Mohon tunggu...
Andri Setiawan
Andri Setiawan Mohon Tunggu... Freelancer - Aku Membaca Maka Aku Ada

Kemampuan terbesar manusia adalah bergosip dan berimajinasi

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Tujuh yang Berulang-ulang

14 Mei 2021   08:39 Diperbarui: 14 Mei 2021   08:43 4691
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

6. Bangsa atau Kaum Nabi Syu'aib (Khatib al-Anbiya atau sang orator) Nabi Syuaib mendapat gelar demikian karena kefasihannya, kemampuan komunikasi, dan amalannya yang kuat. Allah SWT mengutus Nabi Syuaib kepada kaum Madyan dan Aikah. Nabi Syuaib menetap di Kota Madyan yang kini menjadi Yordania. Negeri Syam adalah kota perdagangan dan pertanian terbesar di dunia pada zamannya, Kisahnya disebut sebanyak 10 kali dan Bangsa Aikah sebanyak 4 kali. Kata "Syu'aib" disebut sebanyak 11 kali dalam Al Quran. Kisah mereka diceritakan dalam surah Hud(11) ayat 84-95, Al-Hijr(15), ayat 78-79 dan surah Asy-Syu'ara ayat 176-191.

7. Bangsa atau Kaum Nabi Musa dan Harun yang dikenali sebagai Bangsa Fir'aun. Mayoritas pengikut Nabi Musa dari kalangan Bani Israel. Beliau berdua hidup di Era Mesir kuno. Dan kita tahu Mesir kuno termasuk bangsa yang memiliki peradaban maju yang peninggalannya masih bisa kita saksikan sekarang, contohnya Piramida. Kisah mereka sering diulang-ulang dalam Al Quran. Kata Fir'aun diulang sebanyak 74 kali dan kata "Musa" diulang sebanyak 136 kali. 

Suatu hal yang perlu digarisbawahi kembali, bahwa tidak semua kisah sejarah para Nabi dan Rasul Nya ditulis secara panjang dan berulang-ulang didalam Al-Quran. Sehingga membutuhkan ketelitian dan kesucian pikir untuk memahami maknanya yang sejati. Jangan lupa juga, Nabi Daud dan Nabi Sulaiman, yang bukan hanya sebagai nabi, melainkan juga raja yang menguasai dunia manusia. Sezaman dengan Bangsa Saba yang juga memiliki peradaban maju. Dan Rasul Muhammad hadir di era Romawi dan Persia, 2 imperium besar yang memiliki warisan teknologi dan ilmu pengetahuan melimpah. Para nabi ini tentu bukan tidak memahami perkembangan zamannya termasuk teknologinya. Bahkan beliau-beliau adalah orang-orang yang paling faham zaman dan manusianya.

Bagaimana dengan era sekarang?

Sama saja. Kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan bisa melupakan dan melalaikan manusia tentang hakikat dirinya, lupa kepada Tuhan, malah merasa dirinya tuhan. Sehingga perlu diperingatkan kepada siapa pemilik kuasa sesungguhnya. Era sekarang, yang merupakan eranya risalah Nabi Muhammad, penerus ajaran beliau harus terus memberikan pencerahan kepara masyarakat sekarang yang dilingkungi kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan. Rasulullah tidak mengajarkan untuk meninggalkan keduanya, justru mengajarkan untuk mempelajarinya, dan tetap memperingatkan manusia tentang Tuhan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun