu menambahkan: "Lakukan role-playing. Perankan diri yang bodoh, supaya Hana berpikir: 'Oooh, ternyata Kaka ada bodoh- bodohnya juga seperti aku!'. Dengan begitu dia merasa tak berjarak denganmu. Ajukan juga umpan-umpan pertanyaan di antara kalian yang bisa dia ikuti, sekalipun jawabannya sudah kalian ketahui. Begitulah cara parenting kami selama ini, yaitu: role-playing. Kalian tidak menyadarinya, kan?"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun