Yang menggambarkan susasana cerita dalam novel ini cenderung keras. Besar dan dilahirkan di tengah hutan lebat Sumatra menjadikan fisik Bujang kuat. Belum lagi ketika Bujang dewasa yang hidup merantau, selalu menginginkan posisi Bapaknya dulu untuk menjadi tukang pukul yang disegani. Selama dua puluh tahun lamanya Bujang hidup bersahabat dengan kekerasan dan jauh dari Tuhan. Namun Bujang selalu ingat pesan Mamak ketika Bujang meninggalkan kampung halamannya. pesan Mamak untuk tidak memakan daging babi ataupun daging anjing. Bahkan Bujang pun tidak pernah menyentuh tuak ataupun minuman alkoholnya.
"Aku tahu sekarang, lebih banyak luka di hati bapakku disbanding di tubuhnya. Juga mamakku, lebih banyak tangis di hati Mamak disbanding di matanya." (Cover belakang Novel)
Alur yang digunakan pada cerita selalu berjalan maju namun banyak potongan-potongan yang sengaja hilang untuk memeberikkan sensasi penasaran untuk pembaca. Untuk menghadirkan potongan-potongan yang hilang itu banyak sekali kejadian mengulang ke masa lampau, dengan begitu cerita berjalan sesuai seperti yang diharapkan penulis. Dengan menggunakan alur campuran, novel ini mengajak pembaca fokus untuk masuk ke dalam cerita. Penulis menggunakan simbol tiga bintang (***) saat membatasi lingkup waku yang diberikan, seperti dalam contoh: (Bab1, Hlmn. 1-2)
Latar Belakang Penulis
 "Tere Liye" bukanlah nama asli pengarang novel popular yang kita kenal, melainkan Darwis. Pemilik nama Darwis ini lahir di pedalaman Sumatra, berasal dari keluarga petani, juga seorang ayah dari Abdullah Pasai. Riwayat pendidikannya sendiri tidak jauh dari tempat beliau dibesarkan  antara lain, SDN 2 Kikim Timur Sumatera Selatan, SMPN 2 Kikim Timur Sumsel, SMUN 9 Bandar Lampung, serta Fakultas Ekonomi UI. Profesinya sebagai penulis diakuinya hanya sebagai hobi, profesinya sampai saat ini ialah seorang akuntan.Â
Tere Liye berumur 38 tahun, menjalankan kehidupan karir dan menulis. Beberapa karyanya pun sudah diangkat ke layar kaca, beberapa novel pun sudah go international. Tidak sedikit novel-novel Tere Liye diterjemahkan ke dalam Bahasa Inggris kemudian didistribusikan keluar Indonesia. Salah satu buku dari kesekeian karya Tere Liye ini keluar pada tahun 2015 silam. Novel "Pulang" ini keluar setelah novel series "Bulan", setelah "Bumi".Â
Pemilik nama pena Tere Liye ini selalu mengungkit cerita sederhana. Tokoh utama yang ditemukan pada novel ini pula memiliki beberapa kesamaan dengan si penulis seperti besar di pedalaman Sumatra dan berasal dari keluarga sederhana. Namun cerita yang disuguhkan pada novel ini dibuat serius, dengan konflik yang dibuat bertubi-tubi tapi tetap ada jalan terbuka sebagai penyelesaian.Â
Banyak yang menyukai novel karya Tere Liye ini, karena bahasa yang digunakan bahasa sehari-hari, nyaman pula untuk dibaca. Tere Liye selalu memberikan deskripsi suasana mendetail di setiap adegan, tentunya secara tertulis. Selalu ada pesan yang dapat didapat dari novel-novel Tere Liye ini, dengan pembawaan yang ringan, banyak pembaca yang menyukainya.