Mohon tunggu...
Maolana Syarif
Maolana Syarif Mohon Tunggu... Mahasiswa - Wiraswasta

Kuliner

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pentingnya Adab Murid terhadap Mursyid, Diri Sendiri, dan Sesama Ikhwan

8 Januari 2024   00:34 Diperbarui: 8 Januari 2024   02:02 118
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pentingnya adab murid terhadap Mursyid, diri sendiri, dan sesama Ikhwan.

Adab memiliki sebuah arti kesopanan, keramahan, dan kehalusan Budi pekerti. Adab juga bisa disebut kepandaian dan ketepatan dalam mengurus segala sesuatu.

Tetapi adab yang dimaksud penulis disini ialah seorang murid terhadap mursyid, murid terhadap dirinya sendiri, dan sesama Ikhwan muslim yang lain,.

Secara etimologis murid artinya orang yang berkehendak, berkemauan dan mempunyai cita cita. Dalam istilah tarekat orang yang bermaksud menempuh jalan untuk dapat sampai ketujuan, yakni keridhoan Alloh SWT. Secara institusional murid adalah pengikut suatu aliran tarekat yang menghendaki pengetahuan dan pengalaman tarekat yang bersangkutan. Tahapan tahapan yang mesti di alami murid dalam kitab AL-ANWAR AL-QUDSIYYAH ialah;

1. Mendengar

2. Memahami

3. Mengetahui

4. Menyaksikan

5. Marifat.

    Untuk mencapai tujuannya, seorang murid perlu guru, guru dimaksud ialah Mursyid. Kewajiban murid terhadap mursyidnya ialah

1. Menyerahkan diri lahir batin.

2. Menurut dan mematuhi perintah gurunya.

3. Tidak boleh mengunjungi gurunya.

4. Tidak boleh melepaskan ikhtinya sendiri

5. Harus selalu ingat kepada gurunya (robithoh)

6. DLL.

    Syihabuddin as-Sukhrowardi menjelaskan ada lima belas macam perilaku (adab) seorang murid di hadapan Mursyidnya. Ialah;

1. Keyakina penuh pada syekh dalam ajaran, bimbingan, dan penyuciannya atas murid muridnya.

2. Ketetapan hati yang sempurna untuk mendatangi syekh.

3. Mematuhi perintah syekh.

4. Tidak melawan, Lahir maupun batin.

5. Menafikan kehendak dan keinginannya sendiri.

6. DLL.

Teman-teman bisa liat di buku "Tasawuf dan Tarekat" Dimensi Esoteris Ajaran Islam. Karya Dr. H. Cecep Alba,M. A.

Adab terhadap diri sendiri juga tidak kalah penting temen temen, mulai dari meninggalkan pergaulan dengan orang-orang yang jahat,agar kita tidak terjerumus kedalamnya. Banyak banyak berdzikir karena dengan berdzikir bisa menghapus dosa dosa kita mulai dari kecil maupun besar. Bahkan dalam kitab miftahus-shudur menjelaskan dalam sekali dzikir bisa menghapus 4000 dosa besar, (Dzikir yang memenuhi syarat).

Kita juga harus meninggalkan sikap berlebihan baik dalam urusan makan, minum, pakaian, maupun hubungan suami istri. Kata imam Al-Ghazali : "Alloh menjadikan kelebihan makan, minum di dunia sebagai penyebab kerasnya hatidan lambannya fisik melakukan ketaatan dan mendengar nasihat". Selain dalam urusan berlebihan kita juga tidak boleh " Toma' " teman-teman, Toma' bisa diartikan (Berharap) kepada apa yang ada ditangan manusia lain. Alloh ga suka itu.

Sering sering "Muhasabah" dan ber"tafakur" agar kita tidak termasuk golongan yang iri dengki dan tidak bersyukur atas apa yang telah Alloh kasih kepada kita.

Sedangkan adab untuk sesama Ikhwan, Ialah :

1. Mencintai Ikhwan tarekat seperti ia mencintai dirinya sendiri.

2. Memulai mengucapkan salam, bersalaman, dan berbicara dengan bahasa yang menyenangkan jika bertemu dengan sesama Ikhwan. Nabi bersabda: "Apabila dua orang muslim bermushafahah (berjabat tangan) maka keduanya diampuni dosanya sebelum berpisah."

3. Bergaul sesama Ikhwan dengan akhlak yang baik. Nabi bersabda: "Orang mukmin yang paling sempurna imannya adalah orang yang paling baik akhlaknya"(HR. TIRMIDZI dan IBN Hibban).

4. Bersikap tawadhu kepada Ikhwan. Nabi bersabda: "Barang siapa bertawadhu karena Alloh, maka Alloh akan mengangkatnya ke martabat yang tinggi, ia merasa kecil padahal di mata manusia ia adalah seorang yang besar. Siapa yang takabur, maka Alloh akan merendahkannya, dimatanya ia besar padahal di mata manusia yang lain ia seorang yang kecil, bahkan ia sungguh lebih hina ketimbang anjing atau babi." (HR. Ahmad Bazzar dan Tabrani).

Imam Syafi'i berkata: "Tawadhu itu termasuk akhlak al-karimah, sedangkan takabur itu termasuk akhlak yang buruk.

5. Mencari keridhoan mereka dan anda harus memandang mereka lebih baik dari pada anda sendiri, selanjutnya saling menolong dalam kebaikan dan taqwa, Alloh SWT berfirman:

"Bertoling menolong lah kamu dalam kebaikan dan ketaqwaan, dan janganlah bertoling menolong dalam dosa dan permusuhan."

Nabi bersabda: "Bila Alloh menghendaki seorang pemimpin itu baik, maka ia akan mengangkat menteri yang benar, jika pemimpin lupa, maka menteri mengingatkannya, dan apabila ia ingat maka ia menolongnya. Apabila Alloh menghendaki selain itu, maka Alloh memberi baginya pembantu yang lacut, apabila pemimpin lupa maka ia tidak akan mengingatkannya, dan Apabila ia ingat Ita tidak akan menolongnya" (HR. Abu Dawud).

7. DLL.

NOTE: Jangan dijadikan alesan untuk mencintai seseorang lawan jenis, untuk mencintai kita dengan alesan mencintai seperti mencintai kita sendiri 

Oke teman - teman 

Hhe.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun