Mohon tunggu...
Tuty Yosenda
Tuty Yosenda Mohon Tunggu... profesional -

hanya perempuan kebanyakan dengan cita-cita 'kebanyakan' ;-) , yaitu jadi penonton, pemain, penutur, wasit, sekaligus ... penghibur. (^_^) \r\n\r\nblog personal saya adalah yosendascope.blogspot.com.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

[Puasa] Keluarkan Doktermu! (2)

21 Juli 2011   07:02 Diperbarui: 26 Juni 2015   03:30 175
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13112265962043545204

SELANJUTNYA aku gunakan kesempatan ini untuk menyampaikan pentingnya merencanakan alokasi waktu.

Hidup adalah masa audisi untuk kepentingan placement di masa depan, dan yang kita miliki hanyalah durasi, bukan waktu.

Jadi sehari dengan lima waktu sholat bagaikan seumur hidup dengan lima babak kehidupan.

LIMA BABAK ??

Sebentar, garis besar audisi biasanya hanya terdiri dari tiga bagian, yaitu pendahuluan, isi dan penutup. Jika ada lima pembagian waktu, artinya di luar itu ada dua babak ekstra bagi kita untuk melakukan koreksi dan penyesuaian, entah berupa 'babak pendahuluan edisi revisi' atau 'babak isi versi diperbarui'.

Tentu saja kita tak bisa apa-apa terhadap babak penutup, ia tak mungkin direvisi dan diperbarui secara langsung (kecuali oleh mereka yang beruntung ... bangkit dari kuburnya ;-( ). Yang penting, ketika kita merevisi dan memperbarui babak-babak awal, sebenarnya revisi dan pembaruan itu akan meliputi babak penutupnya juga.

***

KEMBALI ke rapat persiapan bongkar-pasang (kebiasaan) ...

Aku: "Apa alasanmu memasukkan olah raga di catatanmu Dinda? Bukan karena ingin menyenangkan Bunda kan?"

Dinda: "Bukan. Karena aku tahu aku sering merasa lemah. Dan aku tahu kalau sedang bugar, aku lebih optimis dan lebih semangat. Cuma masih belum tahu bagaimana menyemangati diri untuk memulainya."

Aku: "Yah, kita memang mahluk aneh. Kita tahu olah raga itu penting, juga sholat. Lucunya, kita musti nyolong-nyolong waktu untuk melakukannya. Apa kata dokter Dimas? Pertanyaannya, bagaimana sih cara menyemangati diri?

Dimas: "Olah ragaku cukup di sekolah. Apalagi aku juga pendaki gunung. Kalau di rumah... kan Buya suka ngajak pingpong atau naik sepeda?"

Aku: "Hmm, jadi kamu cukup mengandalkan Buya untuk membuat langkah pertamanya ya. Sekarang dokter Bunda yang bicara. Motivasi memang harus selalu diperbarui, apalagi kalau motivasi lama sudah tidak mempan. Misalnya, bayangin aja kamu ini dipinjami badan, dan badan ini sudah membantumu habis-habisan. Kalau suatu saat pinjaman harus dikembalikan, masa sih dikembalikannya dalam keadaan berantakan?" (Hasilnya cukup bagus ternyata, karena membuat mereka termangu-mangu.) "Tapi kenapa kamu gak suka mandi, Dimas? Apa kata doktermu sendiri?", tanyaku sambil memecah atmosfer serius sebelumnya.

Dimas: "Dokterku sih setuju-setuju aja. Menurut dia boleh-boleh aja kok."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun