Mohon tunggu...
M. A. Octaviani
M. A. Octaviani Mohon Tunggu... -

Student of Sampoerna Academy. Part of Hornbill House.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Bedah Novel "Pulang" Karya Tere Liye

24 Februari 2018   18:15 Diperbarui: 24 Februari 2018   18:31 26643
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kopong sebagai kepala tukung pukul keluarga Tong. Kopong sangat setia kepada Bujang dan merupakan salah satu kepercayaan Tauke, bahkan hingga mati pun tetap pada pendiriannya bersama Keluarga Tong.

Banyak tokoh yang dapat dijumpai juga membuat pembaca pun dijadikan sulit karenanya, banyak dintaranya menggunakan nama yang jarang digunakan, sehingga susah pula untuk diingat. Namun, nama yang diberikan penulis memenuhi watak yang dibayangkan. Tokoh-tokoh ini mendukug jalannya cerita diantaranya Basyir yang menjadi sahabat Bujang setelah Bujang menetap di provinsi. Kemudian Mansyur, orang kepercayaan Keluarga Tong dengan posisi kepala keuangan dan logistik, tugasnya menutupi kejanggalan dari dampak aksi-aksi yang dibuat Keluarga Tong karena bisnis yang dijalankan Keluarga Tong merupakan bisnis ilegal.

Bujang besar dalam Keluarga Tong dan menjadi orang besar, dikenal dengan julukannya 'Si Babi Hutan' yang tak punya rasa takut, punya kemampuan di akademik maupun bela diri. Bujang dilatih menjadi penembak jitu dengan bantuan Salonga yang menjadi buronan saat itu. Bujang mengejar gelarnya dengan bantuan Frans si Amerika yang disisi lain menjadi penerjemah pribadi Keluarga Tong. Serta guru terakhir Bujang yakni yang menuntun Bujang untuk kembali pulang, yang menjadikan Bujang seorang samurai sejati, yaitu guru Bushi.

Ada pula yang selalu menemani Bujang di setiap aksi diantaranya White, Edwin, Joni, Yuki, Kiko, Perwez, serta tukang pukul Keluarga Tong yang tidak disebutkan namanya. Kemudian yang terakhir ada Tuanku Imam disebutkan sebagai ahli agama yang ternyata merupakan kakak tertua mamak Bujang 

Latar tempat yang terdapat dalam novel 'Pulang' ini berlokasi di pedalaman Sumatra, yakni tempat Bujang dibesarkan.

"Setelah sejenak basa-basi, kami akhirnya berangkat. Mamak berdiri di atas anak tangga bersama ibu-ibu lain, menatapku penuh rasa cemas. Aku melangkah mantap mengikuti rombongan. Mulai mendaki lereng, melewati jalanan setapak, menuju jantung rimba Sumatra." (Bab 1, Hlmn. 8)

Tak sampai dewasa, masa depan Bujang dihabiskan di Provinsi tempat Keluarga Tong bersemayam. Namun, Keluarga Tong memperluas usaha hingga berpindah markas ke tempat yang lebih penting, mereka pindah ke Ibu Kota.

"Adalah Basyir orang pertama yang kutemui saat tiba di Kota-bukan Ibu Kota ini, melainkan masih di Kota Provinsi" (Bab 4, Hlmn. 38)

Ada pula latar waktu yang digunakan, pergantian waktu yang diberikan bisa dua sampai tiga kali dalam satu bab. Waktu yang dimaksud bukan latar yang menunjukkan pergantian hari, tetapi lebih kepada pergantian tahun ke tahun menceritakan kembali ke masa remaja Bujang saat berlatih keras.

"Dua puluh tahun lalu, gerimis turun saat empat mobil jib melintasi gerbang selamat datang Kota..." (Bab 4, Hlmn. 38)

"Kembali ke hari yang menyedihkan tiga belas tahun silam, saat aku masih berumur dua puluh dua tahun. Kematian Mamak mengambil separuh semangat hidupku." (Bab 14, Hlmn. 209)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun