Punya lelah, punya sedih, punya cacat sana sini.Â
"Tapi tak mengapa." Pikir lelaki Nona.
"Tak mengapa dia kurang menghargaiku kadang-kadang. Yang penting dia tahu kalau segala upayaku sudah yang terbaik untuknya. Segala peluh, air mata, darah sudah kutumpahkan untuknya. Aku sudah berpayah-payah demi kebahagiaannya. Yang penting ia sudah sadar akan hal itu, meski sadarnya kadang-kadang pula."Â
Mau bagaimana lagi, Nona. Lelaki memang makhluk hierarki. Ingin selalu dihargai dan dipahami.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!